BerandaKulinary
Kamis, 24 Jun 2020 09:27

Resep Nenek, Bubur Opak Bu Rahayu Bandungan Buat Pelancong Terpikat

Rahayu berjualan bubur sejak 27 tahun lalu. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Selama 27 tahun, Slamet Rahayu meneruskan usaha sang nenek untuk berjualan bubur. Dengan menu andalan bubur opak, kini jualannya jadi favorit warga lokal dan para pelancong.

Inibaru.id - Selain tahu serasi dan sate kelinci, jangan lupa coba kuliner satu ini saat berkunjung ke Bandungan. Bubur opak! Bubur yang dipadu dengan opak atau kerupuk yang dibuat dari ketela pohon ini punya cita rasa yang superunik. Penjualnya bernama Slamet Rahayu.

Dia merupakan satu-satunya penjual bubur opak di Bandungan yang saya tahu. Sambil melayani pembeli, perempuan ini mengorek memorinya 27 tahun lalu. Itu menjadi kali pertama Rahayu, begitu dia disapa menjajakan bubur. Saat itu dirinya yang masih lajang memutuskan untuk meneruskan usaha sang nenek.

“Saya jualan sebelum menikah meneruskan usaha nenek jualan bubur, resep juga dari nenek,” tuturnya.

Dulu pelanggannya hanya warga sekitar Dusun Junggul. Tapi setelah dia menambahkan opak, pembelinya bertambah. Para pelancong yang penasaran lantas mencobanya. Meski nggak biasa, banyak yang kepincut dengan kuliner unik satu ini lo.

Bubur opak disukai warga lokal maupun wisatawan. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

“Dulu memang belum begitu terkenal karena pembelinya cuma orang kampung. Karena setiap akhir pekan banyak pendatang jadi pada coba,” ungkapnya.

Seporsi bubur opak dijual Rp 5.000 – Rp 10.000, Millens. Harga tergantung topping yang kamu mau. Rahayu mengaku bisa menjual dua termos besar bubur saat akhir pekan. Pada hari kerja, lebih dari setengahnya terjual.

“Kalau malam Minggu habis 2 termos 5 kg, kalau hari biasa 2-3 kg,” ungkap ibu dua anak ini.

Salah satu pelanggannya yang seudah enam tahun nggak pernah absen menyantap bubur opak ketika datang ke Bandungan adalah Zubaidah. Perempuan asal Ungaran ini mengaku sering datang ke Bandungan ini untuk menyantap bubur opak bersama suaminya.

“Dulu diajak teman bapak (baca; suami) ke sini, makan di sini. Sekarang bapak sudah nggak ada, jadi sekarang ke sini dengan anak cucu untuk nostalgia,” katanya penuh haru.

Rahayu melayani pembeli. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Menurut Zubaidah, bubur buatan Rahayu ini beda dari yang lain karena adanya tambahan opak. Itulah yang membuatnya nggak pernah absen untuk mampir di lapak Rahayu setiap kali ke Bandungan.

Kini bubur opak Rahayu sudah dikenal luas oleh masyarakat. Sudah berkali-kali juga media meliputnya. Popularitas bubur opak Rahayu nyatanya nggak semua diterima positif. Ibarat kata, makin tinggi pohon makin kencang anginnya.

“Banyak menjelek-jelekkan di belakang, tapi saya biarkan saja,” ungkap Rahayu.

Buatmu yang menghabiskan malam di Bandungan, bubur opak buatan Rahayu ini cocok banget untuk mengganjal perut. Tertarik mencobanya?

Bubur Opak Bu Rayahu

Kategori : Warung kaki lima

Alamat : Depan Gapura Dusun Junggul, Bandungan

Jam Operasional : 00.00 WIB – 10.00 WIB

Harga Makanan : Rp 5.000 – Rp 10.000

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024