Inibaru.id – Salah satu ciri khas dari orang Indonesia adalah kegemarannya makan dengan sambal. Bahkan, varian sambal di berbagai daerah di Indonesia sangatlah banyak. Tapi, pernah nggak terpikir sejak kapan sebenarnya orang Indonesia mengenal sambal?
Meski cabai bisa dengan mudah ditemukan di mana-mana, ternyata cabai nggak asli Indonesia, lo. Bahkan, kabarnya cabai baru kali pertama datang di Indonesia pada abad ke-16. Hal ini diungkap oleh pakar dan sejarawan dunia kuliner, Fadly Rahman.
“Cabai itu asalnya dari Benua Amerika. Yang membawa ke sini itu Bangsa Portugis dan Spanyol. Mereka membawanya dengan kapal beserta sekitar 2.000-an jenis tumbuhan lainnya,” jelas Fadly.
Awalnya, masyarakat Nusantara mengonsumsi cabai mentah-mentah dan nggak mengolahnya menjadi sambal. Kemudian masyarakat mencobanya dengan menambahkan garam, kencur, atau terasi. Jadilah sambal.
Nah, saat budaya Tionghoa masuk ke Nusantara dan membawa kebiasaan memasak dengan bawang merah dan bawang putih, racikan sambal Nusantara pun jadi semakin beragam.
“Jadi kalau dilihat, sambal itu perpaduan dari berbagai hasil bumi di Indonesia. Lalu, kemudian juga dipengaruhi bahan-bahan dari Tiongkok dan India,” lanjut Fadly.
Menariknya, kalau dilihat dari sisi pemilihan nama, sambal justru lebih dekat dengan Bahasa Melayu alih-alih Bahasa Jawa atau Bali. Sepertinya, hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan berdagang dengan bangsa Melayu atau dari orang-orang Sumatera.
Sejumlah catatan Bangsa Eropa yang singgah di Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19 menunjukkan kalau masyarakat Nusantara sangat gemar makan dengan sambal. Hanya, sambal-sambal di zaman itu nggak sekompleks atau sevariatif di zaman sekarang.
“Dulu, yang paling dikenal itu sambal bajak, sambal boang, sambal goreng, sambal mentah, dan sambal sederhana lainnya,” jelas Fadly.
Kini, hampir di seluruh daerah di Tanah Air memiliki sambal-sambal khas. Hal ini disebabkan oleh kombinasi hasil alam di setiap daerah yang memang nggak selalu sama. Tingkat kepedasan dari sambal-sambal tersebut juga bervariasi tergantung pada selera masyarakat setempat.
Omong-omong, kamu paling suka dengan sambal jenis apa nih, Millens? (Kom/IB09/E05)