Inibaru.id - Dia mengubah sebuah kafe yang awalnya penuh dengan anak muda nongkrong menjadi lahan budi daya anggur yang cukup luas di Sekaran, Gunungpati Semarang. Dia juga nggak segan berbagi pengetahuan kepada siapa saja yang berminat pada ihwal budidaya anggur. Dialah Mbah Soka.
Mbah Soka adalah nama populer dari Nasoka. Selain mempunyai lahan anggur, laki-laki paruh baya tersebut juga membentuk Komunitas Pecinta Anggur Semarang (Kompas) sebagai wadah bagi siapa saja untuk berdiskusi, bekerja sama, dan menjadi mitra budi daya anggur.
Dari komunitas yang dibentuknya, Mbah Soka kini memiliki sekitar 100 murid yang belajar melakukan budi daya buah dengan rasa manis itu setiap Sabtu. Meski banyak pelatihan berkebun yang memasang tarif mahal, mbah Soka ikhlas membagi ilmunya denga cuma-cuma.
“Orang mencari ilmu itu mirip seperti timba air yang datang ke sumurnya. Dengan cara itu, timba dapat menyebarkan kebaikan juga ke yang lainnya,” ungkap Mbah Soka, Senin (7/3/2022).
Pupuk dari Limbah Rumah Tangga
Di lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi, Mbah Soka menanam setidaknya 100 varian anggur dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Turki, dan Ukraina. Menurutnya anggur luar negeri cenderung mempunyai rasa lebih enak dan warna kulit yang lebih menarik dari anggur lokal.
“Anggur Everest misalnya, rasanya manis, dagingnya tidak lumer, dan lebih tahan terhadap hama,” jelasnya.
Bagi para pemula yang pengin belajar menanam anggur, Mbah Soka merekomendasikan anggur Everest serta anggur berjenis Transfiguration untuk ditanam.
Nggak hanya mengajari cara menanam, Mbah Soka juga berbagi ilmu tentang pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah rumah tangga.
Ia menjelaskan, pupuk itu dibuat dari air kelapa dan sisa sayuran yang nggak dimasak. Kedua bahan itu diblender lalu dicampur dengan mikroba bakteri. Setelah itu, larutan didiamkan selama dua minggu lalu disaring dan dijadikan pupuk.
Ada juga pupuk Jamur Keajaiban Abadi atau Ajaba yang dibuat dari beras dengan kualitas buruk. Sebagaimana POC, pupuk ini bisa membuat tanaman anggur dan tanaman lain di kebunnya jadi lebih subur.
Mbah Soka memilih pupuk organik ketimbang kimia bukannya tanpa alasan. Ia ingin tanah dan tanaman di lahannya nggak terkena dampak buruk bahan kimia. Jika menggunakan pupuk kimia, dalam jangka panjang kesuburan tanah bisa berkurang. Hal itu tentu bakal memengaruhi keseimbangan alam.
Kamu tertarik dengan sosok Mbah Soka atau tertarik mengikuti pelatihan gratis budi daya anggur? Nah, nama pelatihannya Soka Akademik, lokasinya persis di sebelah Universitas Negeri Semarang (Unnes), ya. Yuk, kapan lagi bisa ikut belajar budi daya anggur dengan gratis. Pasti menarik! (Kom,Rad/IB09/E10)