Inibaru.id – Selain komoditas kopi, kacang macadamia ternyata juga menawarkan keuntungan yang tak kalah menggiurkan di Indonesia. Dalam keadaan mentah, satu kilogram kacang Australia ini bisa dihargai sekurangnya Rp 350 ribu.
PT Mitra Kerinci tahu betul peluang tersebut. Bersama warga Solok Selatan, Sumatra Barat, perusahaan perkebunan raksasa itu mencoba mengembangkan potensi kacang macadamia sejak 14 tahun silam. Dalam tujuh tahun terakhir, mereka telah berhasil meraih keuntungan.
Semula, Mitra Kerinci hanya menanam 740 batang pohon macadamia di area kebun teh pada ketinggian 550-700 mdpl. Namun, pada 2014, mereka kembali menanam 2.000 batang. Jumlah itu ditingkatkan sebanyak 150 pohon pada 2015.
Baca juga: Sejahterakan Masyarakat Setempat dengan Bisnis Camilan
Mandor bagian Unit Kerja Komuniti Non Teh (UKKMT) Mitra Kerinci, Lukas Barus, mengatakan, saat ini sudah disebar 1.400 batang ke warga. Bibit tersebut dihargai Rp 50 ribu per batang. Tinggi pohon macadamia yang sudah siap panen berkisar antara 6-40 meter.
Adapun untuk pembibitan, tambahnya, ada dua cara yang dilakukan Mitra Kerinci dan warga setempat hingga saat ini, yakni dengan biji dan stek.
Untuk model pertama, benih dikeringkan lalu ditanam. Rata-rata benih sudah tumbuh dalam dua bulan. Setahun pertama, bibit setinggi 20-35 sentimeter, dan akan bisa terus tumbuh hingga usia 25 tahun.
“Kalau sudah 25 tahun, pohon dikepres (dipangkas) hingga tumbuh muda lagi. Dengan begitu, masa hidupnya bisa lebih panjang,” ungkapnya.
Sementara, untuk model stek, bibit baru ditanam setelah usia empat bulan. Model ini memiliki keunggulan dalam percepatan produksi selama setahun, tapi lemah dalam ketahanan batang pohon karena tidak memiliki akar tunggang.
Namun begitu, Barus meyakini bahwa macadamia adalah jenis pohon yang tidak gampang mati. Kalaupun diserang hama, dapat ditanggulangi dengan mudah.
“Biasanya daunnya dimakan belalang dan ulat. Penanggulangan dapat disemprot pestisida setiap bulan,” sebutnya.
Selain biji dan stek, Mitra Kerinci juga tengah mengembangkan metode sambung pucuk. Untuk mempercepat pembuahan, batang pohon baru disambung dengan batang yang telah berproduksi.
Baca juga: Hoki Rosie pada Tahu Jeletot
Mitra Kerinci saat ini memiliki 10 pekerja yang bertugas memanen hingga mengklatak buah macadamia. Pada musim panen, buah macadamia yang bisa dipetik per pohon rerata mencapai 20-25 kilogram. Dalam sebulan mereka panen 3-4 kali.
“Jadi, total bisa 100 kilogram per batang. Bila dikalkulasikan, sebatang macadamia bisa menghasilkan Rp 1,5 juta,” simpulnya.
Pascapanen, buah macadamia segar kemudian dikupas kulitnya dan dijemur selama tiga hari. Setelah itu, biji macadamia dipecah dan diambil kacangnya, lalu dikemas di pabrik.
“Untuk memasak macadamia bisa dengan cara dipanggang menggunakan oven. Rasanya gurih,” tutup Barus.
Selain dijual mentah, kacang macadamia juga dijual dalam bentuk produk olahan siap makan dengan harga kisaran Rp 60 ribu untuk kemasan 150 gram. (GIL/SA)