Inibaru.id - Graha bukanlah kata asing di telinga kita. Begitu mendengar kata itu disebut, sontak kita akan membayangkan sebuah kompleks perumahan.
Benarlah, banyak perumahan,bahkan yang berkelas elite memakai nama “Graha” tertentu. Sebut saja Graha Estetika di Semarang, Graha Citra Melati di Batam , atau Graha Raya di Serpong.
Wow, keren-keren. Penghuni kompleks yang namanya ada Graha-nya juga boleh saja merasa keren.
Tapi akan merasa tetap kerenkah bila tahu sebenarnya kata “graha” tak berarti rumah? Bagaimana bila si penghuni tahu bahwa makna kata “graha” itu seram dan membikin kuduk berdiri?
Baca juga: Kecapi: Buah yang (Telah) Langka
Tenang, ini bukan aksi teror lewat kata-kata. Tapi cobalah mengecek Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), baik versi lama maupun versi terbaru.
Ya, dalam KBBI, “graha” (1) (dari bahasa Sanskerta) menangkap; (2) (dari bahasa Sanskerta) buaya.
Buaya? Ya. Salah satu makna “graha” itu buaya. Seram, kan?
Kalau Anda mau mengecek Wikipedia, “graha” lebih seram lagi. Disebutkan dalam situs tersebut, “graha” berasal dari bahasa Kawi yang berarti buaya dan sering disalahasosiasikan masyarakat dengan grha atau gerha. Dalam bahasa Indonesia arti grha adalah rumah.
“Graha” dalam bahasa Jawa yang disunting dari bahasa Kawi yang hidup di bali, diartikan sebagai “gerhana, planet, roh jahat, atau buaya.”
Dewasa ini, pergeseran makna “graha” demikian besar. Bahkan dalam perkembangannya, arti “graha” yang lazim digunakan adalah sebagai rumah mewah, rumah besar, rumah yang indah, singgasana. Demikian juga diartikan gedung yang mewah sehingga sering digunakan untuk nama tempat yang bagus, misalnya graha sentosa, bina graha, graha pusaka, dan lain-lain. Namun, ada pula yang secara benar menggunakan grha sebagai nama gedungnya, contohnya gedung milik stasiun TV swasta, SCTV, yang bernama Grha SCTV atau di Semarang ada kompleks perumahan bernama Grha Candi Golf.
Baca juga: Sutradara Italia Dokumentasikan Kehidupan Pesantren
Lantas kenapa “grha” atau “gerha” bisa menjadi “graha”? Ini salah satu contoh kelirumologi (pinjam istilah Jaya Suprana).
Kini Anda sudah tahu. Kalau kebetulan Anda tinggal di sebuah perumahan dengan nama yang ada graha-nya, apa ya lantas harus pindah. Ah, itu mah terserah Anda.
Tapi yang jelas, bila suatu hari Anda ingin menjadi pengembang atau hendak membangun sebuah bangunan apa pun, agaknya Anda perlu menendang jauh-jauh ke laut kata “graha” sebagai bakal nama.
Kalau mau pakai grha atau gerha, susah di lidah dan tak enak di telinga, alternatifnya ada. Pakailah kata “griya”. (EBC/SA)