BerandaInspirasi Indonesia
Minggu, 20 Agu 2022 12:00

Partiman, Mantan Tukang Bangunan yang Ingin Jadi Tukang Pijat Sultan Brunei

Partiman, tukang pijat asal Magelang yang mengikuti kompetisi pijat nasional Kanjeng Mass Indonesia. (Suara Merdeka/Birru Rakaitadewa)

Partiman sedang mengikuti kompetisi pijat tradisional di Bali. Dengan pecaya diri, mantan tukang bangunan itu ingin masuk 10 besar dan mewujudkan cita-citanya menjadi tukang pijat keluarga Kerajaan Brunei.

Inibaru.id – Partiman, warga Dusun Jurusawah, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, terpilih jadi wakil Jawa Tengah untuk kompetisi pijat tradisional di Jakarta dan Bali. Dia pengin berusaha sebaik mungkin demi mengejar cita-cita jadi tukang pijat keluarga Kerajaan Brunei Darussalam.

Mantan kuli bangunan ini bakal mengikuti kompetisi bernama Kanjeng Mass Indonesia. Babak Grand Final kompetisi tukang pijat dari seluruh Tanah Air ini bakal digelar di Bali pada 12-14 November 2022.

Partiman memang dikenal sebagai tukang pijat andal di daerahnya. Peralatan pijatnya juga unik, yaitu alat pijat refleksi sekaligus koin benggol zaman kolonial 2 ½ sen yang dirilis Nederlandsch Indie pada 1858.

Tapi, alat-alat ini nggak boleh dia bawa saat menjalani babak penyisihan di Jakarta nanti. Dia harus berkompetisi dengan tangan kosong.

“Penjurian yang saya tahu hanya boleh pakai tangan. Alat ini akan tetap saya bawa tapi nggak akan saya pakai,” ujar Partiman saat ditemui di rumahnya di Griya Salaman Asri, Jumat (19/8/2022).

Aturan dalam Kompetisi Pijat

Nantinya, setiap peserta hanya diberi waktu memijat selama 1 jam. Selama mereka melakukannya, bakal ada musik relaksasi yang mengiringi.

Yang menarik, saat memijat, mata mereka harus ditutup. Saat itulah, juri bakal menilai teknik pijat yang mereka lakukan. Para peserta juga harus mampu menjelaskan fungsi atau khasiat dari gerakan memijat tersebut.

Nah, khusus untuk babak Grand Final di Bali, penilaiannya jauh lebih rumit. Para peserta harus mampu mendeteksi penyakit yang diderita pasiennya, Millens. Selain itu, jika pasien sampai tertidur pulas, maka peserta bakal mendapatkan nilai plus.

“Nanti yang menilai adalah para master, rajanya raja pijat,” cerita Partiman.

Belajar Pijat Secara Otodidak

Ilustrasi: Partiman mempelajari teknik pijat secara otodidak. (conscious design via Unsplash)

Partiman mengaku mempelajari teknik pijat secara otodidak. Setelah lama memendam hasrat untuk mempelajarinya sembari menjadi kuli bangunan, dia kemudian benar-benar mempelajarinya dari tukang pijat terkemuka di sekitar Magelang.

Cara belajarnya pun unik. Dia menjadi pasien dari para tukang pijat tersebut sekaligus mempelajari teknik-tenik memijat yang mereka gunakan. Dia juga mendengarkan dengan seksama saran-saran dari para tukang pijat tersebut.

Setelah merasa ilmunya cukup, pada 2015, Partiman memberanikan diri untuk menjajakan jasa pijat. Awalnya, yang dia "garap" adalah rekan-rekannya sesama kuli bangunan. Tatkala pasiennya semakin banyak, dia pun semakin menyempurnakan ilmunya dengan belajar di komunitas terapis urut serta body massage.

Kini, Partiman bahkan sudah menguasai pijat tradisional dan relaksasi khas Thailand. Nggak puas, Partiman juga meningkatkan skill pijatnya hingga mendapatkan sertifikat ahli pijat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Pengin Jadi Tukang Pijat Keluarga Kerajaan Brunei

Laki-laki yang memiliki komunitas pijat bernama Padepokan Cetok Sakti ini mengaku punya target khusus dalam kompetisi Kanjeng Mass Indonesia. Dari 45 partisipan, dia pengin menembus 10 besar. Soalnya, yang masuk 10 besar bakal dibawa ke Brunei Darussalam dan menjadi pemijat anggota keluarga kerajaan.

“Target saya di Bali masuk 10 besar. Dari 10 besar kompetisi akan dibawa ke Brunei menjadi pemijat anggota keluarga Kerajaan Brunei,” ucapnya optimis.

Wah, semoga saja cita-cita Partiman bisa tercapai ya, Millens. (Sua/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: