BerandaKulinary
Selasa, 30 Mei 2022 15:15

Sejarah Bacem, Kuliner Khas Jawa yang Dulu Jadi Simbol Kemiskinan

Tempe dan tahu bacem, hidangan penuh sejarah karena dipengaruhi kemiskinan di masa kolonial Belanda. (Detik/iStock)

Olahan bacem seperti tempe bacem dan tahu bacem tercipta di masa kolonial Belanda. Kala itu, makanan ini tercipta oleh kalangan kelas bawah dan bahkan jadi simbol kemiskinan.

Inibaru.id – Kalau kamu pergi ke tempat makan khas Jawa, pasti bakal menemukan hidangan bacem. Variasinya cukup banyak. Ada yang berupa tempe bacem, tahu bacem, telur bacem, daging ayam bacem, dan lain-lain.

Rasanya biasanya manis dan cocok untuk dijadikan lauk atau sekadar kudapan. Nah, kamu pernah terpikir nggak sebenarnya seperti apa sih sejarah bacem ini?

Bacem sebenarnya berasal dari proses mengolah makanan ‘membacem’ yang berarti merebus bahan-bahan makanan di dalam air yang diberi tambahan kecap dan bumbu-bumbu lain seperti gula merah, bawang merah dan putih, daun salam, lengkuas, serta ketumbar. Nah, air ini dibiarkan hingga mengering dan meresap ke dalam bahan-bahan makanan tersebut.

“Mengapa pakai gula merah? Karena bacem berasal dari Jawa, khususnya Jawa Tengah. Masakan Jawa dikenal memiliki cita rasa yang manis,” ungkap ahli kuliner Odilia Wineke, Kamis (11/12/2014).

Simbol Kemiskinan di Masanya

Meski rasanya enak, realitanya bacem tercipta di masa kolonial Belanda dan jadi salah satu simbol kemiskinan di masa itu. Pada abad ke-19, di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta dilakukan tanam paksa. Tanaman yang harus ditanam oleh para petani adalah tebu demi memberikan bahan baku bagi banyaknya pabrik tebu di sana. Hal ini membuat gula melimpah dan akhirnya jadi bahan makanan yang terjangkau harganya.

Tempe bacem goreng, olahan turunan dari bacem yang bersejarah. (pinterest.com/yulias0766)

Keberadaan gula, ditambah dengan bumbu-bumbu yang masih mudah didapat seperti ketumbar, lengkuas, dan lain-lain akhirnya membuat orang Jawa di masa itu berinovasi dan akhirnya terciptalah bacem.

“Masyarakat Jawa pun sering memakai gula dan ketumbar sebagai bumbu makanan,” lanjut Odilia.

Bahan makanan yang kali pertama diolah dengan teknik membacem adalah tahu dan tempe yang merupakan olahan dari kedelai. Pada saat itu, sebagaimana gula, tahu dan tempe juga berharga murah dan bisa didapatkan dengan mudah. Masyarakat kelas bawah pun mengolahnya jadi makanan yang nikmat dengan teknik membacem. Pada akhirnya, terciptalah tempe bacem dan tahu bacem yang bisa kita nikmati hingga sekarang.

Kini, ada banyak olahan makanan turunan dari baceman. Di angkringan, kamu bisa melihat daging ayam bacem atau tempe bacem yang dibakar hingga kering sehingga nikmat untuk disantap sembari mengobrol. Terkadang, tempe atau tahu bacem juga digoreng sehingga cocok untuk dijadikan lauk, Millens.

Omong-omong, olahan bacem apa yang paling kamu suka sih? (Med, Fim, Hop/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024