BerandaKulinary
Minggu, 15 Apr 2023 14:00

Menjajal Kue Kucur Pasar Pekaulan Pati, Resep Turun-temurun Desa Gerit

Kue kucur memiliki tekstur yang lembut, dengan warna coklat bercita rasa nikmat. (cookpad.com/ @Hasami_Kitchen)

Kue kucur, kocor, atau cucur menjadi salah satu jajanan tradisional paling banyak dicari masyarakat di Pasar Pekaulan Pati. Mundarti, salah seorang penjual mengatakan, kue ini adalah resep turun-temurun Desa Gerit.

Inibaru.id - Pasar Pekaulan di Kabupaten Pati terbilang unik karena hanya digelar dua hari dalam sebulan, yakni tiap Ahad Legi dan Senin Pahing. Kalau kamu kebetulan ke sini, jangan lupa untuk memburu jajan pasarnya yang ikonik, salah satunya adalah Kue Kucur.

Oya, sedikit informasi, Pasar Pekaulan juga acap disebut Pasar Gerit karena berlokasi di Desa Gerit, Kecamatan Cluwak. Dinamakan "Pekaulan" karena pasar ini muncul di tempat orang-orang melakukan kaul (janji) atau membayar nazar, yakni pada Senin Pahing dalam penanggalan Jawa.

Di pasar tersebut, kamu bisa menemukan pelbagai pengangan tradisional yang dikenal masyarakat Pati, termasuk di dalamnya kue kucur. Untuk yang belum tahu, kue kucur berwarna kecoklatan. Teksturnya lembut berminyak bercita rasa manis-gurih.

Nggak hanya Pati, kue kucur juga dikenal di berbagai daerah di Indonesia, tapi dengan nama yang berbeda-beda. Selain kucur, orang Jawa menyebutnya cucur atau kocor. Sementara, masyarakat Minangkabau menamainya paniaram, sedangkan orang Mandar bilang kue dumpi.

Kue Paling Diminati

Kue Kucur yang baru saja digoreng terlihat sangat menggiurkan, ya. (gencil.news/ Jennie Anwar)

Kue kucur menjadi jajan pasar paling banyak diburu masyarakat di Pasar Pekaulan. Yang berjualan pun banyak, salah satunya Mundarti. Ditemui Inibaru.id belum lama ini, dia mengaku bisa menjual sekitar 300 biji kue kucur saban pasar digelar.

"Saya jualan mulai Minggu pas aktivitas pasar sedang ramai-ramainya, yakni sekitar jam dua siang sampai enam sore," ujarnya.

Mundarti membuat kue kucur sendiri di rumahnya. Jika jualan sore, dia akan membuat kue pada pagi harinya. Kendati kue goreng ini bisa tahan dua hari pada suhu ruang, dia memilih membuatnya menjelang dasaran agar masih hangat dan fresh saat dijual.

Berjualan kue kucur telah dilakukan Mundarti sejak lama. Dengan resep yang diturunkan dari ibunya, dia biasa menjual kue tersebut dengan harga Rp2.000 per biji. Selain untuk melestarikan jajanan tradisional, kue kucur juga menjadi salah satu sumber pendapatannya.

"Hasil yang didapat lumayan, sih. Kalau tiap jualan laku 300 biji, tinggal dikalikan Rp2.000 saja, itulah penghasilan kotor saya," bebernya.

Bahan Baku yang Mudah Didapatkan

Menggoreng kue kucur harus satu-satu dan nggak perlu dibolak-balik. (sajiansedap.grid.id)

Menurut Mundarti, alasan lain yang membuatnya bertahan berjualan kue kucur adalah karena bahan baku pembuatannya terbilang mudah didapatkan. Yang perlu disiapkan hanyalah tepung beras, tepung terigu, gula jawa, kelapa parut, vanili, dan air.

“Semakin banyak kelapa lebih enak. Saya biasanya pakai dua buah kelapa yang besar atau tiga kalau kecil,” jelas ibu dua anak tersebut. "Cita rasa kue kucur manis, jadi harus berani pakai gula. Pakainya gula merah biar aromanya khas dan warnanya kecoklatan."

Untuk pembuatannya, Mundarti membeberkan, tepung beras, terigu, dan kelapa parut dicampur dalam satu wadah, lalu ditambah air dan gula merah yang sudah dicairkan dan sedikit vanili. Aduk rata adonan, kemudian diamkan selama setengah jam.

“Semakin encer adonan, hasil kue kucur bakal semakin tipis. Sebaliknya, jika adonan kental, kue kucur jadi makin tebal,” terangnya. "Adonan harus digoreng dalam minyak panas. Satu-satu. Nggak perlu dibolak-balik."

Oya, Mundarti mengatakan, kue kucur paling enak kalau dinikmati selagi hangat. Kue ini bisa dikudap sebagai teman ngopi atau ngeteh. Hm, sedap!

Aduh, aduh, jadi lapar nggak, sih? Kalau bertandang ke Pati pas ada Pasar Pekaulan, kamu wajib banget cobain kue kucur, sih. Dijamin nggak mau berhenti mengunyah, deh! (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: