BerandaKulinary
Sabtu, 22 Nov 2019 13:14

Kenikmatan Tahu Pong di Kedai Ini Memang Bukan Omong Kosong

Gurihnya Tahu Pong Semarang. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Ini kali pertama saya merasai tahu pong, kuliner legendaris Semarang. Atas rekomendasi teman-teman, saya pergi ke Tahu Pong Semarang. Nggak salah memang, tahu pong yang mereka jual benar-benar membuat saya ketagihan.

Inibaru.id – Semarang memang surganya makanan khas berbahan dasar tahu. Dari tahu gimbal, tahu bakso, hingga tahu pong semuanya melegenda. Semuanya sering menjadi signature dish warga asli Kota Atlas dan rujukan para pelancong yang berkunjung dari luar kota. Sayangnya dari tiga masakan yang disebut di awal, tahu pong belum pernah saya rasakan.

Akhirnya, saya mencari lokasi Tahu Pong Semarang berada. Katanya sih ini yang paling legend. Alamatnya di Jl. Gajah Mada No. 63 B Semarang tepatnya di depan Gereja Behtel Indonesia (GBI) Gajah Mada. Sampai di sana saya memesan Tahu Pong Telur dan segelas es teh.

Tahu Pong Telur dan acar mentimun. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Nggak menunggu waktu lama, tahu pong panas berbentuk dadu berjumlah sembilan ditemani satu telur rebus yang juga digoreng tersedia di depan saya. Lengkap dengan acar mentimun dan bumbu kecap.

Segera saya lahap satu tahu berwarna cokelat menggoda. Buat saya rasanya agak mirip dengan tahu petis. Bedanya, jika tahu petis biasanya ada rasa asin karena lebih dulu dibumbui, tahu pong ini serasa anyep (tanpa rasa) dan kriuk. Ini juga yang membedakan Tahu Pong Semarang dari tempat lain. Kebanyakan penjual telah membumbui tahu pongnya. Tapi di sini nggak demikian.

Enak dinikmati ketika hangat. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Hm, tampaknya memang lebih cocok kalau dikasih kondimen. Tapi jujur, saya nggak tahu bagaimana cara menyantap tahu pong ala orang Semarang. Ya sudah, saya campurkan sambal pada kecap dan mengguyur tahu. Biar makin endeus saya masukkan juga acar mentimun. Ternyata, rasanya benar-benar nikmat. Gurih, kecut, pedas, manis, dan crunchy. Wah, nggak salah memang kalau kuliner ini banyak direkomendasikan.

Usai memungkaskan Tahu Pong Telur, saya pun berbincang dengan Lestari selaku pengelola. Dia adalah generasi ketiga pendiri Tahu Pong Semarang. Menurut Tari, resep rahasia dari generasi pertama hingga sekarang masih terus dipertahankan.

"Diberi nama tahu pong karena kopong itu. Kosong dalamnya, Kecap ramuan sendiri. Bahan kecap, petis, bawang putih," katanya.

Bumbu kecapnya menyatu dengan tahu dan telur. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Dia menjelaskan, tahu pong merupakan jenis tahu khusus yang dibuat oleh pengrajin tahu di Semarang. Namun, Tari menolak menyebutkan alamat di pembuat tahu. O ya, Outlet di Gajah Mada sendiri berdiri sudah sejak tahun 1977 lo. Sebelum ini, kakek dan neneknya, generasi pertama Tahu Pong Semarang berjualan secara kaki lima di Kranggan.

Keteranran Tahu Pong Semarang memang nggak bisa diremehkan. Dalam sehari bisa kebanjiran hingga lebih dari seratus pengunjung dengan waktu ramai saat weekend dan makan siang. Siap-siap antre panjang deh kalau pas jam sibuk.

Lantaran saya sudah membuktikan kelezatan Tahu Pong Semarang, saya nggak kaget kalau Tari mengatakan demikian. Bagaimana? Kamu tertarik mencobanya, Millens? Gurihnya akan membuatmu selalu ingat dengan Semarang deh. (Isma Swastiningrum/E05)

 

TAHU PONG SEMARANG

Jenis                    : Rumah Makan

Alamat                 : Jl. Gajah Mada No. 63 B Semarang (Depan GBI Gajah Mada Semarang)

Waktu operasional : Senin-Sabtu, 10.00-20.00 WIB

Harga makanan    :  Rp 5.000-Rp 28.000

Harga minuman    : Rp 2.000-Rp 10.000

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024