BerandaPasar Kreatif
Jumat, 29 Agu 2024 19:11

Sertifikasi Kompetensi untuk Pelaku Ekonomi Kreatif, Seberapa Efektif?

Pelatihan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi upaya Kemenparekaf untuk meningkatkan SDM para pelaku ekraf. (Inibaru.id/ Galih PL)

Agar memiliki daya saing yang baik dan memberikan proteksi terhadap pelaku ekonomi kreatif, Kemenparekraf menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi.

Inibaru.id – Sektor ekonomi kreatif (ekraf) yang terus meningkat dari tahun ke tahun telah menjadi ranah yang diperhitungkan di Tanah Air. Namun, managemen yang buruk acap membuat pelaku ekraf gagal bersaing dan nggak jarang tumbang di tengah jalan, nggak terkecuali di Kota Semarang.

Hal ini sebagaimana dikatakan Kepala Bidang Kesenian Dinas Pariwisata Semarang Deasy Ismalia dalam pelatihan Sosialisasi Standar dan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang digelar di Kota Lunpia, Kamis (29/8).

Bertempat di Metro Park View Hotel, Kawasan Kota Lama Semarang, Deasy mengungkapkan, kurangnya profesionalisme dan managemen usaha para pelaku ekraf membuat sektor ini nggak maksimal dan acap nggak bisa bersaing dengan baik.

“Padahal, ini adalah sektor strategis yang memiliki arti penting. Karena itulah dibutuhkan keterampilan yang memadai dan memiliki kompetensi agar kita memiliki daya saing,” terangnya di hadapan ratusan anak muda yang didominasi para pelaku usaha dan ekraf tersebut.

Punya Potensi

Deasy Ismalia mengungkapkan, ekraf punya potensi yang besar di Semarang. (Inibaru.id/ Galih PL)

Menurut Deasy, ekraf sejatinya punya potensi yang besar di Semarang. Dalam tiga tahun terakhir, pariwisata di Kota ATLAS telah mendominasi Jawa Tengah, yang tentu saja akan sejalan dengan bisnis ekraf di kota ini.

“Maka, penting bagi para pelaku ekraf untuk mempelajari dan mempraktikkan managemen usaha ini,” terangnya. “Tingkatkan hospitality dan SDM agar ke depan juga bakal berdampak positif terhadap ekonomi Semarang.”

Hal ini juga dibenarkan anggota Komisi X DPR RI Lestari Moerdijat yang turut hadir untuk membuka pelatihan yang diselenggarakan Kemenparekraf ini. Dalam sambutannya, perempuan yang akrab disapa Rerie ini mengatakan, ekraf punya dimensi yang luas dan magnitude yang besar.

“Ekonomi kreatif menggerakkan dan memantik kreativitas, khususnya anak muda, sekaligus mempertahankan kekhasan subjek, sekaligus menjadi tumpuan dan pilihan,” kata dia. “Sektor ini telah melibatkan puluhan juta tenaga kerja dan perputaran ribuan triliunan rupiah.”

Banyak yang Bisa Digali

Ekraf ditempatkan sebagai cara untuk memajukan pariwisata. (Inibaru.id/ Galih PL)

Menurut Rerie, banyak hal yang bisa dieksplorasi dari pariwisata dan ekraf. Maka, keberadaan sertifikasi kompetensi diperlukan karena merupakan pembelajaran berbasis penguatan dan peningkatan kompetensi untuk inovasi dan promosi produk secara berkelanjutan.

“Di sini, ekraf ditempatkan sebagai cara untuk memajukan pariwisata, menjaga budaya, lingkungan, dan menggali gagasan-gagasan baru yang bersumber pada kearifan lokal, termasuk berbagai kesenian di dalamnya,” terang Wakil Ketua MPR RI itu.

Menurut Rerie, hal ini menjadi kesempatan bagi anak muda untuk mencoba mengembangkan diri, selain mencukupi kebutuhan keuangan. Untuk memilih sektor ini, yang diperlukan adalah mau berkeringat. Dia tahu, nggak semua orang cocok kerja di kantor, karena itulah sektor ekraf bisa jadi salah satu solusinya.

“Di sektor ini, mungkin akan sulit menjelaskan kepada orang tua tentang usaha yang kita lakukan ini, tapi yakinlah bahwa ekraf sangat luas. Sudah banyak yang berhasil. Angkanya (penghasilan) juga nggak kaleng-kaleng,” papar Rerie.

Proteksi untuk Pelaku Usaha

Sertifikasi merupakan bentuk proteksi terhadap para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekraf. (Inibaru.id/ Galih PL)

Ketua Tim Pengembangan Kapasitas-Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda Yudistiro Bayu Aji yang hadir menggantikan Direktur Standarisasi Kompetensi Kemenparekraf. Menurutnya, potensi Semarang sudah nggak perlu dipertanyakan lagi. Namun, bukan berarti orang-orangnya nggak perlu wawas diri.

“Sektor pariwisata sangat bergantung pada interaksi atau kunjungan. Maka, dukungan SDM, termasuk para pelaku ekraf, yang standar dan kompetensi sangat diperlukan, karena itulah kami menyelenggarakan sertifikasi,” terangnya.

Dalam pelatihan bertema Pentingnya Standardan Sertifikat Bagi SDM Ekonomi Kreatif ini, Bayu menekankan, selain untuk meningkatkan kemampuan SDM, sertifikasi juga merupakan bentuk proteksi terhadap para pelaku usaha di sektor tersebut.

“Perjanjian tenaga kerja bebas ASEAN membuat siapa pun bisa bekerja di negara ini. Maka, sertifikasi ini merupakan cara agar kita bisa bersaing dan menjadi pemenang di negeri kita sendiri,” tegasnya dalam acara yang diikuti talkshow bersama Master Asesor Kompetensi BNSP Vera Damayanti ini.

Berdasarkan penjelasan tersebut, apakah menurutmu sertifikasi kompetensi ini benar-benar akan berdampak positif bagi para pelaku ekonomi kreatif di Tanah Air? (Galih PL/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024