BerandaKulinary
Kamis, 24 Jun 2020 09:00

Bubur Opak, Menu Sarapan Unik di Bandungan

Bubur opak. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Jika berkunjung ke Bandungan, jangan lupa mampir di lapak Bu Rahayu yang menjajakan bubur opak. Meski terdengar asing, tapi cobalah. Siapa tahu kamu bakal punya alasan untuk kembali ke Bandungan. Ya, cuma untuk bubur opak!

Inibaru.id – Pagi itu hampir saja saya terlambat untuk mencicipi bubur opak legendaris asal Bandungan milik Slamet Rahayu. Saat saya datang, bubur tinggal beberapa porsi. Beli bubur di sini memang harus gerak cepat, Millens. Lelet sedikit jangan harap kebagian.

Ya, bubur opak yang dijajakan di depan gapura Dusun Junggul ini jadi incaran warga lokal dan pendatang.

Perempuan paruh baya ini mengaku awalnya cuma menjual bubur biasa. Pelanggannya hanya orang-orang di kampungnya, Junggul. Tapi, pelanggannya makin variatif setelah dia memberi sentuhan kecil pada dagangannya. Entah dari mana ide itu, Rahayu menambahkan opak. Kini, buburnya dikenal dengan nama Bubur Opak.

“Dulu memang belum begitu terkenal karena pembelinya cuma orang kampung. Setiap akhir pekan banyak pendatang jadi pada coba,” tutur Rahayu.

Rahayu melayani pembeli. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Bubur gurih yang dijual oleh ibu dua anak ini kaya akan lauk. Capcay, bakmi, sayur terong, terik tahu, telur, dan pecel sayur menghiasi bubur berwarna putih ini. Siraman bumbu kacang yang menggoda menjadi siraman paripurna.

Yang bikin unik, bubur ini disajikan di atas opak ketela bulat yang berukuran sebesar piring. Jadi kamu bisa menyantap bubur sekaligus piringnya, Millens! Hahaha

Cita rasa bubur ini khas banget dengan bubur ndeso, gurih bubur bercampur kompleksnya berbagai lauk yang punya rasanya berbeda. Namun yang menurut saya juara adalah rasa bumbu kacangnya yang cenderung manis.

Eits jangan lupakan opaknya! Saran saya segera santap bubur beserta opaknya begitu bubur ini tersaji. Kalau kamu keasyikan ambil foto atau melamun, opak bakal lembek. Kalau saya sih memilih untuk mencuil pinggiran opak untuk menyendok bubur sekali hap. Ah, lidah saya bergoyang di antara lembutnya bubur dan kriuknya opak!

Selain memakai opak bulat yang sudah terkenal sebagai produk andalan Rahayu, dirinya kadang memakai opak samier atau opak pacul. Itu lo opak berbentuk persegi panjang seperti lempengan cangkul.

O ya, menu nggak biasa Rahayu ini juga pernah bikin wisatawan bingung. Beberapa bahkan membuang opak karena nggak tahu kalau opak cocok dimakan bersama bubur.

“Ada juga yang nggak tahu kalau kerupuknya enak, jadi dibuang,” ungkap ibu dua anak ini dengan ekspresi keheranan.

Pilihan lauk yang bisa kamu pilih. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Meski bubur dengan opak sudah menjadi signature dish di sini, kamu boleh kok melewatkannya. By the way, Rahayu juga menjajakan nasi rames yang bisa jadi second opinion. Seporsi bubur opak komplet dengan telur cuma dibanderol Rp 10.000. Tanpa telur, kamu hanya harus membayar Rp 7.000 dan Rp 5.000 untuk bubur tanpa opak.

Seporsi bubur opak nyatanya nggak bisa bikin saya kenyang. Rasanya hanya seperti appetizer untuk mengawali pagi. Pengin nambah tapi malu, hehe. Kalau pengin porsi jumbo baiknya kamu request ke penjualnya ya, Millens! Buatmu yang penasaran, Rahayu mangkal setiap hari dari pukul 00.00 WIB hingga 10.00 WIB.

Bubur Opak Bu Rayahu

Kategori : Warung kaki lima

Alamat : Depan Gapura Dusun Junggul, Bandungan

Jam Operasional: 00.00 – 10.00 WIB

Harga Makanan: Rp 5.000 – Rp 10.000

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024