BerandaIslampedia
Jumat, 26 Okt 2017 06:35

Alumni Al-Azhar Bikin Deklarasi Lombok

Presiden Joko Widodo (kanan) memukul Gendang Beleq didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kiri), Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kedua kiri), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (ketiga kanan) dan Ketua Alumni Al-Azhar di Indonesia Quraish Shih

Deklarasi Lombok bisa menjadi acuan menarik untuk memangkas gesekan antarumat Islam yang acap terjadi belakangan ini.

Inibaru.id - Konferensi Internasional cum Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar Mesir di Indonesia yang berlangsung di NTB telah resmi ditutup Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 19 Oktober 2017 silam. Konferensi yang berlangsung tiga hari ini berhasil melahirkan Deklarasi Lombok.

Dilansir dari Republika, Jumat (20/10/2017), Gubernur NTB, TGB Muhammad Zainul Majdi yang juga Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia mengatakan, para narasumber telah memaparkan 45 kertas kerja yang mendiskusikan berbagai isu keislaman.

Baca juga:
Mengasingkan Diri di Pesantren Metal Tobat
Masjid Kuno di Indonesia Dibangun Tanpa Menara dan Kubah

Para pembicara juga memberikan apresiasi kepada Al-Azhar dan Imam Besar Prof Dr Ahmed El-Tayeb, Syaikh Al-Azhar, atas upaya yang telah dilakukan dalam menyebarkan moderasi Islam (wasathiyah).

Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul menyampaikan, wasathiyah dalam Islam adalah sikap seimbang dalam pemikiran dan perilaku yang ditandai antara lain dengan hidup harmonis dengan berbagai komponen masyarakat.

"Setiap warga, baik Muslim, Yahudi, maupun Nasrani, memiliki hak dan kewajiban yang sama, seperti yang tercantum dalam Piagam Madinah," ujar TGB di Islamic Center NTB, Kamis (19/10/2017).

Beradasarkan itu, Konferensi Internasional dan Multaqa IV Alumni Al Azhar mengeluarkan tujuh rekomendasi yang disebut sebagai Deklarasi Lombok. Deklarasi itu berisikan:

  1. Perlunya memperluas jaringan alumni Al-Azhar dengan membuka cabang di seluruh belahan dunia, untuk secara bersama-sama dan bahu membahu memerangi pemikiran ekstrem dan radikal, antara lain pemikiran yang menghalalkan darah dan tindakan kriminal dengan mengatasnamakan agama.
  2. Perlunya menyusun rencana dan langkah kongkrit terkait wacana keagamaan kontemporer yang melandasi kerukunan hidup umat manusia, menjauhi ujaran kebencian dan tindak kekerasan, menghormati sesama manusia, memelihara kehormatan jiwa, mencintai tanah air dan bela negara, serta mengukuhkan sikap moderat dan toleran.
  3. Perlunya membuat perencanaan dan langkah-langkah kongkrit melalui pelatihan para dai dalam menghadapi fenomena ekstremisme, radikalisme dan fanatisme beragama, serta isu-isu terkait.
  4. Perlunya menyebarluaskan secara massif respons ulama Al-Azhar terkait isu-isu yang mengancam kehidupan beragama yang moderat melalui jaringan alumni dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
  5. Perlunya menyebarluaskan teologi Asyari dalam masalah akidah yang merupakan benteng pelindung Islam dari pemikiran dan ideologi ekstrem dan radikal. Teologi Asyari tidak membenarkan tindakan saling mengkafirkan sesama orang yang berkiblat ke Kakbah.
  6. Perlunya sikap kehati-hatian dalam menerima fatwa keagamaan yang ada di media sosial. Fatwa kegamaan harus merujuk kepada sumber-sumber yang otoritatif dengan memperhatikan kondisi dan kebiasaan masyarakat setempat.
  7. Perlunya membentuk komite khusus untuk menindaklanjuti keputusan dan rekomendasi yang dihasilkan.

 Baca juga:
Manuskrip Alquran Tertua di Asia Tenggara Tersimpan di Pulau Alor

Mataram, 19 Oktober 2017

Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia

 

Ketua Umum

Dr TGB M. Zainul Majdi

 

Mustasyar

Prof Dr M Quraish Shihab, MA.

(GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: