BerandaKulinary
Selasa, 21 Agu 2017 14:43

Sensasi Makan Rumput Dari Lambung Sapi, Cobalah Pagit-Pagit Kuliner Khas Batak Karo

Pagit-Pagit makanan khas Batak Karo. (Foto: student.unud.ac.id)

Pernahkah Kalian membayangkan memakan makanan yang berasal dari kotoran hewan? Yuk, intip yang satu ini.

Inibaru.id - Beberapa negara memiliki sajian unik dan nyeleneh yang bagi kita mungkin terkesan agak aneh. Salah satunya adalah Negeri Gingseng, Korea Selatan yang memiliki Sannakji, tentakel bayi gurita yang dimakan mentah dan masih terlihat menggeliat-geliat di piring, bahkan ketika di mulut.

Eits, tapi jangan salah. Meski terlihat menjijikkan, konon hidangan ini mengandung nutrisi yang sangat tinggi, lho. Banyak orang yang sengaja datang ke Negeri Gingseng untuk menikmati Sannakji ini.

Berbicara tentang makanan aneh, Indonesia juga punya lho. Apalagi Indonesia dari Sabang sampai Marauke memang sudah terkenal dengan khasanah kulinernya. Ya, Pagit-Pagit mungkin bisa menjadi contohnya. Bagi orang yang tidak tahu, mereka pasti akan memandang makanan ini sangat ekstrim.

Baca juga: Sambal Rusip, Asamnya memang Sip!

Baca juga: Bakso Bambu Runcing, Senjata Lawan Lapar

Pagit-pagit merupakan makanan khas suku Batak Karo di Sumatra Utara yang dibuat dari rumput yang telah dimakan binatang memamah biak seperti sapi, lembu, atau kerbau. Wah!

Dilansir dari IDN Times, banyak orang berpikir makanan ini merupakan kotoran sapi yang kemudian diolah menjadi kaldu. Banyak juga yang beranggapan warna cokelat di lambung sapi adalah kotoran hewan tersebut. Padahal, anggapan ini keliru.

Warna cokelat di antara rumput yang ada di lambung sapi merupakan hasil uraian selulosa menjadi karbohidrat-glukosa, dengan nutrisi tinggi. Sehingga bisa dikatakan belum menjadi kotoran.

Lalu pertanyaannya, bagaimana bara mendapatkannya?

Sebelum disembelih, sapi terlebih dahulu diberi makan rumput yang segar. Sebagai pemamah biak, rumput yang dimakan tidak akan langsung diolah sapi, tapi dimasukkan terlebih dahulu ke semacam lambung penyimpanan, dihaluskan kembali, barulah dimasukkan ke bagian pencernaan supaya diolah secara maksimal. Nah, rumput yang masih berada di lambung penyimpanan itulah yang nantinya akan diolah.

Untuk mengolahnya pun memakan waktu yang cukup lama. Rumput yang berasal dari lambung ini kemudian diperas dengan kain tipis, lalu direbus hingga dua sampai tiga jam. Di tahap ini baunya masih amis.

Baca juga: Makanan Khas Indonesia Ini Ternyata Sudah Terkenal Sejak Jaman Penjajahan!

Setelah itu, bahan akan direbus bersama tambahan jeroan dan tulang sapi, kulit kayu khusus, santan atau susu segar, dan bumbu-bumbu penambah rasa lainnya.

Kata "Pagit" sendiri berarti pahit. Ya, makanan ini memang berasa pahit. Di sinilah pentingnya menambah bahan lain. Begitu masakan ini selesai, dijamin rasa dan aromanya akan menggugah selera siapa pun yang menciumnya. Hidangan ini akan benar-benar mengesampingkan kesan ekstrim dari bahan makanannya.

Selain lezat, hidangan yang biasanya hanya diperuntukkan dalam perhelatan upacara besar ini memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan. Penduduk setempat percaya, makanan ini bisa menyembuhkan maag, melancarkan sistem pencernaan, dan menambah nafsu makan. Hal ini karena kandungan tanin yang cukup tinggi.

Hidangan ini biasanya disajikan dalam pesta budaya, pesta tahunan, atau pesta pernikahan. (OS/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: