BerandaPasar Kreatif
Kamis, 15 Okt 2025 15:05

Potensi Herbal Indonesia di Kancah Dunia; dari Kunyit hingga Kina

Ilustrasi: Indonesia memiliki puluhan ribu jenis tumbuhan obat yang berpotensi menjadikan kita sebagai raja herbal dunua. (Shutterstock/Odua Images via Kompas)

Indonesia memiliki lebih dari 30 ribu jenis tumbuhan obat dan berpotensi menjadi raja herbal dunia. Kepala BPOM Taruna Ikrar menegaskan, dengan riset kuat dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia bisa sejajar dengan Tiongkok dan Korea dalam industri herbal global.

Inibaru.id - Dengan lebih dari 30 ribu jenis tumbuhan dan 9.600 di antaranya memiliki khasiat obat, Indonesia sejatinya memiliki modal besar untuk menjadi pusat industri herbal dunia. Kekayaan alam ini bukan hanya peluang ekonomi, tetapi juga potensi besar dalam memperkuat sistem kesehatan berbasis kearifan lokal.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, menegaskan hal itu dalam acara Annual Meeting World Health Organization–International Regulatory Cooperation of Herbal Medicine (WHO–IRCH) ke-16 di Jakarta Selatan, Selasa (14/10/2025).

“Indonesia punya potensi besar merajai dunia untuk herbal medicine. Bukan hanya raja di negeri sendiri, tapi merajai dunia,” ujar Taruna.

Menurutnya, dari ribuan tanaman berkhasiat obat yang tersebar di berbagai wilayah di Tanah Air, baru sekitar 18 ribu herbal yang terdaftar resmi. Dari jumlah tersebut, hanya 71 herbal yang telah naik kelas menjadi obat herbal terstandar (OHT) dan 20 herbal yang sudah berstatus fitofarmaka.

Sinergi Riset dan Industri Herbal

Sedikit informasi, fitorafmaka adalah obat bahan alam yang telah terbukti keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji praklinik dan klinik, serta bahan baku dan produk jadinya sudah distandardisasi.

“Dari herbal terstandar ini, nanti bisa berpotensi menjadi obat. Kita tahu kan bahan baku kita masih 94 persen dari impor. Ini semua bisa dikembangkan,” tambahnya.

BPOM telah menyiapkan strategi Academic, Business, Government (ABG) untuk memperkuat riset dan pengembangan herbal nasional. Kolaborasi ini dirancang agar akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah bisa saling bersinergi mendorong inovasi produk herbal Indonesia agar mampu bersaing di pasar global.

“Kami menyediakan regulasi dan pedoman untuk memastikan kepatuhan terhadap keamanan, khasiat, dan mutu. BPOM juga terus mendorong integrasi obat tradisional ke dalam sistem kesehatan nasional,” jelas Taruna.

Memaksimalkan Kunyit dan Kina

Kunyit menjadi salah satu komoditas yang berpotensi menjadi produk bernilai jual tinggi jika penolahannya bisa dilakukan di dalam negeri. (Kebunsatwapiak)

Melalui pendekatan ini, pengembangan produk herbal diharapkan nggak lagi berhenti di tahap penelitian, tetapi bisa berlanjut hingga proses industrialisasi dan ekspor.

Dari sekian banyak tanaman herbal, Taruna menyoroti dua bahan yang memiliki potensi luar biasa, yaitu kunyit dan batang kina. Kina dikenal sebagai obat malaria, sedangkan kunyit yang mengandung kurkumin, zat aktif yang bersifat antioksidan, antiinflamasi, bahkan berpotensi menjadi anti-kanker.

Sayangnya, Taruna menyebutkan, pengelolaan dua produk herbal tersebut di dalam negeri masih sangat terbatas. Bahkan, khusus untuk kina, selama ini produk mentahnya lebih banyak dikirim ke Jerman, Belanda, dan negara lain di Eropa.

“Selama ini batang-batang kina itu kita kirim dulu ke Eropa. Bahan bakunya terus; selesai itu dikirim kembali (sebagai produk) jadi, sehingga harganya bisa ribuan kali lipat,” ungkapnya.

Mengurangi Ketergantungan Produk Impor

Menurut Taruna, jika proses produksi dilakukan di dalam negeri, nilai tambah produk herbal akan meningkat pesat sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku obat impor. Jika bisa begitu, dia yakin secara bertahap ketergantungan Indonesia dari obat dari luar negeri bisa dikurangi.

Optimisme ini, dia melanjutkan, didukung oleh fakta bahwa Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas yang jauh lebih besar dibanding banyak negara lain yang sudah lebih dahulu dikenal dengan produk herbalnya.

“Jangan hanya Korea atau Tiongkok; Indonesia juga harus tumbuh, karena potensi kita lebih besar dari mereka,” tegasnya.

Dengan dukungan riset yang kuat, regulasi yang berpihak, dan kemitraan lintas sektor, Indonesia berpeluang besar menempatkan diri sebagai pemain utama dalam industri herbal global; sekaligus memperkuat kemandirian bangsa di bidang kesehatan dan ekonomi.

Melihat potensi besar ini, mungkin saatnya kita mulai melirik produk-produk herbal di kebun kita, adakah yang bisa dikembangkan menjadi komoditas bernilai jual tinggi? (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: