BerandaKulinary
Rabu, 31 Des 2019 10:00

Jalan-jalan ke Pecinan, Cobalah Mie Siang Kie yang Legendaris

Mie Siang Kie. (Inibaru.id/ Audrian F)

Di Pecinan, Kota Semarang ada makanan legendaris bernama Mie SIang Kie. Kamu sudah pernah mencobanya?

Inibaru.id - Kawasan Pecinan Kota Semarang sudah nggak diragukan lagi akan cerita sejarahnya. Saya bahkan sering sengaja melintas di Kawasan Pecinan hanya untuk sekadar membayangkan hal apa saja yang terjadi di masa lampau. Bagi saya itu merupakan hiburan tersendiri.

Nah, di Pecinan juga memiliki beberapa makanan legendaris. Salah satunya adalah “Mie Siang Kie”. Katanya mi ini sudah ada sejak zaman Belanda. Kebetulan waktu itu saya sedang lewat di Pecinan dan berinisiatif untuk mencicipinya.

Saya berkunjung pada Minggu (1/12). Karena bertepatan dengan akhir pekan, saat itu pengunjung cukup ramai. Saya rasa mereka bukan dari Semarang jika diamati dari aksennya saat berbicara.

Saya memesan semangkuk mi ayam. Yang membedakan dari mi ayam lainnya adalah ditambahkannya sejumlah topping yang berisi potongan ayam, potongan telur dadar, dan kekian. Satu mangkuknya dihargai sejumlah Rp 25 ribu.

Mi ayam dengan berbagai topping di atasnya. (Inibaru.id/ Audrian F)

Mi dan kuahnya disajikan secara terpisah, Millens. Sepengetahuan saya, jika mi nggak disiram kuah dalam beberapa menit, teksturnya akan lengket. Tapi ini nggak! Lalu tanpa kuah saya mencicipinya dahulu.

Hm, minya sudah gurih dan sedap walau tanpa kuah. Tambah mantap jika dimakan bersamaan potongan ayam dan telur dadarnya. Kemudian, saya siram mi dengan kuahnya. Siapa tahu tambah nendang. Wah, benar saja. Rasanya mantap walau sedikit asin.

Saya tambahkan juga kecap dan sambal. Beuh, lezatnya menjadi-jadi! Oh, iya, kekian yang berasal dari campuran remahan ikan dan babi nggak ketinggalan juga saya santap. Saya paling suka bagian ini.

Selepas makan, saya bertemu dengan sang pemilik yakni Lusiana. Dia membeberkan kalau suaminya, Robyanto adalah generasi ketiga dari keturunan Ham yang menjual mi siang kie ini. Nggak cuma menjual, keluarga Ham inilah yang menemukan resep mi legendaris ini.

“Dulu sebetulnya jualannya keliling dengan pikulan seperti orang berjualan soto itu,” kata Lusiana. Namun untuk perkiraan tahunnya, Lusiana hanya memperkirakan kalau mi ini sudah berusia 80 tahun. Dia juga mengungkapkan kalau pada zaman orde baru, nama warung ini "Rumah Makan Singapore".

Lusiana juga mengungkapkan kalau mie siang kie ini masih diolah secara tradisonal. Nggak ada yang menggunakan mesin. “Kami kan juga nggak sekadar berjualan mie, tapi juga meneruskan tradisi,” ujarnya.

Pelanggan yang datang juga banyak dari kalangan wisatawan. (Inibaru.id/ Audrian F)

Ada banyak varian mi lainnya seperti mi pangsit, mi goreng, dan bakso. Harganya berada di kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 37 ribu. Tergantung topping yang kamu mau.

Kalau kamu mau mencoba mie siang kie ini, kamu bisa datang ke Gang Lombok No 10. Lokasinya berada satu area dengan Klenteng Tay Kek Sie. Nggak cuma di sana. Mi ini juga membuka cabang di Jalan Mataram dan Mall Ciputra Semarang.

Mie Siang Kie buka mulai pukul 08.00 sampai pukul 15.00. Kalau pas musim libur, kedai buka nggak sampai pukul  15.00 karena ludes terjual. Jadi, jangan sampai kehabisan ya.

Gimana, kamu tertarik buat mencobanya juga, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024