Inibaru.id - Di suatu sore beberapa hari lalu, saya bertemu dengan seorang ilustrator digital asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kami sepakat saling berjumpa di sebuah kafe, jadi bisa mengobrol sambil mencecap kopi.
Saya sampai lebih dulu ketimbang Muhammad Burhan Yusuf, nama ilustrator tersebut. Nggak sampai dua tegukan kopi, seorang pemuda berkemeja dominan biru menghampiri saya. Gayanya santai. "Halo, saya Burhan!" sapanya ramah sembari meletakkan perangkat tempurnya: sebuah tab, pen, dan laptop.
Setelah memesan minum dan sedikit ngobrol ringan, Burhan segera membuka tab dan menunjukkan hasil pekerjaannya kepada saya. Bagus. Kentara sekali dia telah cukup berpengalaman memadukan skill menggambar dan teknologi modern untuk menciptakan karya ilustrasi digital.
Selesai berdecak kagum, segera saya tanyakan alasannya menjadikan ilustrasi digital sebagai ladang pendapatannya. Dia tersenyum. Setelah meneguk kopi pesanannya, lelaki asal Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, itu pun mulai bercerita tentang ketertarikannya pada pekerjaan ini.
Bermula dari Hobi Menggambar
Semua bermula dari hobi Burhan sewaktu kecil, yaitu menggambar. Pemuda lulusan SMK Jurusan Multimedia itu sering menghabiskan waktunya dengan pensil, kertas, dan imajinasinya yang liar. Semangatnya untuk menggambar itu pun semakin berkobar saat dia dikenalkan oleh seorang teman tentang ilustrasi digital.
“Dulu aku tahunya hanya menggambar dan melukis di atas kertas. Setelah kenal dengan dunia ilustrasi digital, aku semakin tertarik untuk belajar secara mandiri. Apalagi ilustrasi digital ini sangat laku dijual,” terang lelaki berusia 23 tahun itu kepada Inibaru.id.
Burhan mengaku dirinya adalah tipe orang yang tidak ragu untuk mencari tahu lebih banyak. Dia kemudian mulai mencari referensi dan aktif bertanya kepada ilustrator digital senior melalui platform media sosial.
“Sebagai seorang pemula, aku aktif bertanya kepada para senior lewat DM di medsos. Sering juga nonton live Instagram atau Tiktok para ilustrator digital lain. Dari sini, aku jadi punya banyak relasi para ilustrator digital,” ujar Burhan.
Peralatan Harus Mumpuni
Di awal perjuangannya, salah satu kendala yang dihadapi oleh Burhan adalah peralatan atau device untuk menggambar. Agar bisa membuat karya yang semakin berkualitas, Burhan mengaku membutuhkan perangkat yang mumpuni.
“Aku rela puasa buat beli laptop ini, Mbak. Aku juga masih ingat betul teman-temanku memberi support moral dan finansial untuk membantu meraih mimpiku,” jelasnya sembari tersenyum mengingat perjuangannya dulu.
Namun, Burhan mengingatkan bahwa perangkat yang mahal bukanlah satu-satunya jalan. Dia menjelaskan bahwa ponsel pintar pun bisa digunakan.
“Asalkan mau konsisten belajar, pakai HP juga nggak masalah, kok. Banyak temanku yang membuat ilustrasi pakai HP tapi cuannya dollar semua," terangnya.
Jemput Bola ke Klien
Memiliki kemampuan dan peralatan yang cukup tak lantas membuat Burhan dengan mudah mendapatkan klien. Dia harus melakukan promosi dengan cara mengunggah karyanya di media sosial seperti Instagram, Facebook, Behance, bahkan memasang pin di Pinterest. Burhan juga menggunakan taktik jemput bola untuk mempromosikan karyanya kepada calon klien.
Pemuda yang sudah tiga tahun berkecimpung di dunia ilustrasi digital itu juga menekankan pentingnya membangun hubungan baik dengan klien. Dia selalu menjadikan klien sebagai teman dan selalu meng-update perkembangan karya setiap hari. Burhan juga memberikan mock-up karya meskipun tidak diminta, sebagai bukti bahwa dia mengerjakannya dengan sepenuh hati.
"Adab dan sopan santun dalam menanggapi klien itu penting. Ada langgananku dari Malaysia, aku tanya kenapa suka pesan di aku. Katanya, aku orangnya ramah dan sopan sama klien," tandas Burhan.
Percakapan kami di kafe selesai setelah saya puas melihat hasil karya yang dia posting di Instagramnya @tandukpurba_. Kepadanya saya belajar tentang semangat memelihara mimpi dan berjuang untuk mewujudkannya. Jika yang dikejar adalah sesuatu yang kita cintai, maka seperti Burhan, kita akan terus belajar dan selalu cari cara untuk sukses. (Rizki Arganingsih/E10)