BerandaKulinary
Minggu, 22 Feb 2020 13:03

Soto Lasem, Opsi Sarapan Kaum Kantong Cekak di Kota Garam

Seporsi soto Lasem. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Dibanding lontong tuyuhan, soto Lasem memang nggak terlalu populer. Di balik harganya yang murah dan isiannya yang beda dari yang lain, soto ini punya ceritanya sendiri. Apa itu?

Inibaru.id - Minggu pagi itu adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Lasem, Rembang. Nggak mau sia-sia, saya pakai kesempatan itu untuk berputar-putar di pasar Lasem. Nggak lama berjalan, warung kecil dengan penutup warna cokelat di bagian depan menghipnotis saya. Beberapa orang yang bergantian keluar masuk menandakan warung kecil tersebut laris dan layak dicoba. Dengan mantap, saya masuk ke warung yang ada di di seberang Masjid Jami’ Lasem tersebut.

Cuma ada tiga bangku mengitari meja yang membentuk huruf U. Di depannya, penjual sedang melayani pembeli. Saya clingak-clinguk mencari tahu apa yang dijual. Karena nggak ada petunjuk apa pun, saya pun bertanya pada penjual. Lelaki dengan rambut yang hampir seluruhnya berwarna putih tersebut menjelaskan itu warung soto Lasem. Saya makin penasaran mengapa warung kecil itu ramai sekali. seenak apa sih soto Lasem?

Ternyata soto lasem punya isian yang sangat sederhana. Kalau nggak salah, dalam seporsi soto cuma ada nasi, kecambah, telur dadar yang diiris tipis, bawang goreng serta kuah santan yang nggak terlalu kental. Rasanya juga beda banget dengan soto yang biasanya saya makan, kuahnya asin dan agak pahit. Mungkin dari buah kluwek yang bikin warnanya jadi cokelat bak rawon.

Nggak banyak yang bisa diharapkan dari seporsi soto dengan harga Rp 6000 ini. Rasanya yang asin bikin saya harus menambahkan kecap dan sambal agar cocok di lidah saya. Jika kamu mau, kamu bisa menambahkan kepala, sayap goreng, telur goreng, perkedel, tempe goreng atau kerupuk seharga Rp1.000 hingga Rp3.000.

Cerita di Balik Sepiring Soto

Meski punya rasa yang sederhana, kuliner ini tetap dicari. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Maskuri, penjual soto Lasem yang selalu stand by di balik meja untuk melayani pembeli mengaku menjadi generasi ketiga di keluarganya yang menjual soto Lasem.

“Saya benerasi ketiga. Sudah ada 30 tahun,” kata Maskuri sambil menghitung lembaran uang lusuh yang cukup banyak.

Menurutnya, generasi pertama (kakek) sudah mulai berjualan soto dengan resep yang sama di pasar Lasem Lama. Nahas, kebakaran yang melanda memaksanya berpindah ke sekitar Alun-Alun Lasem. Warung itu kemudian dijalankan ayah Maskuri dan kini dia yang mengelola. Menurut saya, alun-alun sangat strategis untuk menjajakan apa saja, terlebih lagi makanan khas.

Pemakaian telur dadar sebagai protein hewani pada soto juga punya nilai tersendiri lo. Menurut Maskuri, penggunaan telur agar harga soto yang satu ini bisa masuk di kantong pembelinya yang berasal dari tingkat ekonomi rendah.

“Pakai telur ini sudah dari jaman mbah, karena harganya pengaruh ini untuk kaum menengah ke bawah,” tutur Maskuri.

Keunikan lain dari warung soto tanpa nama ini adalah seluruh pelayannya yang merupakan laki-laki. Hal ini merupakan budaya turun temurun yang dipegang sejak zaman kakeknya. "Semua yang berjualan dan melayani adalah lelaki," pungkasnya.

Meski zaman telah berubah, soto “kere” ini tetap dicari. Terbukti dalam sehari maskuri bisa menghabiskan 20 kg beras untuk berjualan. Penasaran dengan soto unik yang satu ini. Jangan lupa mampir ketika berkunjung ke Lasem ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)

Warung Soto Lasem Alun-Alun Rembang

Kategori : Warung

Harga : Rp1.000 – Rp6.000

Jam buka : 05.30 – 12.00

Alamat : Jl. Soditan (Seberang Masjid Lasem)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: