BerandaPasar Kreatif
Selasa, 3 Okt 2022 16:00

Empat Kategori Batik yang Umum Ada di Indonesia

Monique Harjoko memaparkan empat kategori batik yang berkembang di Indonesia.(Instagram/moniquehardjoko)

Di Indonesia berkembang empat kategori batik. Dari semuanya, yang paling banyak jumlahnya dan digandrungi anak muda adalah kategori batik kontemporer.

Inibaru.id - Dua Oktober hingga seminggu ke depan diperingati sebagai Pekan Batik Nasional. Banyak orang memanfaatkan momentum ini untuk mengenakan batik saat bekerja atau berkegiatan sehari-hari.

Mengenakan kain batik di banyak kesempatan bisa jadi wujud dukungan serta cara kita melestarikan dan mencintai warisan leluhur kita. Oleh karena itu, jangan ragu berpakaian batik dengan motif yang kamu sukai ya, Millens!

Omong-omong soal motif, seperti yang kita tahu di dunia batik ada beragam motif yang indah dan sarat makna filosiofi.

Pendiri Rasa Wastra Indonesia Monique Harjoko dalam sebuah kesempatan menerangkan bahwa secara umum ada empat kategori batik yang berkembang di Indonesia. Apa saja ya?

1. Batik Pedalaman

Warna batik pedalaman biasanya didominasi putih, cokelat, dan biru. (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Batik ini biasanya dijumpai dan dikenakan oleh kalangan keraton. Cirinya, batik pedalaman memiliki motif dan warna yang lebih tradisional. Warna-warna yang mendominasi biasanya adalah putih, cokelat, dan biru.

2. Batik Pesisir

Berbeda dengan batik pedalaman, karakter batik pesisir lebih beragam dan kaya warna serta motif. Hal ini dipengaruhi oleh akulturasi budaya pendatang dan penduduk asli suatu tempat batik tersebut diproduksi.

“Inspirasinya datang dari para pendatang. Sehingga membuat warna dan motifnya lebih kaya. Motif akulturasi budaya sangat kuat dijumpai di batik pesisir. Biasanya juga dikombinasikan dengan motif asal daerah tersebut,” kata Monique dalam kesempatan Cerita Batik Nusantara bersama Shopee di Museum Tekstil, Jakarta Barat, Jumat, (30/9/2022).

3. Batik Nusantara

Hampir mirip dengan batik pesisir, batik nusantara juga memiliki ciri motif yang biasanya dibawa oleh pendatang. Dalam perkembangannya, batik nusantara tercipta karena mobilitas penduduk di Indonesia.

“Misalnya batik yang ada di Aceh, Jambi, dan Bengkulu, pasti dibikin dengan sejarah dari masing-masing daerahnya. Tapi ada sentuhan inspirasi dari pendatang, seperti dari Jawa,” kata Monique.

4. Batik Kontemporer

Kemampuan produksi yang cepat dan adanya sentuhan teknologi membuat batik jenis kontemporer berkembang baik di Indonesia. (Viva/Muhamad Solihin)

Batik kategori ini sudah mengombinasikan berbagai macam metode, misal nggak cuma cap dan tulis, tetapi juga metode colet dan celup.

“Perkembangan batik kontemporer makin ke sini semakin banyak kreator motif batik yang jauh lebih inovatif. Mengembangkan motif nggak cuma dari tradisional tapi juga mengembangkan sendiri motif berdasarkan pemaknaan mereka,” kata Monique.

Kemunculan batik kontemporer biasanya juga didorong oleh produksi yang lebih cepat, dikerjakan banyak orang, dan ada sentuhan modern.

Selain empat kategori tadi, Monique juga menjelaskan ada tiga makna yang biasanya hadir di kain batik Indonesia. Ketiga makna itu terdiri dari perjalanan Indonesia, nasehat leluhur yang diturunkan ke motif, dan ketiga adalah keseharian dari hal-hal yang dipercaya di tempat asal batik tersebut diproduksi.

Nah, itulah kategori batik secara umum. Melihat pengertiannya, kamu lebih cocok mengenakan batik pedalaman, pesisir, nusantara, atau kontemporer, Millens? (Siti Khatijah/E05)

Artikel ini pernah dimuat di Media Indonesia dengan judul Mengenal Ragam Kategori Batik di Indonesia.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024