inibaru indonesia logo
Beranda
Adventurial
Banyak Turunan Curam, Siapkan Mental untuk Motoran ke Gubug Serut Semarang!
Rabu, 15 Feb 2023 15:30
Bagikan:
Gapura Selamat Datang yang terletak di sisi terluar Gubug Serut. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Gapura Selamat Datang yang terletak di sisi terluar Gubug Serut. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Banyaknya turunan curam menuju wisata alam Gubug Serut membuat siapa pun kudu hati-hati, terlebih bagi pesepeda motor. Siapkan mental untuk motoran ke salah satu lokawisata air menjanjikan di Kota Semarang, lalu ikuti rute paling aman berikut ini!

Inibaru.id - Pelancong, khususnya anak muda, belakangan begitu tertarik pada destinasi wisata tersembunyi atau acap disebut hidden gem. Di Kota Semarang, salah satu tempat yang dalam beberapa tahun terakhir acap "diburu" wisatawan adalah Gubug Serut.

Lokawisata alam di Desa Persen, Kecamatan Gunungpati, ini begitu diminati karena menampilkan suasana asri bantaran sungai berbatu lengkap dengan gemericik air sejuk khas pegunungan yang cocok untuk menepi dari hiruk-pikuk kota. Letaknya juga nggak terlalu jauh dari permukiman warga.

Sedikit informasi, Gubug Serut berjarak kurang dari 3 kilometer dari kampus utama Universitas Negeri Semarang (Unnes), patokan paling gampang di Google Map. Namun begitu, akses jalannya yang berliku dan dipenuhi turunan curam membuat kita kudu berhati-hati, terutama kalau naik sepeda motor.

Menurut saya, musim penghujan bukanlah saat yang tepat ke Gubug Serut karena jalannya cukup licin. Inilah yang saya alami beberapa waktu lalu. Hujan yang turun membuat saya harus melaju ekstrapelan dan senantiasa waspada karena sepeda motor begitu sulit dikendalikan di turunan curam.

Rute ke Kampus Unnes

Meski akses jalannya sulit, Gubug Serut masih dikunjungi banyak anak muda. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)
Meski akses jalannya sulit, Gubug Serut masih dikunjungi banyak anak muda. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Hari itu, saya sejatinya hampir batal ke Gubug Serut karena gerimis sudah mulai membasahi Jalan Dr Sutomo saat saya bertolak dari Tugu Muda Semarang sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, kepalang tanggung, saya nekat melanjutkan perjalanan.

Butuh menempuh jarak sekitar 10 kilometer dari Tugu Muda ke Unnes. Dari Tugu Muda, saya memilih jalur selatan ke Jalan Dr Sutomo, lalu belok ke barat di pertigaan RSUP Dr Kariadi menuju Jalan Kaligarang.

Di jalan tersebut, saya sempat berhenti karena daerah ini memiliki nama yang sama dengan sungai besar di Gubug Serut yang akan saya sambangi. Setelah bertanya pada beberapa orang, barulah saya tahu bahwa Banjir Kanal Barat (BKB) yang mengalir di bawah Jalan Kaligarang adalah bagian dari anak sungai Kaligarang yang berhulu di Ungaran, Kabupaten Semarang. Wah!

Dari Jalan Kaligarang, saya memilih jalur ke selatan menuju Jalan Kelud Raya hingga tiba di perempatan, lalu memilih Jalan Menoreh Raya hingga tba di Jembatan Besi ikonik di Jalan Dewi Sartika, kemudian terus menanjak ke selatan hingga tiba di kawasan kampus Unnes.

Rute ke Gubug Serut

Di lokasi wisata Gubug Serut, banyak gubuk-gubuk kecil untuk nongkrong bersama teman. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)
Di lokasi wisata Gubug Serut, banyak gubuk-gubuk kecil untuk nongkrong bersama teman. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Dari Unnes menuju Gubug Serut sangatlah dekat. Namun, menurut saya, tiga kilometer terakhir ini justru menjadi yang paling sulit. Ha-ha. Untuk menuju lokawisata yang dibuka sejak 2020 itu, kamu perlu menjadikan Lapangan Banaran atau Pasar Krempyeng sebagai patokan.

Lapangan Banaran terletak di Jalan Taman Siswa. Nah, tepat di seberang lapangan, ada satu gang di perkampungan seukuran satu mobil yang dikenal sebagai Jalan Kalimasada. Rute inilah yang menuntun saya ke Desa Persen.

Memasuki desa tersebut, skill berkendara saya benar-benar diuji. Jalannya menurun, sempit, curam, dan banyak tikungan tajam. Dalam kondisi gerimis, tangan dan kaki saya pun nggak bisa lepas dari rem, sementara mulut terus merapal istigfar sembari menahan napas dalam-dalam. Ha-ha.

Untuk pemotor pemula, sebaiknya kamu nggak mengendarainya sendirian di jalur ini. Kendati hampir seluruh jalan menuju Gubug Serut sudah teraspal, banyak sisi yang sudah berlubang. Jadi, selain kemampuan menuruni jalur yang curam, kelincahan berkendara juga menjadi syarat mutlak ke sana.

Fatim, seorang pengunjung yang saya temui sepulang dari Gubug Serut mengaku, perjalanan yang baru saja dilaluinya benar-benar mendebarkan. Agak berbeda dengan saya yang khawatir saat turun, mahasiswa Unnes itu justru resah ketika pulang dari Gubug Serut.

“Jujur, rada deg-deg-ser, sih! Apalagi tadi setelah tanjakan tinggi ada jalan yang belum diaspal. Hilang fokus sedikit saja bisa oleng kendaraannya,” tutur gadis bernama lengkap Munfatimah tersebut, lalu tergelak. "Baru tahu ada tempat begini. Betul-betul hidden gem sih ini!"

Menurutnya, jalur menurun nggak begitu menyulitkannya. Fatim menyarankan, untuk motor matik, sembari mengerem, gas harus sedikit ditarik agar motor nggak melaju terlalu kencang. Sementara, untuk motor manual, yang perlu diperhatikan adalah saat menambah atau mengurangi gigi.

“Kalau jalur turun, mainin gigi harus hati-hati. Tanjakan juga, bisa jadi gagal jalan atau nggak kuat nanjak di tanjakan kalau masukin giginya nggak tepat,” tegasnya.

Huft, betul-betul perjalanan yang mendebarkan. Eits, tapi untuk kamu yang suka menantang adrenalin, hidden gem yang belum mematok tiket masuk ini beneran harus kamu coba, sih, Millens. Selamat berpetualang! (Rizki Arganingsih/E03)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved