BerandaPasar Kreatif
Kamis, 14 Des 2022 16:00

Serba Zadul di Kafe Gethe, Tempat Hangout Unik di Kampung Sekayu

Kafe Gethe acap terlewat begitu saja saat kita melintasi Kampung Sekayu Semarang. Padahal, tempat ini begitu mengasyikkan untuk disinggahi, lo. (Inibaru.id/ Finka Rachma)

Mencari tempat hangout unik di Kota Semarang, jangan lupa mampir ke Kafe Gethe yang serba zadul. Lokasinya nggak jauh dari Kampung Sekayu.

Inibaru.id - Kafe Gethe, kali pertama ke tempat ini, saya langsung jatuh cinta; bukan terhadap orang yang mengajak saya, tapi suasana kafe yang terasa zadul banget. Bangunan, perabot-perabot lawas, hingga penerangan lampu bohlam yang kekuningan benar-benar membuat saya takjub.

Saya nggak menyangka di tengah ingar-bingar dan gemerlap jantung Kota Semarang masih ada satu kafe ala "rumah nenek" yang nyempil di dalamnya. Oya, Kafe Gethe berada di salah satu gang sempit nggak jauh dari Jalan Pemuda, jalur protokol yang membelah ibu kota Jawa Tengah tersebut.

Memasuki kedai ini, saya jadi teringat Funiculi Funicula, kafe kecil di gang sempit di Tokyo dalam novel sekali duduk karangan Toshikazu Kawaguchi. Bedanya, di sini nggak bisa memesan kopi yang mampu mengantarkan saya ke masa lalu laiknya dalam cerita yang telah diadaptasi menjadi film berjudul Cafe Funiculi Funicula (2018) tersebut. Ha-ha.

Kafe Gethe baru dibuka lima bulan lalu, didirikan oleh Meli dan Ari. Perlu kamu tahu, Sekayu adalah tempat sastrawan kenamaan NH Dini dilahirkan. Di kampung ini juga ada Masjid At Taqwa, masjid tertua di Jateng yang usianya delapan tahun lebih tua dari Masjid Agung Demak.

Baru, tapi Terkesan Lawas

Suasana tempo dulu yang asyik di Kafe Gethe dijamin bakal mengatasi rasa suntukmu. (Inibaru.id/ Finka Rachma)

Sejujurnya, saya nggak menyangka Kafe Gethe baru berdiri beberapa bulan, karena hampir semua hal yang melekat di kafe ini begitu lawas, bahkan hingga interior yang ditampilkan,menu yang disajikan, dan lagu yang diputar. Setiap detailnya begitu mengingatkan saya pada kunjungan ke rumah nenek.

Meli dan Ari yang saya temui di tengah kesibukan mereka melayani pembeli mengatakan, pasangan istri-suami itu sebetulnya nggak sengaja memberikan kesan "lawas" tersebut. Menurut Ari, kesan itu mungkin mulai muncul karena bangunan yang mereka gunakan, yang sebelumnya adalah kos-kosan, memang sudah tua.

"Bangunan ini sudah berdiri sekitar 300 tahun lalu. Perabot yang kami bawa, termasuk peralatan kopi yang kami pakai juga sudah ada jauh sebelum kafe buka," ujar lelaki murah senyum tersebut. "Alat (ngopi) bawa dari rumah, Mbak. Niat kami, biar kalau ada teman mau ngopi nggak perlu ke kafe."

Kafe Gethe menempati bangunan yang diyakini telah berusia ratusan tahun ((Inibaru.id/ Finka Rachma)

Selain bangunan dan perabot, Ari menambahkan, kesan zadul kemudian mereka tampilkan dari pemilihan nama di daftar menu, termasuk menu kuliner yang disajikan. Mereka memilih menggunakan bahasa Semarangan untuk memunculkan kesan tersebut.

"Nama 'Gethe' itu kalau di Semarang artinya 'rene' atau 'ke mari'," akunya.

Kata lain yang menggunakan bahasa Semarangan adalah "Kahath" yang berarti mangan (makan) untuk merujuk pada daftar makanan dan 'Ngoce' yang artinya ombe (minuman) untuk daftar minuman. Sementara, untuk kudapan, mereka menggunakan bahasa prokem "Ciak".

Menu Autentik yang Diracik Sendiri

Mi dan aneka gorengan menjadi menu masakan andalan di Kafe Gethe. (Inibaru.id/ Finka Rachma)

Ari adalah penggemar kopi. Perihal minuman hitam yang menjadi salah satu komoditas terbesar Tanah Air itu, dia cukup piawai. Meli mengungkapkan, peralatan ngopi kepunyaan suaminya terbilang lengkap, yang sebagian di antaranya mereka boyong ke Kafe Gethe.

"Kami meracik sendiri menu kopi yang akan disajikan," ujar Meli.

Perlu kamu tahu, kopi adalah menu spesial di kafe yang terletak hanya beberapa jengkal dari Masjid Sekayu ini. Bahkan, Meli mengatakan, Kopi Luwak yang menjadi salah satu minuman andalan di sini diambil langsung dari luwaknya, lo! Mereka meracik sendiri minuman tersebut,

Kopi adalah salah satu menu andalan di Kafe Gethe. (Inibaru.id/ Finka Rachma)

Oya, untuk kamu yang nggak suka kopi, kamu bisa ngoce aneka teh yang juga mereka racik sendiri, Millens. Kalau cuaca sedang dingin, kamu juga bisa memesan minuman rempah yang dijamin bakal bikin tubuhmu hangat.

"Minuman hangat atau dingin menyesuaikan selera. Kami bikin sendiri," kata dia, promosi. "Makanan dan camilan juga kami buat sendiri, jadi menunya nggak banyak."

Ari menimpali, saat ini Kafe Gethe belum memiliki pelayan lain selain dia dan sang istri. Semua keperluan kafe dikerjakan berdua, jadi daftar menunya nggak bisa banyak-banyak. Dia bahkan mengaku nggak sempat melakukan promosi, misalnya di media sosial.

"Nggak pernah promosi di medsos. Justru pengunjung yang mengekspos kafe kami, hingga ramai seperti sekarang ini," aku Ari yang segera diiyakan sang istri.

Untuk harga, kamu nggak perlu khawatir terlalu dalam merogoh kocek, kok. Menu autentik di Kafe Gethe dibanderol antara Rp4.000 sampai Rp25.000 saja. Terjangkau, bukan? So, tunggu apa lagi? (Finka Rachma/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: