Inibaru.id - Kolektor dan pencinta musik dijamin bakal betah berlama-lama di sini; sebuah rumah yang penuh terisi tumpukan berbagai rilisan fisik musik. Berlokasi di salah satu gang di Jalan Pamularsih Semarang, berderet rapi berbagai kaset pita, CD, hingga vinyl atau piringan hitam di tiap sudutnya.
Sebagian besar pencinta musik di Kota Semarang umumnya mengenal tempat ini. Come Store namanya. Nggak hanya bagian dalam, selasar toko musik ini pun dipenuhi ornamen yang mengesankan "musik banget", seperti gitar-gitar dan stiker berbagai grup musik.
Sebelum menjadi toko rilisan fisik, Come Store adalah studio musik. Brury Prasetyo, pemilik toko yang berlokasi di Semarang Barat tersebut mengaku mulai merombak rumahnya menjadi toko pada 2016 lalu. Namun, usaha jual beli rilisan fisiknya itu baru mulai aktif setahun setelahnya.
"Semula cuma hobi dan koleksi, lama-kelamaan kepikiran jadiin hobi sebagai ladang bisnis,” tutur sosok yang juga dikenal sebagai gitaris band heavy metal Octopuz ini.
Kendati berembel-embel toko musik, Come Store nggak cuma jadi tempat jual beli rilisan fisik, lo. Di sini, siapa pun bisa berbagi cerita apa pun tentang musik. Brury mengatakan, nggak sedikit orang yang datang ke tempatnya bukan untuk membeli kaset, melainkan berbincang dengan dia tentang musik.
Konsep "toko sekaligus tempat tongkrongan" ini memang sengaja dibentuk lelaki yang akrab dipanggil Mas Brur itu sejak awal membangun Come Store. Baginya, yang terpenting adalah gimana menjalin relasi dengan orang lain melalui musik.
"Urusan bisnis nomor sekian," ungkap lelaki yang murah tawa itu.
Baca Juga:
Internet 'Tenaga Surya' Desa Kadirejo; Unlimited, Stabil, dan Bebas Gangguan Pemadaman ListrikLihat-Lihat Dulu
Brury bukanlah pramuniaga di mal yang tiap ada pembeli yang tengah window shopping langsung didekati lalu ditanyai: Ada yang bisa dibantu? Dia mengaku memilih siapa pun yang datang berpuas-puas melihat berbagai koleksi di Come Store.
Saat pelanggan datang, Brury akan membiarkan mereka melihat-lihat. Bahkan, dia nggak akan menyoal para calon pembelinya yang membuka-buka bungkus rilisan fisik untuk mengecek kondisi barang yang mau dibeli.
“Pokoknya, kalau perlu mengacak-acak tumpukan demi mencari barang incaran, ya silakan saja. Bebas!” serunya, lalu terkekeh.
Di kalangan pembeli, Brury memang terkenal ramah dan suka mengobrol, apalagi kalau bicara tentang musik. Dari segi relasi, dia juga lumayan punya jaringan lantaran sering berkeliling di acara-acara jual beli atau acara musik. Dia memang sengaja melakukan itu untuk terus mendapatkan relasi baru.
Jaringan yang luas inilah yang membuat tokonya terbilang cukup terkenal di Kota Semarang dan sekitarnya.
Belakangan, Come Store kini juga menjalin kongsi dengan Demajors, salah satu perusahaan rekaman asal Indonesia. Kerja sama ini memungkinkan Come Store untuk melakukan produksi atau distribusi musik, yang tentu saja menjadi magnet bagi pemusik di Kota Lunpia.
Inilah yang membuat musik terus mengalun di Come Store. Jadi, kalau tertarik mencari rilisan fisik plus segala hal tentang musik, sudah benar kalau kamu bertandang ke tempat ini. Boleh lihat dan tanya-tanya dulu, kok. Pemiliknya ramah! Ha-ha. (Bayu N/E03)