BerandaPasar Kreatif
Rabu, 9 Agu 2022 17:44

Perekonomian Jateng Triwulan II: Tumbuh Lebih Baik Dibanding Nasional

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Rahmat Dwi Saputra. (Bank Indonesia)

Perekonomian Jateng pada Triwulan II 2022 tumbuh 5,66 persen (yoy). Angka ini meningkat dan lebih baik dari angka perekonomian nasional.

Inibaru.id - Perekonomian Jawa Tengah pada Triwulan II 2022 tumbuh 5,66 persen (year-on-year). Angka ini meningkat dibanding periode sebelumnya (5,12 persen). Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra mengungkapkan, angka itu juga lebih baik dibandingkan perekonomian nasional (5,44 persen).

Bertempat di Kota Semarang, Selasa (9/8/2022), dalam keterangan pers Rahmat menjelaskan, dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi Jateng berasal dari konsumsi rumah tangga (RT) dan ekspor luar negeri. Menurutnya, ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II 2022, sementara konsumsi pemerintah dan investasi masih mengalami kontraksi atau penurunan siklus.

"Konsumsi RT tumbuh 6,14 persen (yoy) dan memberikan andil sebesar 3,62 persen. Ekspor luar negeri tumbuh 35,01 persen (yoy)," jelasnya. "Sementara, impor luar negeri mengalami perlambatan, yakni pada impor bahan baku dan barang konsumsi; yang semula tumbuh 14,69 persen jadi 9,00 persen."

Dia menambahkan, pertumbuhan ekspor luar negeri didorong oleh peningkatan ekspor migas sebesar 136,05 persen (yoy). Sementara itu, ekspor nonmigas Jawa Tengah tumbuh sebesar 22,94 persen (yoy), tapi termoderasi dibanding periode sebelumnya, yakni 30,37 persen (yoy).

"Lalu, dari sisi lapangan usaha (LU), sumber pertumbuhan terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jateng berasal dari LU transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta pertanian," ungkapnya.

Sektor Lapangan Usaha Meningkat

Pertumbuhan LU transportasi dan pergudangan, lanjutnya, meningkat 89,34 persen (yoy). Sementara, penyediaan akomodasi dan makan minum pun mengalami kenaikan 18,44 persen (yoy), seiring dengan penerapan kebijakan pelonggaran mudik.

Lapangan usaha pertanian juga menjadi sumber pertumbuhan dengan peningkatan sebesar 4,93 persen (yoy), yang didorong oleh panen jagung di wilayah sentra Jateng dan implementasi indeks pertanaman IP400 pada tanaman padi.

"Namun, kinerja LU utama Jateng, yakni industri pengolahan, justru melambat dari tumbuh 4,78 persen (yoy) pada triwulan lalu menjadi 4,06 persen (yoy) pada triwulan ini," kata Rahmat.

Perlambatan ini disebabkan oleh permintaan global yang cenderung menurun akibat kenaikan inflasi pada negara mitra dagang Jateng, khususnya AS. Perlambatan, imbuhnya, juga terjadi karena sikap proteksionisme beberapa negara produsen pupuk dan pangan.

"Sementara, sektor utama Jateng yang lain, yakni LU perdagangan, tumbuh 3,30 persen (yoy). Ini melambat dibanding triwulan sebelumnya yaitu 3,82 persen (yoy), yang disebabkan oleh rata-rata penjualan stok Ramadan sudah terjual pada Triwulan I 2022," terangnya.

Pemulihan Ekonomi Jateng Berlanjut

Rahmat memprediksi, pemulihan ekonomi Jawa Tengah diprakirakan terus berlanjut seiring dengan pandemi Covid-19 yang mulai terkendali dan mobilitas masyarakat yang meningkat. Namun, menurutnya, perbaikan ekonomi diperkirakan nggak akan sekuat proyeksi sebelumnya.

"Penyebabnya, ekspor yang masih tertahan, kenaikan harga energi dan pangan global, serta proteksionisme ekspor beberapa negara produsen pangan dan pupuk," paparnya.

Dia menambahkan, sejalan dengan moderasi perekonomian global itu, permintaan eksternal mungkin akan lebih rendah, sehingga sumber pemulihan perekonomian lebih ditopang permintaan domestik.

"Jateng yang memiliki kawasan industri terpadu semoga mampu menarik investor dalam merelokasi industri maupun investasi teknologi terkini," kata Rahmat.

Menurutnya, peran stimulus fiskal dan realisasi program pemerintah akan memberi kontribusi sebagai penyangga pemulihan ekonomi. Untuk itu, langkah nyata dan sinergi kebijakan dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif sangat diperlukan.

Semoga perekonomian di Jateng terus tumbuh dan menjadi kabar yang baik bagi masyarakat di akar rumput ya, Millens! (IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024