BerandaPasar Kreatif
Jumat, 9 Nov 2017 11:58

Sejahterakan Masyarakat Setempat dengan Bisnis Camilan

Camilan menjadi bisnis yang terus berkembang di masyarakat. (Bisnisukm.com)

Dari bisnis camilan Farid Hidayah bisa meraih omzet ratusan juta untuk mengangkat taraf hidup keluarganya dan masyarakat sekitar.

Inibaru.id – Menjalankan bisnis sembari kuliah bukanlah pekerjaan mustahil. Hal ini sukses dilakoni Farid Hidayah. Kendati banyak menghadapi kendala, dia sukses menjalani keduanya dengan hasil yang memuaskan.

Ketika banyak remaja mengalami kebingungan selulus kuliah, Farid Hidayah tak lagi merisaukan hal tersebut. Terinspirasi dari bisnis camilan orang tuanya, perempuan berjilbab itu mendirikan UD Kurnia Jaya Semarang semasa kuliah, dan terus berkembang hingga kini.

Pada 2005, Farid mendirikan usahanya tanpa modal, dengan produk utama camilan kacang. Awalnya, usaha itu hanyalah bisnis sampingan. Dia menjualkan produk kacang oven dan kacang bawang buatan ibunya.

Baca juga: Gurihnya Bisnis Kacang Macadamia

Dilansir dari Bisnisukm.com, usaha itu ia mulai bersama Dwi Saputro, rekanan yang kini menjadi suaminya. Lantaran menyambi kuliah, Farid harus pintar-pintar membagi waktu. Hal tersebut dia akui sulit. Namun, ia berhasil melaluinya.

Pada 2010, keputusan besar diambil Farid. Untuk mengembangkan usaha, ia mencoba memproduksi bisnis camilan kacang sendiri. Berbagai kendala dia hadapi dengan keteguhan hati dan pantang menyerah. Sembari menjalankan bisnis, dia bahkan masih mengajar selepas lulus kuliah.

Tak lama, usaha yang semula hanyalah sampingan justru menjadi penopang utama perekonomian Farid. Bisnisnya berkembang. Tak hanya berjualan kacang biasa, dia juga menjual pelbagai makanan kecil, khususnya yang berbahan kacang-kacangan.

Menghadapi persaingan yang sengit, Farid berusaha memberikan harga yang cukup terjangkau dengan kualitas terkontrol. Ia juga memberi pilihan harga yang begitu variatif, antara Rp 4.000-120.000.

Strategi itu ternyata membuahkan hasil. Pelanggannya terus meningkat. Dalam sebulan Farid memproduksi camilan sebanyak 1 ton. Produksinya bahkan meningkat hingga 8 ton mendekati bulan Ramadan.

Baca juga: Hoki Rosie pada Tahu Jeletot

Ibu dua anak ini mengaku enggan menyetok bahan baku lantaran takut kualitasnya menurun. Ia memilih mengupah enam karyawan untuk memenuhi kapasitas produksinya itu. Mereka bertugas memproduksi kacang bangkok dan mete.

Omzet Farid saat ini Rp 70 juta per bulan. Jumlah itu meningkat hingga Rp 400 juta pas Lebaran tiba. Untuk meningkatkan produksi, saat ini dirinya tengah mencoba memperluas area pemasaran, khususnya untuk wilayah Jawa Tengah.

Motivasi terbesar Farid menjalani usaha ini adalah untuk menyejahterakan dirinya, keluarga, dan masyarakat sekitar.

“Kemenangan terbesar pengusaha adalah ketika ia dapat hidup mandiri dan bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya,” tandasnya. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024