BerandaPasar Kreatif
Rabu, 26 Sep 2023 11:53

Tren Hidangan Sehat di Kafe Kekinian Omah Sari Gunung

Hidangan di Omah Sari Gunung terbuat dari bahan-bahan alami. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Di Omah Sari Gunung yang ada di Pati, kamu bisa menikmati makanan tradisional dan sehat di tempat yang kekinian. Lebih asyik lagi, di sana udaranya sejuk dan pemandangannya indah.

Inibaru.id - Selalu ada manfaat yang besar saat kita mau memilih untuk mengonsumsi makanan-makanan sehat dari bahan yang alami. Tapi sering kali, kita tergiur dengan berbagai olahan makanan cepat saji yang mengandung banyak "racun" bagi tubuh.

Kini, makan dan minum makanan sehat kembali menjadi tren. Banyak kafe dan restoran kekinian yang menyajikan hidangan berbahan alami, memenuhi kebutuhan mereka yang ingin menjalankan pola hidup sehat.

Kalau sedang ke Pati, kamu bisa mampir ke Omah Sari Gunung. Di tempat wisata yang berada di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati ini ada kafe kekinian yang menyajikan menu sehat.

Baru dibuka pada Bulan Kemerdekaan 2023, Omah Gunung Sari menyajikan berbagai menu dengan bahan dasar alam yang segar dan diambil dari alam sekitar. Kamu bisa memilih menu favorit yaitu sayur lompong, sayur tewel, nasi jagung, dan singkong keju. Tak hanya itu, minumannya juga terbuat dari bahan alami seperti wedang uwuh, wedang rempah, dan wedang kelor.

Pesanan pengunjung Omah Sari Gunung ini siap diantar ke meja. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Pemilik kafe, Dany Bayu Setiawan mengungkapkan bahwa tren makanan alami sekarang semakin diminati oleh banyak orang, nggak terkecuali anak-anak muda. Karena selain rasanya yang autentik, masakan berbahan alami ini juga baik untuk kesehatan tubuh.

"Tren makanan sekarang itu kembali ke alam lagi, mbak. Makanya, menu wedang-wedangan ini trendy,” terang lelaki yang kerap disapa Bayu itu.

“Contoh saja ini teh wedang kelor. Ini khasiatnya baik untuk tubuh karena bisa untuk pengobatan dan detoksifikasi racun di dalam tubuh,” imbuh lelaki 34 tahun itu.

Memajukan Ekonomi Sekitar

Berbagai olahan produk Sari Gunung yang berasal dari bahan-bahan alam sekitar. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Bayu tak hanya menjual makanan lezat, tetapi juga berupaya untuk berkontribusi memajukan perekonomian desa setempat. Terlihat dari semua bahan makanan yang digunakan berasal dari kerja samanya dengan petani di desa Gunungsari, tanpa perlu impor.

Bayu juga memproduksi berbagai olahan makanan ringan dan minuman khas Gunungsari berupa teh daun kelor, kopi jahe merah, keripik ubi ungu, nasi jagung instan, sampai keripik pisang dan keripik tempe.

“Kami bekerja sama dengan para petani di Gunungsari sendiri. Tidak perlu impor bahan-bahan makanan karena kami juga ingin mendukung perekonomian lokal," terang Bayu.

Untuk menarik pelanggan, Bayu memanfaatkan relasi sosialnya di beberapa klub motor dan klub mobil di Pati. Dia juga aktif mempromosikan kafe ini melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook dan Google Maps.

Potret pengunjung menikmati hidangan di Omah Sari Gunung. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Salah satu pengunjung yang berasal dari Kecamatan Trangkil, Eko dan Sulis mengaku mengetahui kafe ini dari media sosial. Mereka datang bersama dua anak mereka dan mencoba berbagai menu tradisional, termasuk mie kemantren dan kopi kemantren.

"Rasa kopi kemantrennya benar-benar terasa pahitnya," kata Eko sambil menunjukkan cangkir kopinya.

"Untuk segi rasa juga lumayan, apalagi harganya terjangkau. Dan ada banyak pilihan makanan tradisionalnya," imbuh Sulis tersenyum ramah.

Omah Sari Gunung menjadi bukti di era makanan modern, makanan alami bisa tetap relevan dan menarik untuk dinikmati . Dengan cita rasa yang autentik dan kontribusi positif pada masyarakat lokal, kafe ini adalah destinasi kuliner yang layak untuk dikunjungi, Millens. (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024