BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 6 Feb 2023 18:00

Sempat Vakum, Ruang Apresiasi Film Sineroom Mulai Akif Lagi

Potret Sineroom sedang melakukan pemutaran film. (Instagram/spiegelspace).

Sempat vakum di tengah pandemi, ruang apresiasi film Sineroom mulai aktif lagi dengan rutin menggelar pemutaran film di Semarang.

Inibaru.id - Komunitas pencinta film telah berkali-kali didirikan di Kota Semarang dalam dua dekade terakhir. Sayang, banyak yang tumbang nggak lama kemudian. Namun, saya menaruh harapan cukup besar untuk Sineroom, gerakan kolektif yang konsisten memberi ruang untuk penikmat film di Kota Lunpia.

Menurut saya, Sineroom cukup menarik karena berhasil bertahan hingga kini. Sejak didirikan pada 2015 lalu, mereka selalu konsisten memberi ruang bagi para penikmat film di Semarang, meski beberapa waktu terakhir agak jarang terdengar gaungnya.

Karena penasaran, saya pun sengaja menghubungi salah seorang penggawanya, yakni Erma Yuliati. Perempuan murah senyum itu adalah salah satu inisiator yang saat ini menduduki posisi Manajer Program di Sineroom.

Bagaimana kabar Sineroom? Saya bertanya singkat, yang segera dijawabnya panjang lebar. Seperti dugaan saya, Erma dengan jujur mengatakan, Sineroon sempat vakum selama dua tahun terakhir. Pandemi diakuinya menjadi masa paling berat, karena meraka nggak bisa berbuat apa pun.

"Karena nggak bisa bikin kegiatan apa-apa, pada akhirnya kami memilih vakum. Dua tahun, tapi sekarang mulai konsisten lagi bikin program pemutaran film seperti sebelumnya," tuturnya, optimistis.

Penyedia Tontonan Alternatif

Sineroom sedang memperkenalkan gerakan kolektifnya saat mengisi acara talkshow (Instagram/sineroom)

Saya termasuk orang yang merasa sedih kalau Sineroom ikut meregang nyawa sebagaimana banyak komunitas film yang pernah berdiri di Kota Semarang. Yap, karena selama delapan tahun berdiri, gerakan ini telah berhasil menyajikan tontonan alternatif yang menarik bagi Semarang.

Seperti dikatakan Erma, sejak awal didirkian, agenda besar Sineroom adalah fokus pada pemutaran film. Untuk film yang disajikan, lanjutnya, kebanyakan adalah film-film yang didistribusikan secara mandiri.

"Film yang didistribusikan secara mandiri itu kebanyakan hanya diputar di kota-kota besar seperti Bandung, Yogyakarta, atau Jakarta. Nah, keberadaan Sineroom membuat film ini juga bisa dinikmati di Semarang," terang perempuan berkacamata ini.

Selain pemutaran film, Sineroom juga rutin menggelar program diskusi film bertajuk Sinema Dialog. Terus, ada juga Talkshow Film dan Sinema Berbagi. Kemudian, meski jarang dilakukan, ada program Suara Sinema yang berkolaborasi dengan teman-teman musikus.

Mencoba Terus Bertahan

Kegiatan diskusi pembahasan film yang telah diputar oleh sineroom (Instagram/sineroom).

Konsisten selama bertahun-tahun membesarkan komunitas yang berdiri pada 29 Juli 2015 itu bukanlah pekerjaan gampang. Ibarat berlari, Erma mengungkapkan, napas Sineroom kerap tersengal-sengal. Kaki juga acap pegal.

"Awal berdiri, Sineroom ada beberapa orang, tapi sekarang tinggal tiga yang aktif karena yang lain sibuk dengan pekerjaan masing-masing," aku Erma, menjelaskan situasi yang menimpa Sineroom saat ini.

Namun, struktur kepengurusan yang ramping ini nggak lantas membuat semangat Erma dan kawan-kawan lainnya mengendur. Mereka mencoba konsisten dengan tetap menggelar pemutaran film secara rutin.

"Kami juga sempat membuat dua film, yakni Gilo-gilo Jajane Teko dan Ziarah Kenangan, yang diproduksi para sineas Semarang," terang Erma.

Sampai kapan pun, dia berharap Sineroom akan bertahan. Karenanya, perempuan asal Ungaran itu mengaku terbuka bagi siapa pun yang ingin bergabung, terutama anak muda yang memiliki ketertatikan atau hobi di dunia perfilman.

"Yang penting punya kesamaan hobi, suka film, dan bersedia ikut membesarkan Sineroom, silakan bergabung," tandas Erma. "Saya berharap ada regenerasi (di Sineroom)."

Nah, buat teman-teman yang suka nonton dan diskusi film, boleh banget nih gabung Sineroom! (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024