BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 1 Agu 2023 15:08

Zainal Arifin, Sosok di Balik Kesuksesan Soto Sawah Mbak Tutik

Sosok Zainal Arifin tengah menghitung jajanan yang diambil pembeli. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Zainal Arifin memadukan warung yang menyajikan aneka makanan murah dengan pemandangan sawah dan gunung yang indah. Dia berhasil menciptakan suasana menyenangkan sehingga Soto Sawah Mbak Tutik viral di kalangan masyarakat Semarang dan sekitarnya.

Inibaru.id - Kamu mungkin sudah mendengar tentang viralnya Soto Sawah Mbak Tutik yang ada di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen, Semarang. Tapi, tahukah kamu siapa sosok di balik suksesnya tempat nongkrong favorit muda-mudi Semarang ini?

Namanya Zainal Arifin, laki-laki lulusan Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip yang bertekad bisa sukses tanpa harus bekerja kantoran. Berbekal tekad yang kuat dan niat ingin membantu sesama dengan membuka lapangan kerja, dia memulai berwirausaha dengan membuka bisnis pemancingan.

"Di bidang kuliner sudah lama, sudah 14 tahun. Awalnya saya membuka usaha pemancingan di belakang rumah," ucap Arifin pada Inibaru.id belum lama ini.

Setelah menikah, dia bersama istri memutuskan untuk membuka warung soto di samping sekolah TK-SD Islam Permatasari. Arifin bercerita, dulu konsep warung soto nggak langsung seperti sekarang ini.

"Targetnya hanya anak-anak sekolah. Karena warung-warung di sini jauh. Lalu saya diskusi sama istri, kayaknya jualan soto cocok nih," akunya.

Tidak Pernah Promosi

Suasana warung Soto Sawah Mbak Tutik cukup ramai pembeli di waktu pagi hari. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Seiring berjalannya waktu, bapak satu anak ini mulai sadar soal potensi wisata kuliner di warungnya. Tanpa sengaja di suatu pagi, Arifin terkesima dengan panorama sawah dan gunung di depan warungnya.

Tanpa ada rasa takut gagal, Arifin kemudian menyewa beberapa ratus meter lahan sawah untuk disulap menjadi tempat wisata kuliner. Pertaruhannya ternyata membuahkan hasil. Usaha soto yang diberi nama "Soto Sawah Mbak Tutik" saban hari selalu ramai dikerumuni pembeli.

"Sama sekali nggak pernah promosi. Hanya mengandalkan testimoni dari mulut ke mulut. Soalnya kalau promosi dan bilang soto kita enak, tapi kenyataan nggak, sama aja kita menipu," imbuhnya.

Berkat keuletannya, kini usaha Arifin berkembang pesat. Dia bahkan telah membeli 8.000 meter lahan persawahan yang menunjang usahanya tersebut.

"Jam enam pagi sudah buka, tapi jam empat sore udah close order. Kalau pengunjung masih pengin santai di sore hari, kita perbolehkan sampai magrib," tuturnya.

Jadi Pionir

Para pegawai Soto Sawah Mbak Tutik sedang sibuk menyiapkan pesanan soto. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Sukses menciptakan tempat kulineran di area persawahan, Arifin membuktikan dirinya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Sebanyak 42 orang yang merupakan para warga sekitar diberdayakan untuk menanak nasi dan mengurus segala kebutuhan operasional di sana.

"Jajanan pasar yang ada di sini semuanya itu merupakan titipan warga. Karena sejak awal saya ingin memberdayakan lingkungan sekitar," ungkapnya.

Nggak hanya menggerakan ekonomi, Arifin turut mengajarkan petani setempat untuk belajar menanam beras organik. Hal itu dia lakukan agar para petani tidak bergantung dengan pupuk maupun pestisida kimia.

"Sebagian nasi di warung kami pakai beras organik," cetusnya.

Beragam aneka jajanan pasar tersedia di Soto Sawah Mbak Tutik. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Dalam waktu dekat, warung "Soto Sawah Mbak Tutik" bakal menambah fasilitas baru berupa kolam renang mini. Sebelumnya tempat itu telah dilengkapi dengan kolam terapi ikan, gazebo, spot-spot foto, konservasi burung hantu dan lain-lainnya.

"Biar anak-anak nggak jenuh saat nunggu orang tuanya makan. Kita pengin tempat ini ramah untuk anak-anak dan bebas berekpresi," tandasnya.

Arifin memang jeli melihat peluang yang ada ya, Millens? Idenya menciptakan tempat makan yang komplit dengan pemandangan pedesaaan dan area bermain anak memang menjadi incaran masyarakat yang menginginkan liburan murah tapi berkesan. (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024