BerandaPasar Kreatif
Kamis, 3 Jan 2018 09:25

Bisnis Kreatif Mengiurkan Berbahan Clay Tepung

Joyce dan clay tepung kreasinya. (brilio.net)

Siapa bilang tepung hanya bisa dijadikan bahan makanan? Di tangan Joyce, tepung bisa dibuat menjadi aneka bentuk unik dan menjadi bisnis yang menggiurkan.

Inibaru.id - Kreativitas bisa datang dari mana saja. Salah satunya adalah kreativitas membuat clay. Clay itu berarti "tanah lia"t. Dalam dunia handycraft kata "clay" merujuk pada malam, salah satu bahan yang liat dan mudah dibentuk. Namun di tangan seorang Joyce, clay buatannya berbahan dasar tepung.

Yup, Sobat Millens nggak salah baca kok. Jika tepung biasanya dipakai untuk membuat adonan makanan, maka di tangan perempuan asal Salatiga itu, tepung juga bisa diolah menjadi barang kerajinan menarik yang bernilai tinggi. Perempuan dengan latar belakang pendidikan farmasi itu mengembangkan usaha pembuatan suvenir dari bahan tepung, lebih tepatnya clay tepung. Lulusan Farmasi UGM itu pun menaungi bisnis handycraft clay miliknya di bawah bendera Rumah Kreativitas Joy Art. Kini setiap bulannya dia harus menyelesaikan ribuan suvenir clay untuk berbagai acara.

Namun tentunya kesuksesannya itu nggak didapatkannya secara langsung. Sebelum memulai usahanya tersebut, Joyce bekerja sebagai dosen Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifar) Semarang. Namun dia memilih hengkang dari pekerjaan tersebut untuk fokus berwirausaha. Hal itu dilakukan ketika Februari 2008, dia menemukan resep unik membuat clay sintetis dari tepung untuk menjadi bahan baku suvenir.

Adonan clay tepung berwarna putih yang dibuat Joyce wujudnya lunak sehingga mudah dibentuk karena konturnya kenyal atau liat. Membuat berbagai kreasi bentuk dari clay juga nggak memerlukan cetakan, cukup dibentuk menggunakan tangan saja (handmade). Adapun untuk pewarnaannya, bisa menggunakan pewarna makanan, cat air, cat poster maupun cat akrilik.

Eits, tapi untuk mendapatkan hasil yang halus sesuai dengan keinganannya itu, Joyce perlu jam terbang tinggi, lo. Dari awal membuat sampai memperoleh hasil yang benar-benar halus dan layak jual, dia membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Untungnya dia punya background pendidikan farmasi sehingga punya pengetahuan tentang sifat-sifat bahan.

Clay tepung pertama buatannya merupakan kombinasi tepung tepung beras, maizena dan tepung kanji. Nggak lama kemudian dia mengubah komposisi adonan dengan hanya menggunakan tepung maizena dicampur lem kayu dan semacam pelembab. Kelebihan dari adonannya adalah cepat kering meski hanya diangin-anginkan dan nggak perlu dibakar seperti lazimnya clay dari tanah liat. Hasilnya sangat mirip dengan keramik yang dibuat dari tanah liat.

Kembali mencoba peruntungan untuk menjual hasil olahan tangannya itu, nggak di sangka banyak peminatnya. Karena laris, dia pun akhirnya memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai dosen di Stifar. Sempat nggak disetujui oleh keluarganya, karena dianggap nggak menghasilkan apa-apa, Joyce berhasil membuktikan bahwa setiap pekerjaan punya kelebihan dan keunikan masing-masing dan dia pun bisa sukses.

Kini, dengan adonan clay yang dibuatnya, dia dapat membuat aneka kreasi sesuai dengan imajinasi atau keinginan sesukanya: aneka model patung, gantungan kunci, hiasan kulkas dan aneka suvenir lainnya. Kreativitasnya dalam mengolah clay tepung juga nggak membutuhkan peralatan yang mahal atau impor, cukup memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah. Sebagai contoh, dia hanya membutuhkan alat bantu dari sedotan yang ujungnya dipotong setengah lingkaran untuk membentuk mulut. Tusuk gigi untuk membuat lubang-lubang. Pisau untuk membuat sayatan dan pipa paralon atau gelas untuk menggilas.

Dalam usahanya, Joyce pun selalu berusaha cermat menangkap peluang yang ada. Misalnya ketika World Cup 2014, dia pun membuat clay bertema World Cup mulai dari pemain bola, gantungan kunci hingga pulpen. Saat Natal, dia juga mencoba membuat kreasi bertema Natal. Bahkan nggak ketinggalan, dia juga membuat kreasi dari idol K-pop dan K-drama yang sedang hit.

Harganya? Untuk harga bervariasi, bergantung atas model dan ukurannya. Sebagai contoh, untuk kreasi patung dengan tinggi sekitar 10 cm, harga berkisar dari Rp 35 ribu hingga Rp 75 ribu. Untuk kreasi gantungan kunci dan magnet kulkas Rp 12 ribu-Rp 25 ribu. Kreasi pulpen harga Rp 10 ribu-Rp 12 ribu.

Sebelumnya banyak orang yang meragukan clay dari tepung karena mudah berjamur. Apalagi bahan utamanya merupakan tepung yang merupakan bahan makanan. Namun Joyce membuktikan hasil karya yang dibuat sejak 2008 nggak ada yang berjamur. Berjamur atau nggak itu tergantung dari pengeringannya. Jika belum benar-benar kering kemudian dibungkus, maka tentu akan berjamur. Hal tersebut juga berlaku untuk clay dengan bahan lainnya. Kini meskipun sudah ada clay sintestis impor yang dijual di pasaran, namun dia tetap setia dengan clay tepung karena selain murah juga bahannya mudah didapat.

Untuk pemasaran produknya, dia lebih banyak melakukan transaksi online sehingga pemesan nggak hanya terbatas dari dalam kota, tetapi juga banyak dari luar kota. Saat ini, Joyce juga nggak hanya membuat dan menjual kerajinan clay tepung. Dia juga melayani pesanan pembuatan suvenir dengan materi lain seperti lilin, fiberglass, gypsum, kreasi cangkang telur dengan dekorasinya menggunakan chocolate clay dan fondant (palstic icing).

Selain itu, dia juga membuka kursus kreativitas bagi anak-anak maupun dewasa. Nggak hanya terbatas pada kerajinan, tapi juga produk makanan seperti cookies. Good luck, Joyce! (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024