BerandaPasar Kreatif
Kamis, 17 Mei 2023 08:00

Boneka Kriwil, Bermula dari Perca Menjadi Karya Bernilai Tinggi

Potret Boneka Nona Kriwil dan aneka ragam aksesoris yang sebagian besar dirangkai menggunakan kain perca. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Siapa sangka dari limbah kain perca, Darum Santi sukses membuat boneka dan aneka ragam aksesoris yang memiliki nilai jual tinggi.

Inibaru.id - Boneka-boneka unik berbusana adat dan berambut keriting terpajang rapih di sudut ruang tengah rumah Darum Santi yang terletak di Jalan Tejokusumo II Nomor 10, Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Boneka yang diberi nama Nona Kriwil selain tampilannya yang unik, sebagian besar bahan-bahan untuk merangkai boneka tersebut menggunakan limbah kain perca.

"Sekitar 70 persen menggunakan kain perca. Sisanya menggunakan kain baru untuk pembuatan bodinya. Untuk baju dan segala aksesorisnya kita pakai kain perca," ujar pemilik Boneka Kriwil, Darum Santi.

Santi menuturkan kalau usaha Boneka Nona Kriwil telah dirintis sedari tahun 2012. Lebih dari 10 tahun, Santi konsisten memungut sisa-sisa kain perca dari para penjahit untuk diubah menjadi barang bernilai tinggi.

"Paling kecil saya masih bisa mengolah kain perca berukuran tiga centimeter jadi aksesoris," katanya.

Santi nggak ingin melihat kain-kain perca dibuang begitu saja. Dengan sentuhan kreatifitasnya, perca itu nggak akan jadi sampah lingkungan yang sulit terurai, tapi justru bisa dimanfaatkan.

Ingin Sesuatu yang Berbeda

Keunikan Boneka Nona Kriwial buatan Darum Santi yakni terletak pada rambutnya (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Boneka dengan berbusana adat diakui Santi telah banyak diproduksi di pasaran. Untuk membedakan produk buatannya, Santi bereksperimen dengan mengkritingkan rambut bonekanya tersebut.

"Yang jelas dulu pengen bikin boneka yang berbeda. Jadi sengaja rambutnya dibuat kriwil. Di luar dugaan saya malah banyak yang suka," ungkap Santi.

Menariknya, nama brand Nona Kriwil sendiri merupakan pemberian dari seorang pelanggan. Dulu usaha kerajinan tangan milik Santi tersebut bernama Gema Swasti Handmade

"Ada seorang pelanggan yang sering melihat boneka saya suka manggil-manggil 'Ada Boneka Nona Kriwil'. Kedengarannya memang lucu, akhirnya saya putuskan untuk mengubah nama brand boneka. Proses patennya sedang berjalan juga," tutur Santi.

Penjualan Melalui Sosial Media

Selain melalui pameran, Darum Santi gencar melakukan penjualan Boneka Nona Kriwil melalui sosial media. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Saat ini Santi memproduksi tiga jenis Boneka Nona Kriwil, yaitu boneka kasual, boneka adat, dan boneka kebaya. Perempuan yang juga berprofesi sebagai guru tersebut membuat aneka ragam aksesoris dari kain perca.

"Paling best seller itu boneka adat Bali, Papua dan Dayak. Harganya bervariasi kalau boneka mulai dari Rp50-150 ribu. Sedangkan aksesoris mulai dari Rp20 ribu," celetuk Santi.

Selama ini Santi terfokus menjual karya-karyanya melalui sosial media, pameran-pameran dan satu gerai di tempat Wisata Dusun Semilir, Kabupaten Semarang. Meski begitu, boneka buatan Santi telah menjangkau hampir seluruh daerah di Indonesia.

"Mungkin hanya daerah Papua saja karya buatan saya belum ada orang yang order. Padahal boneka adat Papua best seller disini," celetuknya.

Santi berharap usahanya terus berkembang. Dirinya pun bertekad untuk melebarkan usaha Boneka Nona Kriwil.

"Tentunya saya ingin punya banyak gerai supaya bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain,"

Kamu tertarik meminang boneka lucu Nona Kriwil nggak, Millens? Harganya masih cukup terjangkau dan nggak bikin kantongmu jebol kok. (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024