Inibaru.id - Pada siang yang cerah sekitar pukul 14.00 WIB beberapa hari yang lalu, saya dan seorang teman memutuskan untuk menjelajahi keindahan desa Gunungsari, Pati. Kami berdua memiliki tujuan yang sama: mengisi perut dengan makanan lezat dari sebuah tempat makan unik yang baru saja diresmikan pada 13 Agustus 2023 lalu.
Kafe yang menjual berbagai kuliner zaman dulu ini bernama Omah Sari Gunung, terletak di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati.
Setibanya di kafe ini, kami disambut gazebo-gazebo yang menghiasi halaman depan. Tempatnya sangat luas. Ada beberapa pohon pinus di sekitar kafe yang memberikan suasana sejuk dan alami.
Setelah melangkahkan kaki masuk ke dalam cafe, kami mendapati suasana yang begitu berbeda. Di dalamnya, terdapat banyak kursi kayu yang tertata rapi dengan sentuhan tradisional.
Kami memilih duduk tak jauh dari tempat pemesanan. Sesaat setelah melihat daftar menu, saya langsung mengerti mengapa kafe ini menarik begitu banyak perhatian pengunjung.
Omah Sari Gunung menghidangkan berbagai olahan khas pedesaan yang sudah langka dijumpai di era modern ini. Ada nasi jagung, ingkung ayam, sayur tewel, sayur lompong, mi kemantren, dan masih banyak lagi.
Melestarikan Kuliner Zadul
Tak berapa lama setelah kami memesan, seorang pria dengan kemeja rapi datang menghampiri. Dialah Dany Bayu Setiawan, pemilik kafe yang akrab disapa Bayu. Lelaki 34 tahun itu menjelaskan bahwa kafe ini sengaja menjual kuliner tradisional agar warisan budaya kuliner kita tidak terlupakan.
"Makanan tradisional seperti ini sudah susah banget ditemui, mbak. Makanya kami coba untuk mengangkat kembali kuliner zadul ini dengan konsep penataan yang lebih menarik," kata Bayu sambil tersenyum.
Pernyataan Bayu memang benar adanya. Saat menu andalan mereka, nasi jagung, disajikan di meja, saya langsung terpukau karena penampilannya yang cantik dan menggoda selera.
"Nah, nasi jagung inilah menu andalan kami yang paling banyak diburu pelanggan. Kami mencoba menyajikannya dengan tampilan yang lebih estetik dan instagramable, kalau kata anak muda," ujar Bayu diiringi gelak tawa.
Bayu juga menjelaskan, untuk minuman ada wedang uwuh, wedang rempah, dan lemon madu yang menjadi favorit para pengunjung Omah Gunung Sari.
Harga Ramah di Kantong
Meski menu-menu di Omah Sari Gunung unik dan jarang saya jumpai di tempat lain, bukan berarti harganya mahal, lo. Menurut saya, harga semua menu di sana tergolong affordable dengan kualitas hidangan tetap nomor satu.
"Kami buka setiap hari dari pukul 8 pagi sampai pengunjung habis. Mau sampai fajar, kami juga siap melayani," tandas Bayu dengan semangat.
Setelah mengobrol dengan sang pemilik kafe, saya jadi tahu, Omah Sari Gunung tak sekadar tempat makan, tetapi juga tempat yang menghidupkan kembali cita rasa kuliner tradisional Jawa. Jadi, jika kamu berada di sekitar Pati, jangan ragu untuk mampir ke sini. Temukan keindahan kuliner tradisional yang sudah hampir terlupakan di sini, ya! (Rizki Arganingsih/E10)