BerandaKulinary
Minggu, 15 Apr 2023 18:00

Sejarah Molen Pisang, Gorengan yang Disukai Semua Orang

Molen pisang. (Detik/IG - Rajamomen Jakarta)

Molen pisang mulai populer di Indonesia pada dekade 1990-an. Tapi, pada zaman Belanda, ada penganan dengan sebutan peyeummolen alias molen dengan isi peuyeum.

Inibaru.id – Siapa sih yang nggak kenal dengan molen pisang? Jajanan berupa pisang yang dibalut dengan adonan tepung dan kemudian digoreng ini sangat mudah ditemui di mana-mana. Hampir semua penjual gorengan di Tanah Air pasti menyediakannya. Tapi, kamu tahu nggak sih kalau cerita sejarah molen pisang bisa kita tarik mundur sampai pada masa penjajahan?

Sebenarnya, molen nggak cuma berisi pisang. Kini, isian molen bervariasi. Ada yang berisi nangka, selai nanas, cokelat, stroberi, dan lain-lain. Tapi, jika kita membahas tentang penganan molen yang asli, yang terpikir kali pertama tentu saja adalah molen pisang.

Kalau menurut Historia, (16/9/2020), molen pisang mencapai puncak kepopulerannya pada dekade 1990-an, Millens. Popularitasnya bahkan mengalahkan camilan dari pisang lainnya, yaitu pisang goreng.

“Pisang molen kini banyak dijual oleh para pedagang kaki lima, tidak hanya sekadar pisang goreng biasa, namun ada pisang molen yang bentuk dan rasanya mempunyai nilai lebih daripada pisang goreng biasa,” tulis Majalah Pertiwi edisi 19 Maret – 1 April 1990 sebagaimana dinukil Historia tersebut.

Dalam artikel tersebut pula, disebutkan bahwa penamaan molen berasal dari alat yang dipakai untuk memipihkan adonan yang nantinya dipakai untuk menyelimuti pisang. Alat yang sebenarnya dipakai untuk membuat mi tersebut diputar dan dikenal dengan nama molen.

Peyeummolen sudah dikenal sejam zaman penjajahan Belanda. (Lazada)

Menariknya, pada saat itu, molen yang dijual dengan harga Rp50 sampai Rp100 tersebut nggak hanya memiliki isian pisang. Ada juga yang memiliki isian peuyeum alias tape singkong khas Jawa Barat. Hm, isian ini sepertinya sudah sulit ditemui pada masa sekarang, ya?

Nah, khusus untuk molen yang berisi peuyeum, sebutannya adalah peuyeummolen. Olahan ini terinspirasi dari roti khas Belanda bernama ‘warmbollen’. Nah, catatan terkait camilan ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Jajajan ini populer khususnya oleh orang-orang Jakarta yang menghabiskan akhir pekan di Bandung. Peuyeummolen jadi oleh-oleh Bandung yang populer,” tulis Joseph Tulus Swandjaja dalam buku Catatan Harian Nonitje yang terbit pada 1923 lalu.

Tapi, jika ditilik lebih lanjut, bentuk molen modern sangat jauh berbeda dengan warmbollen yang lebih mirip seperti roti isi selai. Besar kemungkinan, bentuk molen mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi alat untuk membuatnya.

Apapun itu, molen kini telah dikenal luas sebagai camilan khas Tanah Air yang sangat merakyat. Kalau kamu, lebih suka molen pisang atau molen dengan isian lainnya nih, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Asal Nama Kecamatan Wedi di Klaten, Terkait dengan Pasir atau Rasa Takut?

18 Nov 2024

MOGO, Tempat Aman Berbagi Cerita bagi Para Korban PHK

18 Nov 2024

Kisah Sebuah Desa Di Jepang yang Merayakan Kelahiran Bayi untuk Kali Pertama dalam 52 Tahun

18 Nov 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Memilih Perjanjian Pranikah?

18 Nov 2024

Latar Jembar, Upaya Seniman Demak Kenalkan Kembali Dolanan Anak

18 Nov 2024

Bangga, 30 Budaya Jawa Tengah Raih Status Warisan Budaya Takbenda Indonesia

18 Nov 2024

Polda Jateng Grebek Tambang Ilegal di Klaten, Modusnya Konsumen Datang ke Lokasi

19 Nov 2024

Dua Sisi Fenomena Ulat Pohon Jati di Gunungkidul, Ditakuti Sekaligus Dinanti

19 Nov 2024

Menguak Sejarah Penggunaan Karpet Merah untuk Acara Penyambutan Resmi

19 Nov 2024

Dua Desa Indonesia Dinobatkan Jadi Desa Wisata Terbaik di Dunia 2024

19 Nov 2024

Sapa Masyarakat Jepara, Lestari Moerdijat Bahas Demokrasi dan Ratu Kalinyamat

19 Nov 2024

Pneumonia Masih Menjadi 'Pembunuh Senyap' bagi Anak-Anak

19 Nov 2024

Baru Kali Ini, Indonesia akan Gelar Pilkada Langsung Serentak

19 Nov 2024

Ugly Fruits dan Potensi Tersembunyi di Balik Buah Berpenampilan 'Jelek'

19 Nov 2024

Begini Dampak PPN 12 Persen yang Bakal Berlaku 2025

19 Nov 2024

Lestari Moerdijat: Aspirasi Masyarakat adalah Bahan Bakar untuk Kebijakan yang Inklusif

19 Nov 2024

Mencicipi Rasa Legendaris yang Disajikan di Warung Mi Lethek Mbah Jumal

20 Nov 2024

Nggak Ada Perayaan Tahun Baru di Shibuya, Tokyo, Jepang

20 Nov 2024

Petani Milenial, Berhasilkah Bikin Anak Muda Berkarier Jadi Petani?

20 Nov 2024

Mau Pertama atau Berkali-kali, Pengalaman Nonton Timnas Indonesia di GBK Membekas Abadi

20 Nov 2024