BerandaKulinary
Jumat, 25 Jun 2020 18:15

Mengapa Penjual Nasi Goreng Gerobakan Kebanyakan Laki-laki?

Pedagang nasi goreng gerobakan odentik dengan laki-laki. (Instagram.com/witto_suqardie)

Pernah nggak sih tebersit di pikiranmu kenapa penjual nasi goreng gerobakan justru adalah laki-laki. Padahal, yang ahli masak kan biasanya kaum hawa. Apa alasannya, ya?

Inibaru.id - Sobat Millens, mana nih pencinta nasi goreng abang-abang gerobakan? Wah, kayaknya banyak nih yang suka nasi goreng abang-abang gerobakan dibanding nasi goreng bikinan sendiri. Eh, sebentar, kenapa yang disebut cuma abang-abang ya? Memang nggak ada ibu-ibu penjual nasi goreng gerobakan?

Barangkali di luar sana ada juga ibu-ibu penjual nasi goreng gerobakan. Namun, tukang nasi goreng gerobakan tetap didominasi lelaki. Bila ditilik lebih jauh, ada alasan tertentu lo di balik fakta ini. Apa saja, ya?

Butuh Tenaga Besar buat Dorong Gerobak

Gerobak nasi goreng. (Twitter.com/tiarbah)

Salah satu alasan mengapa tukang nasi goreng gerobakan biasanya adalah lelaki karena dibutuhkan tenaga besar untuk mendorong gerobak. Nasi goreng gerobakan ini biasanya nggak menetap di suatu tempat, tapi berkeliling menjemput pembeli.

Bukan berarti perempuan nggak lebih kuat dibanding lelaki, tapi ada sejumlah organ pada perempuan yang nggak dianjurkan mengerjakan hal-hal berat. Sebagai contoh, perempuan yang sudah pernah melahirkan melalui operasi nggak disarankan untuk beraktivitas berat karena berpotensi merusak jahitan bekas operasi.

Memasak dalam Porsi Banyak

Memasak nasi goreng dalam porsi banyak. (Myeatandtravelstory)

Tukang nasi goreng yang sudah punya banyak langganan biasanya bakal dicari dan ditunggu kedatangannya. Sekali berhenti, pesanan nasi gorengnya bisa sampai 5 porsi. Nggak jarang para tukang nasi goreng itu membuat lima porsi sekaligus.

Kalau begitu tentu saja butuh tenaga yang kuat dong untuk memasak, apalagi mengaduk-aduk nasi dalam jumlah banyak. Sekali lagi, bukan berarti perempuan itu nggak kuat, ya.

Rawan Kriminalitas dan Pelecehan Seksual

Penjual nasi goreng rawan mengalami kriminalitas. (Suara)

Para tukang penjual nasi goreng biasanya baru mulai berkeliling saat hari sudah gelap. Ada yang menjajakan nasi gorengnya sampai waktu tertentu. Ada pula yang pantang pulang sebelum nasi habis. Nah, kalau begini berarti pulangnya bakal larut malam.

Tindak kriminalitas banyak terjadi di waktu malam. Kasus pelecehan seksual di Indonesia yang lumayan tinggi juga nggak menjamin keamanan perempuan bila berada di luar rumah saat malam tiba.

Suami Pencari Nafkah Keluarga

Tukang nasi goreng. (Instagram.com/ed.radjamargana)

Masyarakat Indonesia memiliki konsep tersendiri tentang pembagian peran suami dan istri. Menurut keyakinan banyak pasangan, suamilah yang berkewajiban mencarikan nafkah keluarga. Karena itulah kebanyakan tukang nasi goreng adalah para suami. Meski demikian, banyak juga kok istri yang menjadi tulang punggung keluarga. Semua itu bergantung pada kesepakatan pasangan masing-masing.

Nah, sekarang sudah tahu kan kenapa penjual nasi goreng didominasi lelaki. Menurutmu, ada alasan lain selain yang sudah disebutkan di atas nggak, Millens? (Inf/IB03/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024