BerandaKulinary
Minggu, 16 Sep 2023 12:31

Satai Kambing Balibul dan Batibul; Biar Rasanya Mantap, Ada Aturan Memasaknya

Ilustrasi: Istilah balibul dan batibul sering ditemui pada warung penjual satai kambing khas Tegal. (Solomediabisnis)

Sate kambing batibul dan balibul khas Tegal sangat terkenal kelezatannya. Bagaimana cara memasaknya?

Inibaru.id – Kalau kamu sedang berada di sekitar Tegal atau di tengah perjalanan di Pantura Jawa Tengah, pasti pernah melihat istilah "balibul" atau "batibul" yang ditulis pada warung-warung penjual satai kambing khas Tegal. Sebenarnya, apa sih makna dari kedua istilah tersebut?

Ternyata, istilah tersebut menunjukkan seberapa tua usia dari kambing yang disembelih dan dagingnya dijadikan satai. Batibul adalah singkatan dari “bawah tiga bulan”, sementara balibul berarti “bawah lima bulan”.

Kok usia kambing yang disembelih muda banget? Ternyata, warga Tegal memang lebih suka menyembelih kambing berusia muda jika membuat satai. Bagi mereka, semakin muda kambing yang disembelih, makin empuk dagingnya. Selain itu, dagingnya juga nggak berbau prengus sebagaimana daging kambing berusia tua. Hal ini cocok dengan kecenderungan orang Tegal yang membuat satai dengan bumbu minimalis.

Kebiasaan orang Tegal dalam membuat satai ini diungkap dalam buku 100 Mak Nyus Jalur Mudik, Jalur Pantura, dan Jalur Selatan Jawa (2018) yang ditulis oleh mendiang pembawa acara makanan legendaris Bondan Winarno. Dalam buku tersebut, Bondan menyebut satai kambing khas Tegal punya ciri khas berupa sedikitnya bumbu yang dipakai. Yang paling ditonjolkan dari satai ini adalah kualitas daging kambingnya.

Aturan Memasak Satai Kambing

Satai kambing khas Tegal. (Ldiisampit)

Meski begitu, bukan berarti orang Tegal hanya mengandalkan daging kambing muda saja. Saat membuat satai, mereka mematuhi sejumlah aturan untuk membuat satai yang disajikan terasa mantap. Berikut adalah aturan-aturan tersebut.

  1. Usai disembelih, daging kambing langsung digantung agar darahnya bisa menetes keluar hingga habis. Jadi, nggak ada darah yang termasak. Bagi orang Tegal, darah memang dianggap bisa mengubah rasa daging;
  2. Semua otot dibuang. Yang diolah hanya daging kambing yang empuk;
  3. Saat ditusuk, daging nggak boleh ditekan kuat-kuat karena dianggap bisa membuat teksturnya jadi keras;
  4. Sebelum dibakar, daging satai yang sudah ditusuk harus didiamkan sekitar 1 jam. Setelah itu, daging ini baru dibumbui dengan lemak kambing, susu kambing, serta rempah-rempah;
  5. Proses pembakaran daging nggak boleh memakai arang terlalu banyak. Orang yang membakar daging satai juga nggak boleh mengipasinya dengan kipas elektronik karena dianggap hanya akan membuat daging luar saja yang matang. Lebih disarankan memakai kipas anyaman bambu.

Wah, jadi tahu, ternyata ada alasan khusus mengapa satai kambing khas Tegal memakai daging kambing balibul dan batibul. Kamu sudah pernah merasakan kenikmatan satai dari daging kambing muda ini belum, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024