BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 24 Mei 2024 17:00

Mendaki Punggung Kota bersama Komunitas Urban Hiking Semarang

Anggota Komunitas Urban Hiking Semarang berswa foto sehabis menjajal rute tanjakkan di Lempongsari. (Foto akun instagram @urbanhikingsemarang)

Buat kamu yang suka melakukan pendakian tapi nggak punya cukup waktu luang untuk naik gunung, mendaki punggung kota bersama Komunitas Urban Hiking Semarang mungkin bisa jadi pilihan.

Inibaru.id - Pendakian yang identik dengan aktivitas di pegunungan rupanya juga bisa dilakukan di tengah kota, termasuk di Semarang. Topografi berbukit-bukit yang dipenuhi permukiman padat adalah tantangan tersendiri bagi para pendaki untuk menaklukkan Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.

Inilah yang rutin dilakukan Urban Hiking Semarang. Alih-alih mendaki gunung, komunitas yang berdiri pada 28 Oktober 2023 itu memilih menjelajahi sudut-sudut Kota Lunpia untuk mengisi waktu luang. Hingga sekarang, sudah ada 80-an orang yang menjadi membernya.

Adalah Roy Adrianto yang menjadi inisiatornya. Lelaki yang saat ini berdomisili di Kecamatan Gayamsari Semarang itu mengatakan, komunitas tersebut dibuat untuk orang-orang yang suka hiking tapi memiliki kendala untuk naik gunung.

"Sekarang ada 80 orang yang join jadi member. Sekali trip ada kisaran 50 orang yang ikut," kata Roy kepada Inibaru.id selepas melakukan aktivitas pendakian bersama kawan-kawannya di Jalan Wilis, kawasan Genuk Baru, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, belum lama ini.

Roy mengatakan, kendati belum genap setahun berdiri, Urban Hiking Semarang telah memiliki cukup banyak peminat. Dia bahkan mengaku nggak menyangka komunitas yang rutin melakukan pendakian sebanyak empat kali dalam seminggu itu bakal disambut sebegitu antusias.

"Padahal semula saya hanya mengajak beberapa kawan; cuma untuk olahraga menelusuri daerah menanjak dengan berjalan kaki," terang lelaki 45 tahun tersebut. "Mungkin karena komunitas ini terbuka untuk siapa saja, peminatnya jadi besar."

Siapa Saja Boleh Ikut

Urban hiking adalah aktivitas pendakian yang dilakukan di area perkotaan. (Foto akun instagram @urbanhikingsemarang)

Saat mendirikan Urban Hiking Semarang, Roy memang nggak menerapkan kriteria yang ketat untuk para membernya. Siapa pun boleh ikut, yang terpenting adalah memiliki minat terhadap olahraga jalan kaki dengan medan yang cukup menantang.

"Komunitas kami berangkat dari orang-orang yang suka mendaki, tapi punya keterbatasan waktu. Nah, dengan urban hiking kami nggak perlu bepergian ke gunung; jadi waktunya lebih efisien," terangnya.

Topografi Semarang yang dipenuhi tanjakan, lanjut Roy, memudahkan mereka mencari rute untuk didaki. Berdasarkan hasil survei yang dilakukannya bersama sejumlah kawan, saat ini Urban Hiking Semarang telah memiliki 30 rute yang biasa mereka susuri.

"Tiap minggu kami kombinasikan (ke-30 rute tersebut) biar nggak bosen," bebernya. "Kami nggak memungut biaya (untuk tiap pendakian); yang penting disiplin, mulai jalan jam lima pagi, selesai jam tujuh."

Menurut Roy, hiking di perkotaan Semarang cukup menantang dan bikin berkeringat, karena tanjakan yang ditempuh termasuk menantang. Karena itulah, sebelum melakukan aktivitas tersebut, dia selalu mengimbau anggota yang mau ikut untuk tidur yang cukup pada malam sebelumnya.

"Sejauh ini menyenangkan, sih. Selain bisa silaturahmi dengan orang-orang yang suka jalan kaki, kami juga bisa sekaligus menyapa warga setempat. Orang-orang juga kadang merespons aktivitas kami di media sosial," jelasnya.

Tanjakan Paling Menantang

Potret anggota Komunitas Urban Hiking Semarang saat melewati sebuah tanjakkan. (Foto akun instagram @urbanhikingsemarang)

Selama melakoni aktivitas pendakian di wilayah Semarang, ada satu rute yang begitu membekas di benak Roy dan kawan-kawan di Urban Hiking Semarang karena begitu menantang adrenalin, yakni tanjakan di Jalan Tumpang XIII di Kecamatan Gajahmungkur.

"Tanjakkan ini tergolong ekstrem, sampai-sampai harus ditempuh dengan merangkak. Panjangnya 400 meter. Sangat curam, jadi kalau nggak berhati-hati bisa jatuh terpeleset," kenangnya, lalu tertawa.

Berdasarkan pengalaman Urban Hiking Semarang mendaki tanjakan di berbagai sudut kota, Roy mengambil satu kesimpulan bahwa kota yang ditinggalinya itu belum sepenuhnya ramah terhadap pejalan kaki karena masih ada daerah-daerah yang belum memiliki jalur khusus pedestrian.

"Sebagai orang yang hobi jalan kaki, saya cukup menyayangkan masih ada sebagian jalan yang belum memiliki trotoar, padahal itu penting," tukasnya.

Nah, buat kamu yang tertarik mengikuti aktivitas pendakian Urban Hiking Semarang, silakan pantengi media sosial mereka, ya. Sedikit informasi, mereka rutin "muncak" tiap Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu.

Hm, menarik, bukan? Kapan lagi bisa mengenal seluk-beluk punggung kotamu sambil jalan ramai-ramai kalau nggak di komunitas ini? (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: