BerandaPasar Kreatif
Kamis, 25 Sep 2019 19:00

Jalan-Jalan ke Pusat Produksi Kerupuk Usek Kaliwungu yang Omzetnya Ratusan Juta, yuk!

Salah satu kios di sekitar alun-alun Kaliwungu menjajakan kerupuk usek. (Inibaru.id/ Issahani)

Mungkin nggak banyak yang tahu kalau kerupuk usek berbagai merek yang dijajakan di toko oleh-oleh Kaliwungu itu, sebetulnya berasal dari satu dapur. Berikut jalan-jalan <i>Inibaru.id</i> ke UD. Krupuk Mashur yang jadi pemasok utama kerupuk-kerupuk itu.

Inibaru.id- Dua hal yang bakal kamu temui ketika berjalan-jalan ke Kaliwungu, Kendal adalah para santri dan kerupuk. Eits, jangan sepelekan oleh-oleh khas Kendal ini ya. Pasalnya berapa banyak pun kamu memakan kerupuk ini, kolesterolmu nggak bakal naik. Namanya kerupuk usek.

Yap, kerupuk di sini nggak digoreng dengan minyak melainkan dengan pasir, Millens. Meski nggak pakai minyak, rasa kerupuk ini gurih banget. Sensasi pasir-pasirnya itu juga nggak duanya. Ha ha

Alasan kenapa disebut kerupuk usek karena ketika digoreng dengan pasir akan memunculkan bunyi “usek-usek” di penggorengan. Selain disebut usek, ada juga lo yang menyebutnya dengan kerupuk goreng pasir atau kerupuk tayamum (karena pakai pasir layaknya orang bertayamum dengan debu). Hampir setiap toko oleh-oleh di Kaliwungu menjual kerupuk unik ini dalam berbagai jenama.

Tapi Millens tahu nggak kalau kerupuk usek yang dijajakan berasal dari pabrik yang sama?

Mashuri sedang memeriksa kerupuk-kerupuk yang sedang dijemur. Waktu penjemuran dilakukan antara pukul delapan pagi hingga pukul dua siang. (Inibaru.id/ Issahani)

Adalah UD. Kerupuk Mashur, pusatnya pembuatan kerupuk usek se-Kaliwungu. Pemiliknya, Mashuri, menyebut usaha tersebut telah berjalan selama 45 tahun. Dulu karyawannya berjumlah 40 orang, tapi demi efisiensi dia hanya menyisakan tujuh belas orang.

Dalam satu hari, pabrik menghabiskan 200-300 kg tepung tapioka. Proses pembuatannya juga nggak terlalu sulit. Tepung itu dimasak di atas perapian besar lalu adonan dipres menjadi silinder memanjang seperti usus. Adonan itu lantas dibentuk kemudian dijemur. Setelah setengah kering barulah kerupuk dibumbui dengan bumbu rahasia. Karena proses penjemuran sampai dua kali, usaha ini sangat bergantung pada cuaca.

“Kalau musim hujan, kita banyak libur. Lha wong kalau pagi mendung saya nggak berani nyuruh orang-orang kerja. Nanti kualitas kerupuknya nggak bagus dan malah mengecewakan,” kata Mashuri, Sabtu (21/9).

Karyawan sedang membentuk kerupuk di atas papan anyaman bambu. (Inibaru.id/ Issahani)

Rata-rata per hari pabrik bisa menghasilkan tiga kuintal kerupuk mentah. Di sore hari, para pedagang kerupuk se-Kaliwungu akan antre di pabrik sekaligus rumah Mashur ini untuk membeli kerupuk mentah. Nantinya kerupuk akan digoreng sendiri oleh para bakul dan diberi merek masing-masing.

“Bakul itu tinggal di tempat saya. Karena kalau mau bikin kerupuk itu harus punya lahan buat jemur. Halaman belakang saya yang buat jemur kerupuk itu sampai enam ratus meter,” tambahnya.

Karena konsistensi dan keseriusan menjalankan bisnis hingga puluhan tahun, nggak mengherankan kalau omzet Mashuri bisa ratusan juta per bulan.

Hmm.. menggiurkan sekali ya? Gimana tertarik jadi pengusaha juga, Millens? (Issahani/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024