BerandaKulinary
Rabu, 16 Feb 2021 15:27

Limun Sarsaparilla, Soft Drink Zadul yang Jadi Kesukaan Bangsawan Jogja

Indo Saparella, minuman bersoda khas Yogyakarta. (Belanga/Shabrina Anggraini)

Sebelum ada minuman kaleng bersoda yang kini berderet di etalase kulkas minimarket, Yogyakarta mengenal limun sarsaparilla yang dulu menjadi kesukaan bangsawan di sana. Soft drink zadul itu dikenal sebagai Indo Saparella. Masih adakah sekarang?

Inibaru.id – Sarsaparilla menjadi minuman yang populer di AS pada awal abad ke-19 dengan belasan merek yang diproduksi industri rumahan di sana. Limun klasik yang masuk jenis root beer ini dibuat dari tanaman sarsaparilla sebagai pengganti limun sassafras, obat bebas yang membuat orang berkeringat.

Masyarakat setempat mulai familiar dengan sarsaparilla sebelum Coca-cola diperkenalkan kali pertama sebagai obat sakit kepala, pusing, dan kecanduan morfin, pada 1885. Selain rasanya, orang-orang mengonsumsi sarsaparilla yang mengandung soda karena percaya bisa bikin mereka lebih sehat.

Kendati populer di AS, sarsaparilla nggak banyak dipasarkan di seluruh dunia. Saat ini beberapa kelab malam di Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Australia, menjual minuman rasa sarsaparilla. Sarsaparilla juga diproduksi dalam skala kecil di Inggris.

Dikenal di Sumatera dan Jawa

Minuman bersoda cap Badak rasa sarsaparilla. (Indonesia.go)

Di Indonesia, limun sarsaparilla dikenal di sejumlah wilayah, mulai dari Sumatera hingga Jawa. Bahkan, limun yang nikmat diminum dingin ini pernah menjadi favorit bangsawan Jawa, khususnya di Jogja, dengan pelafalan lokal "saparella".

Keberadaan limun sarsaparilla nggak lepas dari "jasa" Heinrich Surbeck mendirikan NV Ijs Fabriek Siantar di Kota Pematang Siantar pada 1916. Lelaki asal Swiss ini sengaja membuat perusahaan di Pematang Siantar karena airnya bagus, yang sangat cocok untuk pabrik produksi es batu miliknya.

Selain es batu, Surbeck juga memproduksi limun atau minuman bersoda bermerek "Badak", dengan rasa jeruk, anggur, dan sarsaparilla. Nama terakhir rasa favorit warga, yang biasa meminumnya langsung atau dengan menambahkan susu.

Kesukaan Sultan Yogyakarta

Botol limun Indo Saparella yang unik. (Jogjaasik)

Limun sarsaparilla mulai dikenal di Jawa, khususnya Yogyakarta, pada 1960-an dengan kemunculan "Indo Saparella", merek minuman bersoda dengan botol yang unik. Konon, saparella menjadi minuman kesukaan Sultan Yogyakarta.

Kala itu, nggak semua orang bisa minum, terlebih menyuguhkan, limun saparella. Minuman yang populer hingga sekitar 1980-an ini juga sempat menjadi simbol kelas ekonomi masyarakat. Jika mampu menjamu tamu dengan saparella, seseorang dianggap sukses.

Anggapan ini membuat saparella lebih banyak disuguhkan untuk acara khusus seperti hajatan pernikahan atau peringatan hari besar yang mengundang tamu penting. Hal serupa juga terjadi di Palembang yang pada awal 1980-an mengenal limun saparella cap "Kembang Api".

Nggak hanya di Palembang, soft drink buatan lokal itu nggak hanya tenar di Palembang, tapi juga menyebar hingga seluruh Sumatera Selatan, sebagian Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung. Minuman yang diproduksi di Lemabang, Palembang, ini sempat menjadi sajian khas perayaan Idulfitri dan Iduladha di sana.

Limun Sarsaparilla Mulai Dilupakan

Limun sarsaparilla menjadi salah satu minuman zadul di Indonesia yang mulai terlupakan. (Galeriomajogja.blogspot)

Limun sarsaparilla atau saparella memiliki rasa yang sangat unik saat diminum. Kamu bisa merasai kombinasi sensasi dinginnya mint, tapi dengan aroma jamu. Minuman ungu kehitaman ini juga diyakini membuatmu lebih energetik, mudah buang air kecil, serta jadi penangkal masuk angin, flu, dan demam.

Kemasan limun Saparella juga sangat khas. Ada dua jenis botol minuman ini. Botol minuman sedang bentuknya mirip dengan sampanye dengan tutup berbahan keramik dan kawat khusus. Sementara, limun ukuran kecil memakai wadah botol beling yang membulat pada bagian bawah laiknya lampu.

Namun, saat ini nggak mudah mencari limun sarsaparilla seperti Indo Saparella. Sejak kedatangan soft drink "modern", masa keemasan limun zadul di Indonesia memang mulai meredup, termasuk saparilla. Nggak sedikit pula produsen yang mengurangi produksi atau bahkan gulung tikar.

Kalau pun bertahan, nggak banyak lagi pabrik limun yang menyediakan rasa sarsaparilla lantaran tanaman sarsaparilla (Smilax ornata), sejenis anggur rambat asal Amerika Tengah, juga mulai sulit ditemukan.

Eits, tapi kalau penasaran dan pengin mencobanya, datanglah ke Yogyakarta. Sejumlah warung masih menjualnya kok, salah satunya di Warung Soto Kadipiro di Jalan Wates, Bantul. Atau, kamu juga bisa datang ke Warung Kepik Sawah di Jalan Godean, Sleman, dan serta Restoran Bale Raos.

Terus, kalau pengin melihat pembuatan limun zadul ini, kamu juga bisa datang langsung ke pabrik limun Saparella Ay Hwa di Jalan Pandegamarta 100, Sleman.

Tertarik untuk berburu limun Saparella, minuman soda Jogja Istimewa, Millens? (Kum/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024