BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 27 Sep 2018 08:20

Kampanyekan "Swasembada" Sayur di Wilayah Perkotaan lewat Urban Farming Movement

Gerakan "urban farming" atau pertanian perkotaan dapat dilakukan untuk mengatasi keterbatasan lahan. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

Sebagian orang berpikir, bertani nggak bisa dilakukan di kawasan perkotaan karena adanya keterbatasan lahan. Namun, melalui gerakan "urban farming", pandangan itu bisa dipatahkan. Ya, bertani bisa dilakukan tanpa memaksakan adanya lahan yang luas.

Inibaru.id – Polusi udara yang mencengkeram wilayah urban dan lahan yang kian sempit di perkotaan membuat sebagian orang gundah, gimana biar tetap bisa bercocok tanam di lahan yang nggak seberapa? Berawal dari kegundahan itu, muncullah gerakan bertani di kawasan urban alias urban farming movement. Apakah itu?

Menjadikan masalah lingkungan sebagai isu utama, urban farming movement mengajak kaum urban untuk peduli terhadap lingkungan. M Arif Rohman Hakim, founder Ayo Nandur, salah satu gerakan urban farmingmenyebutkan, gerakan itu mencakup konsep budi daya pertanian di perkotaan dan sekitarnya.

“Praktik-praktik nyata gerakan urban farming ini misalnya dengan memanfaatkan lahan terbengkalai di perkotaan untuk lahan budi daya,” tuturnya kepada Inibaru.id belum lama ini.

Menurut Arif, lahan itu bisa di mana saja, mulai dari lingkungan sekitar rumah sampai gedung perkantoran. Yap, kamu bisa memanfaatkan rooftop a.k.a. atap kantor untuk bercocok tanam.

Selain itu, keterbatasan lahan juga bisa diatasi dengan memanfaatkan teknik menanam khusus, seperti hidroponik yang menggunakan air nutrisi dan vertikultur atau teknik budi daya tanaman secara vertikal.

Hidroponik. (hidroponikuntuksemua.com)

Sementara, pegiat urban farming lain, Edi Gunawan, menegaskan, budi daya tanaman memang nggak harus memakan banyak lahan.

“Inilah definisi pertanian perkotaan yang sebenarnya, yaitu bagaimana kita memanfaatkan pekarangan untuk ditanami sayur maupun buah demi memenuhi kebutuhan pangan keluarga,” terang inisiator Yayasan Bhumi Horta tersebut.

Hm, gerakan yang keren! Dengan adanya pertanian perkotaan, rasa cinta terhadap lingkungan jadi bisa ditumbuhkan dengan cara yang menarik. Selain itu, ruang terbuka hijau di perkotaan juga semakin banyak.

Yap, nggak ada alasan lagi untuk malas berkebun. Coba, yuk, untuk menghijaukan lingkungan sekitarmu! (Ayu S Irawati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024

Memahami Stigma Terhadap Perempuan yang Memilih Menikah Lagi Setelah Perceraian

14 Nov 2024

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024