BerandaInspirasi Indonesia
Minggu, 12 Okt 2019 12:03

Mereka yang Menerima Ajakan Panik Greta Thunberg

Roetji berorasi di depan peserta Jeda Untuk Ilim Semarang, Jumat (27/9) pagi. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Nggak cuma mengundang keprihatinan orang dewasa, anak-anak di Kota Semarang ini juga resah terhadap perubahan iklim yang semakin ekstrem. Dengan berpuisi, bernyanyi dan berorasi, anak-anak ini menyampaikan keresahan terhadap kondisi bumi saat ini.

Inibaru.id - Roetji Noer Soepono, bocah kelas 3 home schooling ini menyampaikan orasi di depan peserta aksi Jeda untuk Iklim Semarang dengan lantang. Di akhir orasinya dia mengatakan, "Alam telah marah sama kita!” Sebuah kalimat yang sering terdengar namun nggak betul-betul dipahami.

Selesai berorasi, Roetji kembali menyampaikan keresahannya terhadap perubahan iklim yang selama ini dia amati. “Aku tadi lupa bilang kalau pak Presiden harus mengatur pembuangan sampah dari warganya. Bu Susi jangan cuma mengatur pencurian ikan tapi juga pembuangan sampah di laut,” katanya serius.

Selain berorasi, Roetji juga membuat poster. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Bukan omong kosong. Roetji juga mengamati lingkungan tempatnya tinggal selama ini. “Dulu aku sering lihat ampal, sekarang nggak ada,” kataya. “Dulu ketika ke Semarang masih sejuk. Dulu Jogja sepi, sekarang macet pol. Di Solo kalau siang panas banget kalau malam dingin banget. Mungkin itu karena dampak pemanasan global,” lanjutnya.

Bocah berusia 8 tahun ini menjadi salah satu yang menerima ajakan panik Greta Thunberg, aktivis lingkungan asal Swedia yang belakangan viral.

Pengamatan sederhana Roetji ternyata mengubah cara pandangnya terhadap perubahan iklim yang semakin menggila. Hal itu lah yang membuatnya tergerak untuk mengikuti aksi Jeda Iklim Untuk Semarang dan mengajak orang tuanya.

Anak-anak dari SD YSKI berpuisi dan bernyanyi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Hal serupa juga dilakukan oleh Gandhi Aksaya Dhama Mahardhika yang masih duduk di bangku sekolah dasar ini. Berbeda dengan Roetji, dia menulis surat untuk Presiden yang berisi beberapa imbauan.

“Jadi memohon kepada bapak agar memperketat penjagaan hutan, karena banyak pohon yang ditebang dan dibakar. Saya menyarankan mengganti pembangkit listrik tenaga fosil menjadi tenaga air atau angin atau matahari,“ bunyi suratnya kepada Presiden.

Gandhi menunjukkan surat yang ditulisnya untuk Presiden. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Gandhi bukan satu-satunya peserta yang membacakan surat untuk Presiden di depan Kantor Gubernur. Fimala Sakanirfana Mahardika dan Steven Nataneal Sitapela juga melakukan hal yang sama, lo. Mereka mendesak untuk menyelamatkan masa depan mereka

Fimala, siswa 13 tahun menyadari pekerjaan pemimpin negara sangat banyak, nggak hanya menghawatirkan krisis iklim. Tetapi dia berharap presiden tetap berpartisipasi. "Ya paling tidak Pak Jokowi ikut berpartisipasi, misalnya buat peraturan denda untuk orang yang buang sampah sembarangan," ujar Fimala sambil tersenyum.

Nggak mau kalah, Steven juga mengungkapkan aspirasinya. Dia meminta agar anggota pemerintahan bisa membantu masyarakat merawat lingkungan. "Pemerintah harus bantu rakyat menjaga lingkungan dengan menyediakan fasilitas yang pro lingkungan pula," kata Stevan sambil meringis kepanasan.

Meski anak-anak ini merasakan paparan matahari, mereka bersama 80 anak tetap kompak menyuarakan kekhawatiran mereka akan perubahan iklim. 

Wah kecil-kecil sudah sadar dengan bahaya perubahan iklim ya, Millens! Begaimana denganmu? (Zulfa Anisah, Lala Nilawanti/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Swike Cik Ping, Warisan Rasa yang Nggak Ada Matinya di Purwodadi

7 Des 2025

Jika Hidupmu Terburu-buru, Jadikanlah Slow Living sebagai Resolusi 2026

7 Des 2025

50+ Pertanyaan Sederhana untuk Mengenal Seseorang dengan Lebih Baik

7 Des 2025

Sebenarnya, Cokelat Makanan Sehat Atau Nggak?

7 Des 2025

Gubernur Luthfi Larang Keras Penambangan di Gunung Slamet

7 Des 2025

Nanggap Reog Singo Manggolo, Aksi Nyata Nguri-uri Budaya dan Pembangunan a la Sumanto

6 Des 2025

Petolo Mayang, Jajanan Tradisional yang Kian Langka di Solo

8 Des 2025

Menilik KUHP Baru, Memangnya Pelaku Kumpul Kebo Bisa Dipidana?

8 Des 2025

Sururi, Kiai Mangrove Semarang, Raih Penghargaan 'Pelopor Tanggap Bencana'

8 Des 2025

Kontingen Forbasi Semarang Borong Medali pada Forda Jateng 2025 di Solo

8 Des 2025

Awas Smartphone Pinky! Kelingking Cekung Akibat Genggam Ponsel Kelamaan

8 Des 2025

Politik Berbiaya Tinggi, Sumanto Sebut Sistem Pemilu Indonesia Sangat Liberal Sejak 2009

7 Des 2025

Anggotanya Beragam Parpol, Sumanto Akui Pimpin KNPI Nggak Mudah

8 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: