BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 2 Apr 2021 08:00

Memahami Street Photography Bersama Fotografer Jalanan Kota Semarang Lim Winasdy

Street photography adalah salah satu genre fotografi yang unik. (Inibaru.id/ Audrian F)

Street photography adalah salah satu genre fotografi. Dari segi peminat untuk saat ini genre foto ini sedang ramai karena untuk mendapatkannya nggak susah dan nggak ribet. 'Master' street photography dari Semarang yakni Lim Winasdy membeberkan sisik-melik tentang genre fotografi itu.<br>

Inibaru.id - Saya tahu orang ini dari foto-fotonya di Instagram. Lim Winasdy namanya. Dia memang terkenal sebagai ‘suhu’ foto street atau jalanan dari Kota Semarang. Dalam suatu kesempatan yakni ketika acara Pameran Hunting Pasar Semarang saya bertemu langsung dengan Lim.

Dalam acara ini Lim Winasdy menerangkan banyak hal tentang street photography. Menurut Lim, alasan dia menyukai street photografy ini karena tipikal genrenya nggak punya patron kaku.

“Foto ini bebas. Nggak kayak misalnya foto model begitu. Segalanya serba spontan,” ujarnya pada Minggu (21/3/2021).

Kemudian untuk apa yang ditonjolkan, Lim menyerahkan ke setiap fotografer. Masing-masing, menurutnya, punya selera.

Di masa kiwari ini, tentu saja street photography bukanlah hal asing. Foto-foto street sering banget bertebaran di internet terutama dalam kanal media sosial penampil foto-foto yaitu Instagram.

Street photography kali pertama muncul di 1890-1920 di Eropa oleh Eugene Atget. Sementara di Indonesia baru muncul sekitar 1990-an sampai 2000-an menyusul hadirnya kamera-kamera digital.

Pemilihan Lensa Street Photography

Saya sendiri termasuk seseorang yang menyukai street photography. Namun belakangan saya agak bingung dengan lensa yang saya gunakan. Pasalnya memotret di jalanan nggak gampang. Objek yang diburu nggak semua bisa dipesan atau dikompromikan terlebih dahulu. Harus mengandalkan insting untuk menangkap momen dengan timing tepat.

Lim Winasdy dalam acara Pameran Foto Hunting Pasar Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Nah, dalam hal ini, kegunaan lensa begitu mendukung. Biasanya saya memakai lensa-lensa jenis zoom. Namun ternyata Lim Winasdy punya pandangan lain.

“Kalau saya lebih baik pakai lensa fix,” kata Lim yang juga sudah menjadi juri di ajang perlombaan fotografi bergengsi di Indonesia yakni Salon Foto.

Menurut Lim, dengan memakai lensa fix bidang foto kita sudah ditentukan. Untuk kualitas, tentu saja lensa fix jauh lebih bagus dari lensa zoom. Meskipun seiring zaman modern, banyak juga lensa zoom yang kemampuannya setara fix.

Selain itu Lim, menambahkan jika pakai lensa fix, dia dipaksa untuk berpikir. Jadi saat memotret kita nggak hanya sekadar mengabadikan momen, tapi juga belajar dan mengasah insting.

Sebelum menggunakan fix sebetulnya Lim juga menggunakan lensa zoom. Namun lambat laun dia lebih nyaman memakai fix.

“Idelanya pakai lensa fix yang 35mm,” sambungnya.

Nggak Perlu Banyak Editing

Setelah penentuan lensa beres, masih ada yang mengganjal bagi saya seputar genre street photography. Kebanyakan, foto-foto jalanan itu unik, mulai dari komposisi dan ketepatan momen. Nah, apakah editing juga begitu urgent ya di fotografi jalanan ini?

Lim menyarankan foto jalanan pakai lensa fix saja. (Pixabay)<br>

Kalau kata Lim Winasdy, sebisa mungkin street photography itu natural. Nggak perlu terlalu banyak editing. Bahkan saat menjadi juri di Salon Foto Indonesia, Lim selalu memberi batasan kepada peserta mengenai hal ini.

“Ya maksimal mengatur gelap-terang atau saturasi warna. Kalau sampai menghilangkan atau menambah objek itu ya nggak boleh,” tuturnya.

Lim menyarankan jika memotret sebaiknya buatlah foto yang sudah jadi. Jangan berpikir untuk mengedit. Perkara mengedit foto itu bagian terakhir, kalau fotonya bagus, editingnya juga nggak sulit.

“Motret itu kayak masak. Semua bumbunya harus sudah pas, jadi sewaktu matang sudah enak,” ucap Lim.

Street photography punya potensi komersial tapi nggak sebesar genre foto lainnya. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Potensi Komersial

Saya penasaran juga, di genre foto yang lain banyak yang punya potensi komersial, entah itu model, landskap atau bahkan foto produk. Lalu bagaimana dengan fotografi jalanan yang nggak punya unsur apapun dan hanya lebih menonjolkan seni fotografi?

Menurut Lim, potensi komersial dalam street photography sebetulnya ada. Hanya nggak sebesar seperti genre yang lain. Sebab ya itu tadi, fotografi jalanan lebih digunakan untuk mengeksplor kemampuan seni fotografi ketimbang mencari uang.

“Sementara street (photography) yang komersial itu ya sesuai permintaan,” lanjut Lim.

Maksudnya, kamu bisa memperoleh penghasilan jika ada pesanan tertentu. Di luar itu cukup sulit. Jenis fotonya pun nggak banyak, mungkin hanya berupa elemen atau benda-benda mati seperti gembok atau bentuk bangunan.

Kalau jenis foto elemen-elemen dan benda seperti itu bisa dijual di laman-laman pembeli foto seperti misalnya "Shutterstock". Kalau sudah ada unsur manusianya, masuknya ke foto editorial dan harus dibubuhi narasi penjelasan singkat.

Hem, jadi seperti itu ya street photography. Sekarang saya sudah lebih paham. Kalau kamu gimana, Millens, apakah suka juga dengan genre foto ini? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: