BerandaInspirasi Indonesia
Senin, 28 Jun 2020 10:00

Para Penyelamat Kapal-Kapal Nelayan di Tambak Lorok

Memperbaiki lambung kapal. (Inibaru.id/ Audrian F)

Mereka disebut dengan para pekerja perbaikan kapal nelayan. Lokasinya berada di dermaga Tambak Lorok. Saya berinisiatif mengulik bagaimana profesi tersebut bekerja.<br>

Inibaru.id - Saya mendengar suara ketukan palu dari balik kapal-kapal yang didaratkan saat kebetulan sedang berkunjung ke dermaga Tambak Lorok. Makin dekat suaranya makin keras. Ternyata sumbernya dari beberapa orang yang sedang memperbaiki kapal. Orang-orang tersebut merupakan para pekerja perbaikan kapal nelayan. Lewat tangan-tangan mereka, nelayan bisa merasa selamat mengarungi ombak-ombak ketika berlayar.

Saya iseng bertanya-tanya kepada salah seorang pekerja. Namanya Nur Suudi, dia cerita banyak soal pekerjaan ini.

Kebanyakan, para pekerja perbaikan ini juga berprofesi sebagai nelayan. Hanya kadang orang nggak sanggup untuk memperbaiki kapal sendiri akhirnya menjadi jasa khusus.

“Sudah capek melaut jadi nggak mau susah,” ujar Nur.

Menambal lubang-lubang di bawah kapal. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Para pekerja perbaikan kapal ini bertugas untuk menambal bagian lambung kapal yang berlubang dan keropos. Kemudian juga mencakup hal-hal lain seperti mengganti komponen-komponen kapal yang rusak dan mengecat kapal.

Sekali perbaikan biaya yang diperlukan bisa mencapai Rp 2 juta. Kalau banyak bisa mencapai Rp 5 juta. Semua tergantung pada kerusakan dan bagian apa saja yang harus diperbaiki.

“Kadang ada juga yang bisa ditawar karena teman dekat. Macam-macam pokoknya,” ujarnya.

Nur Suudi sedang memperbaiki kemudi kapal. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Nur Suudi sudah melakoni profesi perbaikan kapal ini sejak tahun 2010. Saat ini dia sedang tertimpa musibah. Rumahnya termasuk ke dalam pemukiman di Tambak Lorok yang terkena rob. Sudah hampir 2 bulan rob tersebut nggak surut-surut.

Peralatan yang digunakan untuk memperbaiki kapal ini seadanya. Perkakas ini biasa digunakan untuk melakukan pekerjaan bangunan. Nyaris nggak ada peralatan khusus.

“Memang kalau kapal nelayan kan bukan seperti kapal tongkang. Bahan-bahannya bisa dicari,” ujar laki-laki berusia 35 tahun tersebut.

Menambal yang bocor. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Saya bergeser ke Sukamto. Sambil berlindung di balik baying-bayang kapal dia sibuk menambal lubang-lubang kapal.

“Ini kalau pemiliknya nggak tahu kapalnya berlubang ya dipakai terus,” katanya di sela-sela bekerja.

Dia bilang kalau kapal berlubang sedikit nggak bakal bikin tenggelam. Tapi tetap saja berbahaya. Namun karena ketiadaan ongkos dan tuntutan agar dapur selalu mengepul, akhirnya tetap nekat.

Lambung kapal berlubang disebabkan banyak hal. Bisa karena tergores karang, keropos terkena air laut dan keropos karena dimakan oleh sejenis hewan-hewan kecil di laut bernama runti.

Di antara kapal-kapal yang perlu perbaikan. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Biasanya untuk menangkal runti dan keropos tadi, para pekerja perbaikan akan memberi cat khusus. Baru setelah itu dilapisi cat penghias.

“Butuhnya 3 kg cat anti-runti. Lalu dicampur dengan minyak,” jelasnya.

Dalam memperbaiki kapal-kapal nelayan ini dibutuhkan waktu sekitar minimal seminggu. Tapi kalau kerusakannya banyak, bisa lebih.

Wah, nyawa nelayan di laut bergantung pada pekerjaan mereka dalam memperbaiki kapal ya, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: