BerandaKulinary
Rabu, 6 Des 2022 09:00

Nikmatnya Lompya Duleg, Jajanan Andalan Delanggu Klaten

Lompya duleg, jajanan khas Delanggu, Klaten. (Brilliofood)

Lompya duleg dianggap sebagai versi lain dari lumpia semarang. Tapi, penganan ini punya keunikan dan rasa khasnya tersendiri. Seperti apa sih rasanya?

Inibaru.id – "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda". Peribahasa ini sepertinya cocok dengan cerita lompya duleg, jajanan khas Delanggu, Klaten. Bagaimana nggak, sempat dianggap sebagai produk gagal, kini lompya duleg justru digemari banyak orang.

Dari namanya saja, sudah bisa ditebak jika jajanan ini mirip dengan lumpia, jajanan khas Kota Semarang. Meski begitu, ada perbedaan besar di antara keduanya. Ukuran lompya duleg cukup kecil, yaitu sekitar 5 centimeter. Kulitnya terbuat dari pati onggok yang dicampur dengan tepung terigu. Isiannya bukan rebung, tetapi kecambah.

Cara makan lompya duleg yang nggak krispi sebagaimana lumpia semarang juga berbeda. Penganan yang sudah diberi tambahan potongan bawang merah, bawang putih, dan sedikit kecap manis ini dicocol ke cairan gula jawa. Hm, perpaduan rasa yang menarik, ya?

Sejarah Penemuan Lompya Duleg

Lompya duleg sudah eksis sejak 1950-an. (Tribunsolo/Mardon Widiyanto)

Lompya duleg berasal dari Dusun Lemburejo, Desa Gatak, Kecamatan Delanggu. Di sana, kamu bisa menemukan 15 kepala keluarga (KK) yang masih setia memproduksi penganan yang diciptakan oleh Mbah Karto Purno pada 1950-an.

Menurut cerita anggota Paguyuban Lompya Duleg Mugi Langgeng Peri Santoso, saat kali pertama dibuat, lompya duleg dianggap nggak enak karena ada cita rasa asam yang terlalu kuat. Untungnya, Mbah Karto Purno nggak menyerah untuk menyempurnakan penganan tersebut agar bisa diterima lidah masyarakat.

“Mengapa namanya lompya duleg, karena saat disajikan, lompya dicocolkan atau di-‘duleg-duleg’ dengan bambu kecil,” cerita Peri Santoso sebagaimana dilansir dari Radar Solo, Sabtu (3/12/2022).

Peri yang sudah memproduksi penganan ini sejak puluhan tahun yang lalu mengaku bisa memproduksi setidaknya 200 buah lompya duleg. Setelah selesai dibuat, dia pun menjualnya dengan berkeliling sepeda motor sejak pukul 16.30 WIB sampai 21.00 WIB. Dia berjualan di sekitar Delanggu atau ke kecamatan-kecamatan lainnya.

“Selain saya, ada juga yang berkeliling, ada juga yang berjualan di rumahnya. Kalau yang berjualan di rumah biasanya sudah dipesan dari pelanggan di wilayah Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali,” lanjutnya.

Pemroduksi lompya duleg lainnya, Mbah Daliyem, bahkan menjualnya dengan cara berjalan kaki ke sekitar.

“Kalau saya jalan kaki, dagangannya digendong. Biasanya mulai keliling pukul 10.00 WIB dan baru pulang setelah habis,” ungkap Mbah Daliyem sebagaimana dikutip dari Klatenkab, (18/12/2020).

Harga lompya duleg nggak mahal kok, Millens. Per bijinya dibanderol Rp1000. Kalau kurang, bisa nambah semau kamu asalkan stoknya masih tersedia, ya? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: