Inibaru.id - Selandia Baru memiliki sejumlah masjid di pusat-pusat utama dan beberapa sekolah Islam. Di antaranya, Al-Madinah, Haleema Kindergarten, dan perguruan tinggi Zayed untuk perempuan.
Dilansir dari Republika.com (5/11/2017), Al-Madinah School adalah sekolah kawasan terpadu negara. Sekolah didirikan pada 17 Agustus 1992. Sekolah diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan negara pada 1996.
Al-Madinah menawarkan kursus siswa dalam mata pelajaran Islam serta cakupan yang lengkap dari kurikulum Selandia Baru. Karakter Islam dibina oleh sekolah dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mengembangkan pengetahuan dan praktik Islam mereka. Sekolah memainkan peran aktif dalam masyarakat setempat melalui keterlibatan dalam olahraga dan kegiatan budaya.
Aktivitas keislaman paling menonjol di Selandia Baru berada di Auckland. Kota itu memiliki lima masjid dan Islamic Center. Jumlah tersebut belum termasuk masjid kecil dan masjid yang berada di fasilitas umum, seperti bandara dan universitas.
Baca juga:
Islam di Selandia Baru: Sejarah Panjang Dakwah di Tanah Berawan Putih
Para Ilmuwan Muslim dalam Bidang Luar Angkasa Barat
Masjid terbesar berada di kawasan Ranui, Auckland. Selain itu, masjid berada di Bandara Auckland bagian terminal internasional, terdapat pula masjid di Universitas Auckland. Adapun Islamic Center memberikan fasilitas pelajaran agama bagi muslim di sana.
Beragam kegiatan juga sering kali diselenggarakan seperti kompetisi qiraah, pelajaran hafidzul Quran, dan konferensi Islam. Muslim Auckland bahkan memiliki program dakwah yang dikelola oleh sebuah pusat dakwah, Auckland Resource Centre Islam.
Pengawasan
Pada 2005, Pemerintah Selandia Baru mengambil alih sekolah Islam. Hal ini disebabkan pemerintah khawatir kurikulum pendidikan Islam yang dibentuk bertentangan dengan kurikulum yang dibuat oleh pemerintah. Hingga saat ini, sekolah Islam berada di bawah pengendalian pemerintah.
Baca juga:
Islam di Tanah Kroasia
Rayouf Al-Humedhi , Pencipta Emoji Berhijab yang Jadi Gadis Berpengaruh
Saat ini, guru-guru di sekolah Islam terbesar di Selandia Baru sedang memantau aktivitas online siswa mengingat meningkatnya kekhawatiran internasional atas kelompok-kelompok ekstremis menggunakan internet untuk merekrut anggota.
Kepala mata-mata nasional Selandia Baru, Rebecca Kitteridge, mengatakan, risiko serangan teroris di Selandia Baru telah meningkat selama satu tahun terakhir dari kelompok-kelompok ekstremis, seperti dunia Islam menggunakan internet, khususnya media sosial, untuk menyebarkan propaganda dalam upaya untuk merekrut calon anggotanya. Khususnya para remaja.
Untuk itu, Departemen Pendidikan meminta sekolah-sekolah Selandia Baru bertanggung jawab atas kebijakan mereka dalam mengontrol aktivitas dunia maya para siswa. Hal ini untuk mencegah menyebarnya radikalisasi di sekolah-sekolah yang berada di Selandia Baru. (EBC/SA)