BerandaPasar Kreatif
Jumat, 16 Apr 2020 14:30

Geliat Teman-Teman Tuli Agar Dapur Tetap Mengepul

Vita, salah seorang teman tuli yang beralih profesi menjadi penjahit masker. (Inibaru.id/ Audrian F)

Tak ada rotan, akar pun jadi. Seperti itulah peribahasa yang tepat menggambarkan kehidupan terkini teman-teman tuli dari Gerkatin ini. Mereka memberi saya pelajaran penting agar dapat tetap bertahan di tengah kesulitan.<br>

Inibaru.id - Derit mesin jahit terdengar ritmis di sudut rumah Imam. Vita, istri Imam memang sedang menjahit. Pasangan itu saling bekerja sama membuat masker. Imam membuat pola sementara tugas Vita menjahit. Di tengah pandemi seperti ini, Imam sempat dirumahkan dari pekerjaannya. Apa yang kini dikerjakannya merupakan caranya untuk menyambung hidup.

Imam dan Vita mungkin sedikit contoh orang yang bisa menangkap peluang. Mereka membuat masker, perlengkapan yang kini wajib dimiliki semua orang. Melalui Gerakan Kesejahteraan untuk Tuna Rungu (Gerkatin), Imam, Vita bersama para teman tuli lainnya di Kota Semarang diberdayakan untuk memproduksi masker. Sebelumnya, mereka berprofesi sebagai penjahit konveksi.

Selasa (14/4) saya menemui pasangan istri suami ini di kediamannya yang berada di Jalan Tlogosari Raya, Kota Semarang. Kami sempat kesulitan komunikasi. Namun dengan beberapa siasat, informasi dapat tersampaikan.

“Saya cuma sambilan. Lagi diliburkan soalnya karena corona,” kata Imam begitu saya datang. Di Gerkatin, dia menjabat sebagai wakil ketua.

Vita memproduksi masker dari rumah. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Bahan masker yang Imam gunakan dari kain perca. Awalnya dia mendapat bahan dari bantuan Gerkatin. Namun karena kemudian hasilnya menguntungkan, Imam jadi mencoba mencari bahan sendiri.

Pada hari berikutnya, saya mengunjungi Hetty. Perempuan berusia 48 tahun tersebut juga bahu-membahu bersama suaminya, Agus membuat masker. Sebelum ini, pasangan tersebut menjahit gaun pengantin atau kebaya.

“Semua jahitan kebaya lagi sepi karena corona,” ucap Hetty terbata-bata.

Produksi masker jadi lahan usaha baru bagi teman-teman tuli Kota Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Seperti Imam dan Vita tadi, Hetty dan Agus juga bergiliran membuat pola dan menjahit. Sejauh ini Hetty sudah mendistribuskan 142 masker.

Selama memproduksi masker, Hetty mengeluh kesulitan dalam mencari bahan. Mungkin karena sudah menjadi trend, banyak juga orang yang mencari bahan yang sama.

“Kain katun sudah mulai susah. Nggak ada warna yang cocok. Karet hitam pun juga ikut habis,” ungkap Hetty.

Hetty menyalurkan masker bikinannya melalui dua pintu yaitu Gerkatin dan jalur mandiri. Maskernya nggak cuma beredar di Kota Semarang tetapi juga Bogor dan Jakarta.

Bebe Stevia mengkoordinir pembuatan masker teman-temannya. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Menurut saya, apa yang dilakukan mereka sangat menginspirasi. Manusia memang nggak selayaknya berpangku tangan dan mengeluh mengenai keadaan. Setiap kesulitan pasti ada jalan. Tampaknya, saya harus berterima kasih pada Bebe Stevia, sekretaris Gerkatin. Dialah orang yang memberitahu saya mengenai para teman tuli yang memproduksi masker tadi. Dia juga ikut mencari bahan masker dan mengkoordinasi penyaluran pesanan.

“Biasanya teman-teman ambil bahan ke rumah saya. Kalau ada yang nggak mampu ya saya yang mengantar,” ujar Bebe saat ditemui di rumahnya, Jalan Tentara Pelajar pada Sabtu (11/4).

Kamu juga tertarik bikin masker nggak, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: