Inibaru.id – Layaknya di sebagian besar negara-negara maju, angka kelahiran di Jepang turun drastis dalam beberapa dekade belakangan. Per 2023 lalu saja, hanya ada 758.631 bayi yang lahir di negara yang luasnya 3 kali lipat dari Pulau Jawa tersebut.
Kebanyakan generasi produktif di Jepang juga tinggal di kota-kota besar seperti Tokyo. Di kawasan pedesaan, kebanyakan yang tinggal adalah orang tua atau lansia. Makanya, bukan hal aneh jika di sebuah desa di Jepang, nggak ada laporan kelahiran bayi sampai bertahun-tahun lamanya.
Hal inilah yang terjadi di Distrik Tarabu yang masuk dalam wilayah Kota Kanayama, Prefektur Fukushima. Warga desa tersebut baru saja merayakan kelahiran bayi untuk kali pertama dalam 52 tahun. Yap, kamu nggak salah baca, sudah lebih dari 5 dekade nggak ada kelahiran bayi di sana.
Saking terpencilnya Desa Tarabu, hanya ada 8 keluarga yang tinggal di sana. Kebanyakan sudah berusia lebih dari 65 tahun. Jika dalam 50 tahun belakangan nggak terdengar suara tangisan bayi, belakangan suara yang langka itu hadir berkat keberadaan Keluarga Aonuma.
Dai Aonuma datang dari Prefektur Yamanashi pada 2020 ke Tarabu karena memiliki cita-cita yang cukup berbeda jika dibandingkan dengan anak-anak muda pada umumnya, yaitu tinggal di kawasan pedesaan. Setelah lulus kuliah, dia pergi ke banyak tempat di Jepang untuk mencari tahu desa mana yang cocok untuknya. Saat mengunjungi Tarabu, dia jatuh cinta dengan tempat tersebut.
“Di sini ada pemandian air panas dan pemandangannya indah,” ucapnya sebagaimana dilansir dari fukushima-tv.co, (12/1/2024).
Nggak hanya jatuh cinta dengan desa tersebut, dia juga jatuh cinta dengan perempuan lokal Emiko. Mereka menikah pada Juni 2023 dan pada akhir tahun, Emiko melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Tara. Nama ini sengaja diambil dari nama desa tersebut, Tarabu.
Saat membuat sertifikat kelahiran di Kantor Pemerintah Kota Kanayama, barulah ketahuan kalau Tara adalah bayi pertama yang lahir di Desa Tarabu.
Seantero desa pun langsung antusias dengan keberadaan Tara. Saking girangnya mereka akhirnya bisa melihat bayi setelah bertahun-tahun, bisa dikatakan, yang merawatnya nggak hanya Dai dan Emiko, melainkan seluruh warga desa.
“Semua orang bahagia, mereka peduli dan mau mengajarkan banyak hal ke anakku. Aku merasa seperti semua warga desa ikut merawatnya. Aku sangat bahagia dengan hal ini,” ucap Emiko.
Meski begitu, karena hanya Tara satu-satunya bayi dan anak kecil di sana, bisa jadi pengalaman masa kecilnya nanti sangat unik karena yang menemaninya sehari-hari adalah kakek dan nenek di Desa Tarabu. Jadi penasaran ya, seperti apa Tara pas tumbuh besar nanti. (Arie Widodo/E10)