BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 15 Des 2017 00:43

Keripik Lebay ala Rini Lebay

Keripik Lebay. (Detik.com)

Jadi camilan unik dan digemari, Keripik Lebay ala Rini menginspirasi siapa pun untuk memanfaatkan apa yang ada di sekitar.

Inibaru.id - Siapa yang nggak suka ngemil? Apalagi jika camilannya berupa yang kriuk-kriuk seperti keripik. Acara bersantai sambil ngemil pun semakin asyik. Betul, nggak?

Nah, dari banyak merek keripik di pasaran, salah satunya adalah Keripik Lebay. Keripik yang terbuat dari talas itu berasal dari Desa Manyak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Memiliki varian rasa berbeda-beda yaitu orisinal, balado dan keju, perjuangan yang dilalui Keripik Lebay hingga mencapai puncak kesuksesan nggak mudah.

Dengan asumsi pendapatan kotor berkisar antara Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta per minggu, Keripik Lebay memulai bisnisnya dengan penuh tantangan. Ya, semua usaha yang sukses pasti awalnya nggak mudah. Begitu pula dengan usaha yang digeluti Rini Suamiarsih, sosok di balik kesuksesan produk ini.

Perjuangan Rini memulai bisnis keripik dimulai saat penghasilan suami yang penjual bakso goreng keliling hanya berkisar 15 ribu-20 ribu per hari. Penghasilan tersebut jelas kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dia pun lalu memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis.

Mengutip Detik.com (22/4/2014), Rini awalnya sempat kebingungan untuk memulai usaha. Dia pernah berjualan keripik pisang, tapi pasarnya sudah didahului orang lain.

Baca juga:
Nurul Bikin Bisnis demi Banyak Orang
Menengok Kampung Keramik Balong di Blora

Mantan pengajar PAUD itu kemudian menemukan ide bisnisnya ketika melihat banyak sekali talas yang hanya diolah dengan direbus. Ide pun muncul untuk membuat keripik talas.

Rini lalu bereksperimen membuat keripik talas yang pas rasanya, meskipun saat itu dia hanya mencoba satu rasa yaitu asin. Setelah berhasil menemukan komposisi yang pas, dia lalu melakukan tes rasa kepada tetangganya untuk mendapat masukan mengenai rasanya. Nggak disangka, keripik olahannya mendapatkan respons bagus banget dan diminati tetangga.

Bersama sang suami yang bernama Dede, dia kemudian memberanikan diri untuk menjual produk olahannya. Mereka pun berkeliling dan menawarkan keripiknya hingga terjual 30-35 bungkus per hari. Sampai akhirnya mereka menitipkan ke beberapa warung yang berada di Cibeber. Jika dulu mereka menitipkan dagangannya di warung yang hanya berjumlah enam gerai, kini mereka memiliki pangsa pasar hingga 135 toko. Jumlah yang banyak sekali, bukan?

Ibu tiga orang anak itu lalu mencari merek dan label yang unik agar dapat menjangkau pasar yang lebih besar. Di tengah usahanya, tepatnya Februari 2014, Rini mendapatkan bantuan dari mahasiswa Prasetiya Mulya Business School. Sebanyak delapan mahasiswa membantu Rini mengembangkan usahanya. Mereka membantu dalam pemasaran, pembukuan, pembentukan kapasitas usaha, dan bimbingan bisnis lainnya.

Baca juga:
Teh Yogurt Itu Menguntungkan Banget
Dari Gulma Dia Memulai Usaha

Adapun alasan pemilihan label "Lebay" adalah karena warga memang menganggap sosok Rini yang lebay terutama di kalangan ibu-ibu PKK, entah apa alasannya.

Seiring dengan berkembangnya usahanya ini, Rini pun berharap agar Keripik Lebay miliknya bisa menjadi oleh-oleh khas Cianjur.

Nah, perjuangan Rini itu bisa menjadi pembelajaran bagi kita. Selain itu, kita juga belajar bahwa ide bisnis bisa datang dari mana saja, termasuk dengan memaksimalkan potensi makanan tradisional. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: