BerandaPasar Kreatif
Kamis, 4 Nov 2020 12:48

Kopen Semarang, Rangkul Petani Kopi Jateng untuk Pasar Lokal dan Internasional

Kopi Kopen dengan pilihan biji kopi berkualitas. (Kopen Semarang)

Perkenalkan, Kopen Semarang, produsen kopi berkualitas dengan biji terbaik dari para petani kopi di Jawa Tengah. Nggak hanya memenuhi kebutuhan kopi untuk pasar lokal, Kopen juga mulai merambah pasar internasional.<br>

Inibaru.id - Dalam bahasa Jawa, kopen berarti terurus atau terawat. Mungkin, empunya Kopen Semarang memang menginginkan bisnis ini nggak sekadar berdiri, tapi berdiri dengan baik. Atau, berdirinya Kopen ini juga bertujuan mulia agar bisa ngopeni atau menghidupi.

Penamaan "kopen" sebagai jenama usaha yang saat ini dikelola Dody Widhisusanto tersebut tentu nggak berlebihan atau istilah orang Jawa: kabotan jeneng. Dalam perjalanannya, bersama Yayasan Kopi Anak Negeri, Kopen memang nguri-uri para petani kopi dari kebun rakyat yang ada di Jawa Tengah.

Perlu kamu tahu, biji kopi yang dijual Kopen kebanyakan diambil langsung dari para petani lokal. Untuk saat ini, mereka mengambil dari Kabupaten Jepara dan Temanggung yang sudah dikenal sebagai penghasil biji kopi pilihan di Jateng.

Untuk memperoleh biji kopi terbaik, Dody dkk nggak segan turun langsung ke kebun para petani kopi. Nggak sekadar membeli, mereka juga mengajari para petani gimana mengelola kebun dan merawat pohon kopi agar memperoleh hasil yang mumpuni, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

“Kami serius ingin memajukan hasil pertanian (kopi) di Jateng, khususnya Temanggung dan Jepara,” ujar Dody saat ditemui Inibaru.id di kantor Kopen yang berlokasi di Sukorejo, Gunungpati, Kota Semarang, belum lama ini.

Kopi Londo: Kopi Kiwari Bernuansa Klasik

Dody Widhisusanto tengah mengadakan pelatihan di hadapan para petani kopi di Tretep, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. (Kopen Semarang)

Biji kopi mentah atau green bean yang diperoleh dari para petani di Jateng tersebut kemudian dipilih, dipilah, dan diolah menjadi produk-produk yang dikemas dalam berbagai jenama. Salah satu produk unggulan dari Kopen dilabeli “Kopi Tulen Tjap Londo”, kopi bubuk bercita rasa klasik.

Kendati diproses secara modern, produk yang biasa disingkat dengan Kopi "Londo" ini memang sengaja dibuat untuk menciptakan nostalgia. Caranya, dengan kemasan produk yang dibikin klasik dan rasa kopi yang terkesan "tradisional".

Dody mengatakan, Kopen sengaja membuat produk tersebut untuk membawa orang-orang ke romantika masa lalu, kendati prosesnya dilakukan ala kopi kiwari (kekinian).

“Jadi, kami nggak sekadar mengeluarkan produk kopi kekinian seperti para pengusaha kopi lain, tapi juga mengemasnya dengan cara kuno,” ujarnya.

Kopi Tjap Londo membawa kita ke masa-masa lampau. (Kopen Semarang)<br>

Cara kuno yang dimaksud Dody nggak sekadar diwujudkan dalam kemasan produk yang menggunakan kertas alih-alih alufoil (aluminium foil), tapi juga pemilihan bijinya yang dilakukan secara manual. Satu per satu, biji kopi dipilih dengan teliti untuk memastikan kualitas dalam tiap bungkus Kopi Londo.

Sementara, untuk proses pemanggangan (roasting), Dody tetap menggunakan roaster modern. Namun, dia memakai teknik khusus untuk menciptakan sensasi ngopi zaman dulu yang masih sangat tradisional.

Berbeda dengan produk Kopen yang lain, Kopi Londo hanya memiliki satu ukuran, yakni 200 gram. Namun, kopi bertekstur halus yang cocok untuk kopi tubruk tersebut punya dua varian, yaitu Kopi Pahit yang dibanderol Rp 25 ribu dan Kopi Asem yang dijual Rp 40 ribu.

Hm, untuk 200 gram kopi berkualitas, harga segitu tentu saja masih masuk akal, bukan?

Punya Banyak Produk

Pilihan Kopi Kopen. (Kopen Semarang)<br>

Selain Kopi Londo, Kopen juga masih menyediakan pelbagai produk pilihan lain, mulai dari green bean, biji kopi yang telah dipanggang (roasted bean), hingga kopi bubuk (grounded), baik jenis robusta atau pun arabica. Oh ya, Kopen juga menyediakan produk kopi house blend yang juga nikmat, lo!

Nggak hanya biji kopi dari berbagai wilayah di Jateng, Kopen juga menyediakan produk kopi Sumatera kualitas ekspor. Beberapa produk yang mereka miliki, di antaranya Kopi Gayo, Mandailing, dan Lampung.

“Kopi Sumatera ini adalah produk yang juga kami ekspor,” terang Dody, yang mengaku dalam setahun terakhir mulai menyasar pasar internasional pasca-mengantongi izin Eksportir Terdaftar Kopi (ETK) dari Dinas Perdagangan pada 2019 lalu.

Perlu kamu tahu, sesuai Permendang 80 Tahun 2019, sebuah perusahaan memang harus mengantongi ETK untuk bisa mengekspor kopi sendiri.

"Sekarang ini, Kopen sudah mulai menjual produk green bean dan roasted bean ke beberapa negara, salah satunya ke Hongkong," tandas Dody.

Gimana, penasaran dengan produk-produk Kopen Semarang? Untuk harga dan testimoni, silakan kamu kunjungi sendiri Instagram resminya di @kopenid ya, Millens! (Audrian F/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024