BerandaKulinary
Kamis, 2 Sep 2020 10:55

Sejarah Panjang Angkringan, Diciptakan Orang Klaten, Terkenal di Jogja

Ilustrasi- Angkringan punya sejarah panjang. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Meski kini identik sebagai tempat makan di Jogja, nyatanya angkringan ternyata nggak asli dari Kota Pelajar. Angkringan diciptakan oleh orang Klaten bernama Eyang Karso Dikromo. Seperti apa ya sejarahnya?<br>

Inibaru.id - Siapa yang nggak kenal angkringan? Tempat makan yang punya ciri khas menggunakan gerobak dan penutup terpal ini menyajikan berbagai makanan yang ramah bagi kantong. Selain nasi bungkus alias nasi kucing, kamu juga bisa menemukan gorengan, satai, dan lauk lainnya. Di sini, kamu juga bisa menemukan minuman nikmat seperti wedang jahe.

Angkringan mudah ditemukan di berbagai wilayah di Jawa Tengah. Hanya, tempat makan ini kadung identik dengan Kota Yogyakarta. Menariknya, sejarah angkringan ternyata nggak berasal dari Kota Pelajar, lo. Lantas, dari mana sih asal-usul angkringan?

Angkringan ternyata diprakarsai oleh warga Klaten yang bernama Eyang Karso Dikromo. Beliau berasal dari Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat. Hal itu dijelaskan oleh Gunadi dan Suwarna, founder Desa Cika Bakal Angkringan.

Eyang Karso yang biasa disapa Jukut itu pada tahun 1930 merantau ke Solo saat usianya masih 15 tahun. Alasannya, karena sebagai sulung dari empat bersaudara, Mbah Karso merasa bertanggung jawab untuk menghidupi keluarganya setelah sang ayah meninggal.

“Di Solo ketemu Mbah Wono, dari situlah awal mula angkringan,” ungkap Suwarna Minggu (30/8/2020).

Ilustrasi- Angringan diciptakan oleh Eyang Karso Dikromo. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Saat bekerja dengan Mbah Wono sebagai penggembala, Mbah Karso berkenalan dengan penjual makanan terikan (makanan dari Jawa Tengah dengan kuah kental dengan lauk tempe atau daging). Dari situ, Mbah Karso ditawari untuk berjualan terikan dan langsung menyetujuinya.

Mbah Karso mulai berjualan terikan dengan menggunakan pikulan pada 1943. Selang beberapa waktu, dia memodifikasi dagangannya dengan menambahkan minuman atau wedang yang dituangkan dari ceret.

Saat masih berjualan dengan memakai pikulan, makanan yang dijajakan Mbah Warso berbeda dengan angkringan modern. Dulu, dia menjajakan jadah bakar, singkong, gethuk, kacang, dan aneka satai. Lauk-lauk ini dimasukkan dalam wadah daun pisang yang disebut dengan takir.

Ilustrasi- Kehadiran nasi kucing menggeser pamor terikan. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Nggak lama berselang, varian makanan yang dijual Mbah Karso bertambah dengan hadirnya nasi kucing. Menariknya, karena sangat populer dan digemari pelanggannya, nasi kucing itu malah menggeser pamor terikan.

Di Solo, angkringan dikenal dengan sebutan "Hik". Banyak orang lain yang kemudian terinspirasi untuk membuka usaha sebagaimana Mbah Karso. Istilah Hik pun semakin terkenal.

"Ada yang menduga dari cara penjualnya menjajakannya dengan sahutan 'hiyeek!'. Ada yang bilang pembelinya sendawa seperti itu. Versi lainnya saat penjual tersandung mengatakan 'hiyek!'. Jadi tidak pasti asal kata 'hik' itu," ungkap Suwarna.

Kepopuleran warung Hik di Solo pada 1940-an akhirnya merambah ke Yogyakarta pada 1950-an. Di tempat baru inilah, sebutan angkringan lahir.

Makanan-makanan kecil jadi identitas tersendiri bagi angkringan. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Di Kota Pelajar yang memiliki banyak pendatang, angkringan semakin populer karena menjajakan makanan yang bisa dibeli siapa saja tanpa mengenal status ekonomi. Hanya, pada 1970-an, mulai terjadi perubahan dari cara penjualan. Pedagang angkringan beralih dari pikulan menjadi gerobak.

"Itu karena kalau kesandung, air panas bisa tumpah ke kaki. Salah seorang penjual membuat ide menggunakan gerobak agar kasus ini nggak lagi terjadi. Baru jadi gerobak seperti sekarang tahun 1980-an," tutur Gunadi..

Perkembangan angkringan sekarang tidak hanya di Indonesia. Gunadi dan Suwarna mengatakan bahwa ada mahasiswa yang belajar Yogyakarta yang kini membuka angkringan di Jepang, Amerika Serikat, hingga Swedia.

Sebagai pengingat dari mana asal muasal angkringan, mulai tanggal 26 Februari 2020, Desa Ngerangan di Kecamatan Bayat, Klaten, ditetapkan sebagai Desa Cikal Bakal Angkringan. Di sini, sejarah tentang asal tempat makan legendaris ini dikenang.

Wah ternyata sejarah angkringan panjang dan keren juga ya, Millens. (Kom/IB28/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: