Inibaru.id - Keputusan Aditya Bagus Wicaksono memilih keluar kerja demi menekuni dunia diecast mobil rupanya nggak sia-sia. Perlahan, bisnis custom dan modifikasi miniatur mobil yang dia gagas sejak 2019 itu mulai membuahkan hasil. Bahkan, karyanya kini banyak dilirik kolektor asing, lo!
Oya, diecast adalah mainan berbahan dasar logam, yang namanya diambil dari cara pembuatannya, yakni teknik die-casting. Teknik ini dilakukan dengan memanaskan logam logam pada suhu tinggi hingga cair, lalu menuangkannya ke dalam cetakan model yang diinginkan, misalnya miniatur mobil.
Proses yang nggak jauh berbeda dengan pembuatan rangka mobil sungguhan memungkinkan diecast menyerupai bentuk aslinya, tapi versi mini. Karena bahan yang bagus dan tingkat kemiripannya yang tinggi, diecast banyak digemari para kolektor di seluruh dunia.
Mobil diecast yang diburu kolektor umumnya diproduksi produsen mainan terkenal seperti Hot Wheels, Tomica, Matchbox, Bburago, Autoart, Maisto, atau Norev. Namun, ada kalanya "mobil pabrikan" itu nggak memuaskan kolektor. Maka, muncullah diecast modif atau custom, profesi yang ditekuni Aditya.
Garasi untuk Produksi
Menyambangi rumah Aditya di bilangan Pundakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang belum lama ini, saya dibuat takjub dengan "bengkel" custom diecast miliknya. Pelbagai peralatan diletakkan rapi di dinding bengkel yang semula merupakan garasi tersebut, mulai dari cat, selotip, hingga koleksi mobil custom yang dijajar pada rak-rak memanjang.
Sementara, di bawah rak-rak tersebut, ada beberapa drawer berisikan pernak-pernik, onderdil, dan aksesori mobil diecast; yang diletakkan bersanding dengan perkakas lain seperti bor tuner, amplas, cutter pent, kompresor, dan lain-lain. Benar-benar mirip bengkel custom mobil, tapi berukuran mini.
"Harus rapi, karena proses pengerjaan diecast butuh ketelitian, kesabaran, dan kreativitas," kata Aditya begitu saya menyatakan betapa rapinya tempat itu. "Dari kecil saya suka kumpul-kumpulin mobil mainan, terus disusun rapih dan dipajang."
Sedari kecil, alumnus Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang itu memang sudah suka mengoleksi mobil-mobilan diecast. Nggak hanya mengoleksi, dia juga mulai memodifikasi atau meng-custom-nya. Aditya bahkan beberapa kali mengikuti kompetisi diecast yang memenangkannya.
"Ikut berbagai lomba juga bisa dibilang bagian dari merintis bangun branding, ya?" kelakarnya. "Alhamdulillah banyak karya yang terpilih jadi juara."
Sebelum bekerja penuh waktu mengurusi bengkel custom mobil diecast, Aditya bekerja sebagai staf hotel di Semarang. Namun, pada 2019, dia memilih resign untuk fokus mengembangkan bisnis yang kini membuatnya bisa berpenghasilan hingga belasan juta rupiah per bulan tersebut.
Keputusan itu nggak serta-merta membuahkan hasil. Selama hampir setahun, dia mengaku kesulitan mencari pasar. Barulah pada akhir 2019 bisnis tersebut membuahkan hasil, dengan strategi marketing melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram.
"Awal-awal, yang beli kebanyakan adalah teman-teman di Semarang. Namun, lambat laun mulai ada kolektor dari Jakarta dan Aceh," kenang lelaki berambut cepak ini. "Dari situ mulai banyak yang datang."
Nggak hanya kolektor dalam negeri, gencarnya promosi di medsos juga membuat para penggemar diecast dari luar negeri kepincut. Mereka datang dari pelbagai negara, mulai dari AS, Jerman, Jepang, Dubai, Arab Saudi, Hongkong, Taiwan, Malaysia, hingga Singapura.
"Mayoritas (kolektor asing) yang pesan dari AS. Kebanyakan dari mereka minta dibuatkan diecast berupa miniatur mobil yang menyerupai kendaraan (mobil) yang mereka punya," ungkap Aditya.
Untuk harga, mobil diecast bikinan Aditya dibanderol pada kisaran Rp500 ribu. Namun begitu, dia mengaku pernah menjual salah satu karya masterpiece-nya hingga mencapai Rp7,5 juta.
"Waktu itu ada orang Jerman rekues diecast mobil towing (derek) yang mengangkut satu mobil lagi di atasnya," paparnya, diikuti derai tawa.
Hobi kalau ditekuni ternyata bisa berdampak positif juga ya, Millens? Ada yang tertarik meminang mobil diecast custom bikinan Aditya nggak, nih? (Fitroh Nurikhsan/E03)