BerandaPasar Kreatif
Senin, 5 Nov 2023 09:00

Pelatihan Menulis Nongkrong Pintar Santrendelik: Cuan dari Tulisan, Bisakah?

Mendapatkan cuan dari menulis sangat memungkinkan, tapi bisakah menjadi kaya melalui pekerjaan itu? (Santrendelik)

Menulis bisa jadi merupakan skill dasar yang harus dimiliki seseorang. Namun, bisakah dapat cuan dari tulisan? Di pelatihan menulis Nongkrong Pintar Santrendelik itulah semua ini dibahas.

Inibaru.id - Menulis adalah satu dari tiga skill dasar yang harus dimiliki seseorang. Hal itu sebagaimana diungkapkan Pemimpin Redaksi Inibaru.id Galih PL kala mengisi pelatihan menulis kreatif di Nongkrong Pintar Santrendelik pada Sabtu, 4 November 2023.

Bertempat di Kampung Tobat Santrendelik, Jalan Kalialang Lama, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, lelaki berkacamata itu mengatakan, selain bercocok tanam dan memasak, menulis adalah bekal dasar yang harus dimiliki anak muda untuk bertahan hidup.

“Saya bertahan hidup dengan menulis, sejak kuliah sampai sekarang. Namun, apakah kita bisa kaya dari keahlian tersebut, inilah yang bakal kita bahas sekarang,” pantik Galih, mengawali diskusi bertajuk Cuan dari Tulisan yang dihadiri puluhan peserta yang didominasi para milenial dan zilenial tersebut.

Selanjutnya, alumnus Sastra Inggris Universitas Diponegoro Semarang itu pun mulai bercerita tentang profesi apa saja yang membutuhkan kemampuan menulis, gimana cara meraihnya, termasuk pengalamannya di dunia kepenulisan kreatif lengkap dengan berapa banyak cuan yang bisa didapatkan dari profesi ini.

Untuk mendalami dunia kepenulisan secara profesional, penulis perlu memahami logika dan kaedah bahasa, memperkaya diksi, memahami pasar, serta mempunyai ciri khas. (Santrendelik)

Nggak lupa, Galih juga memberikan tips untuk memulai karier sebagai penulis profesional dan bagaimana perkembangan dunia kepenulisan kreatif saat ini.

“Hal terpenting untuk menjadi penulis profesional adalah memahami logika dan kaedah bahasa, memperkaya diksi, dan memahami pasar,” paparnya panjang lebar. “Terus, kita juga harus punya ciri khas, misalnya menjadi spesialis pada isu tertentu.”

Wadah Mengasah Soft Skill

Cuaca yang panas pada siang itu nggak menyurutkan minat para peserta untuk turut aktif dalam diskusi yang dimoderatori oleh Frida Aqua Prima tersebut. Selama dua jam, berbagai pertanyaan dilontarkan. Bahkan, diskusi masih berlanjut secara terpisah setelah acara ditutup sekitar pukul 17.00 WIB.

Frida Aqua Prima yang juga menjabat sebagai penanggung jawab Nongkrong Pintar Santrendelik mengatakan, antusiasme anak muda dalam mengikuti kegiatan yang rutin digelar tiap minggu itu memang terbilang luar biasa.

“Anak muda ini seperti haus akan ilmu untuk mengembangkan karier mereka ke depan, sehingga ketika ada wadah buat mengasah soft skill seperti Nongkrong Pintar ini, mereka seperti nggak mau ketinggalan,” terang perempuan berambut cepak yang akrab disapa Ima tersebut.

Nongkrong Pintar adalah program rutin Yayasan Santrendelik yang dibuat untuk umum sebagai wadah mengasah soft skill. (Santrendelik)

Nongkrong Pintar, lanjutnya, adalah program rutin Yayasan Santrendelik yang dibuat sebagai wadah untuk anak muda mengasah soft skill yang digelar tiap Sabtu siang. Tiap pekan, tema yang diangkat berbeda-beda, mulai dari pelatihan public speaking sampai kemampuan bahasa.

“Sebetulnya acara ini sudah pernah ada, tapi vakum cukup lama. Barulah pada September lalu kami menginisiasinya lagi, dimulai dengan pelatihan content writing, lalu public speaking, pengenalan bahasa Jepang, terus hari ini tentang menjadi penulis profesional,” ungkapnya seusai acara.

Ima menegaskan, Nongkrong Pintar adalah pelatihan yang bisa diikuti oleh siapa saja. Terbuka untuk umum dan gratis. Narasumber yang pengin mengisi juga bisa siapa pun dan dari mana saja.

“Daripada nongkrong nggak tentu arah, mending nongkrong di sini. Berguna, produktif, dan bermutu. Kami usahakan acara ini bakal digelar kontinyu tiap minggu,” tandasnya. (Siti Khatijah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024