BerandaKulinary
Minggu, 5 Agu 2017 04:15

Sambal Rusip, Asamnya memang Sip!

Sambal khas pulau bangka belitung (Foto:https://www.google.co.id)

Rusip, sambal khas daerah Muntok, Bangka Barat. Sekali cicip, pasti bikin nagih.

inibaru.id - Soto dan nasi goreng adalah dua masakan tanah air yang dikenal luas memiliki begitu banyak varian konten dan rasa. Masing-masing daerah memiliki kekhasan sendiri. Nah satu lagi yang juga memiliki berbagai jenis variasi rasa dan bahan. Yaps, maka tersebut adalah sambal. Ya, hidangan Indonesia memang selalu terasa tak lengkap tanpa si pedas satu ini.

Bangka memiliki satu olahan sambal yang begitu unik lantaran terbuat dari hasil fermentasi ikan. Namanya Rusip. Sambal ini berbahan dasar ikan atau ikan bilis (clupeoidesborneensis). Hidangan pelengkap ini biasa dijumpai di daerah Muntok, ibukota Bangka Barat.

Berada di wilayah pesisir, tiada sulit bagi daerah itu untuk memperoleh ikan laut. Tak heran jika masakan olahan di Muntok juga didominasi dengan ikan-ikanan. Bahkan, sambalnya pun dicampur dengan ikan.

Ya, Rusip adalah salah satunya. Sangat mungkin tak ada kesan yang begitu menarik ketika Anda melihat sambal ini untuk kali pertama. Bentuknya memang tak menarik, tak semeriah sambal Mantah di Bali atau Sambal Terasi khas Jawa.

Baca Juga : Bakso Bambu Runcing, Senjata Lawan Lapar

Warnanya yang keruh dan baunya yang menyengat, dipadu dengan penampakan ikan teru yang mencuat di permukaan sambal seakan tak menarik minat Anda untuk mencicipinya. Namun, sekali mencicipinya, bisa dipastikan Anda akan ketagihan.

Rasa asam begitu mendominasi sambal ini, sementara pedasnya cabai akan tertinggal di lidah, meski Anda sudah berhenti menyantapnya. Rusip ini paling cocok dijadikan pelengkap nasi yang dipadukan dengan lalapan.

Bagaimana membuatnya? Ada beberapa versi dari sambal Rusip ini. Ada yang mengatakan sambal ini hanya berisikan ikan teri yang difermentasi dengan garam selama beberapa hari, kemudian dibubuhi irisan cabai sesaat sebelum dihidangkan. Versi ini rasanya cenderung asin.

Namun, ada pula versi Rusip asam, Rusim rasa asam ini pembuatannya melalui proses fermentasi bersama gula merah, air kerak nasi, garam, dan jeruk kunci. Setelah ikan terfermentasi dengan sempurna, dibuktikan dengan aroma asam yang kental, ia kemudian baru diolah dengan cabai dan bawang.

Baca juga: Menikmati Pecel Gambringan yang Melegenda

Lebih dari itu, penyajian Rusip di berbagai daerah di Bangka sama saja. Sambal ini biasa dimakan bersama daun singkong dan kangkung, atau dicocol bersama timun, terong, dan juga lalapan lainnya.

Di Bangka, sambal ini biasa dimakan kapan saja. Artinya, tak ada waktu khusus untuk menyantapnya. Rusip bisa di makan saat pagi, siang, atau pun malam. Sebagian orang bahkan menganggap hidangan ini bukan sebagai sambal, melainkan lauk saat makan.

Bangka memang terkenal dengan sambal fermentasi berbagai jenis ikan. Tak hanya Rusip, pulau ini juga mengenal Sambal Calo yang merupakan fermentasi udang. Untuk mendapatkan sambal ini juga tidaklah sulit. Toko oleh-oleh dan rumah makan biasanya menyediakan sambal jenis ini.(GIL/IB)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakal Diisi Siswa Pintar dan Berprestasi, Apa Itu SMA Unggulan Garuda?

17 Jan 2025

Mencari Tahu Sejarah Nama Kecamatan Kunduran di Blora

17 Jan 2025

204 Pendaftar Pelatihan Keterampilan Gratis di BLK Rembang, Bakery Jadi Kejuruan Favorit

17 Jan 2025

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

17 Jan 2025

Mulai Hari Ini, Kamu Bisa Wisata Perahu di Kali Pepe di Gelaran Grebeg Sudiro Solo!

17 Jan 2025

'Asura', Serial Keluarga Terbaru dari Koreeda Hirokazu

17 Jan 2025

Memasak Wajik untuk Hajatan; Lelaki Mengaduk, Perempuan Meracik

17 Jan 2025

Setelah Jadikan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional, Apa Langkah Lestari Moerdijat Selanjutnya?

17 Jan 2025

Untuk Mental yang Lebih Sehat, Ayo Lakukan Decluttering di Rumah!

18 Jan 2025

BPS: Pengeluaran Harian Lebih dari Rp20 Ribu Nggak Tergolong Orang Miskin

18 Jan 2025

Swedia Kembali Gunakan Buku Cetak untuk Pendidikan

18 Jan 2025

Jalan Kaki Seru bareng Komunitas Mlaku Magelang

18 Jan 2025

Lebih Nyaman, Tiga KA di Daop 4 Semarang Beroperasi dengan Sarana Terbaru

18 Jan 2025

Memahami 'Dark Feminine Energy'; Apakah Baik Dimiliki Perempuan?

18 Jan 2025

Sajian Khas Imlek, Berapa Lama Kue Keranjang Bisa Awet?

19 Jan 2025

Membesuk Penjara Mlaten Semarang, si Tua Renta yang Sekarang Malih Rupa

19 Jan 2025

Mengapa Saat Hujan Kita Pengin Makan Mi Kuah?

19 Jan 2025

Healing Seru dengan Main ke Green Kayen Yogyakarta

19 Jan 2025

Tangan Istimewa Rory Delap dan Pratama Arhan di Dunia Sepak Bola

19 Jan 2025

Menilik Tradisi Nyadran Rejeban Plabengan di Lereng Gunung Sumbing

19 Jan 2025