BerandaInspirasi Indonesia
Minggu, 27 Agu 2022 13:00

Kisah Pelukis Pop Surealis Roby Dwi Antono, Dari Ambarawa, Karyanya Diakui Dunia

Salah satu karya seni Roby Dwi Antono. Secara umum karyanya selalu menampilkan gambar anak, monster, dan fantasi. (Opini/Roby Dwi Antono)

Roby Dwi Antono berasal dari kota kecil Ambarawa, Jawa Tengah. Dia juga bukan lulusan kampus seni ternama. Tapi, karyanya diakui dunia. Seperti apa ceritanya sampai dia bisa setenar sekarang?

Inibaru.id – Usaha keras pasti akan menghasilan sesuatu yang positif. Hal inilah yang kini dirasakan oleh pelukis pop surealis Roby Dwi Antono. Perjuangan bertahun-tahun laki-laki berusia 31 tahun ini kini diakui dunia. Karya-karyanya bahkan diburu para kolektor dari berbagai negara.

Gaya lukisan Roby memang sangat unik. Sejumlah kritikus menyebut gayanya sebagai kombinasi dari seniman Yoshitomo Nara yang khas dengan lukisan perempuan imut dengan mata besar dan Tetsuya Ishida yang sering menunjukkan sisi depresi manusia.

Lulusan SMK Grafika Semarang ini memiliki pengalaman yang berbeda dari seniman-seniman lainnya. Setelah lulus sekolah, dia bekerja di Batam namun kemudian pindah ke Yogyakarta untuk bekerja sebagai desainer grafis yang fokus pada buku-buku kelulusan sekolah.

Dari situ, dia belajar menggunakan karya seni dengan aplikasi komputer. Setelahnya, barulah dia mulai melukis di atas kanvas.

Nggak Langsung Terkenal

(Crafters.getcraft)

Tapi, karya-karyanya ternyata nggak langsung diterima oleh pecinta seni Tanah Air. Dari berbagai kompetisi yang dia ikuti, Roby sama sekali nggak memenanginya.

“Saya nggak tahu kenapa. Beberapa kali ikut perlombaan tapi nama saya nggak jadi pemenang,” ucap Roby, Februari 2017 lalu.

Tapi, Roby nggak patah arang. Dia terus mengasah kemampuannya dan terus melukis dengan ciri khasnya.

Hasilnya, pada 2012, dia mampu mengadakan pameran tunggal di Tirana Art House & Kitchen, Mantrijeron, Yogyakarta, dengan tema “Pilu Lalu”. Sejak saat itu, Roby semakin yakin karya-karyanya bakal diakui banyak orang.

Keyakinannya ternyata nggak salah. Pada Januari 2017, karyanya dipajang di Art Stage Singapore. Satu bulan setelahnya, karyanya juga dipamerkan pada Art Fair Phillippines.

Karyanya menembus Amerika Serikat saat dia ikut serta pada pameran Thinkspace di Los Angeles pada Februari 2020. Pada tahun yang sama, tepatnya pada bulan Desember, karya Roby dipamerkan di London, Inggris.

(Artmerit)

Karyanya makin diakui dunia tatkala digunakan sebagai sampul album band dengan genre dream pop asal Denmark Sleep Party People. Cover album Head in the Cloud milik Rich Brian juga mendapatkan sentuhannya. Setelah itu, pada Juni 2021, lukisannya berjudul Lonesome Hero #3 dijual dengan angka 30 ribu Dollar AS di lembaga lelang seni Artsy.

Tahun ini, karyanya dipajang di Nanzuka Underground. Asal kamu tahu saja ya, Millens. Ajang seni yang didukung oleh Waltz Disney Company Jepang ini juga diikuti seniman-seniman kelas atas dunia dan dikurasi galeri dari Tokyo.

Prestasi Roby Dwi Antono bikin bangga, ya, Millens. Semoga saja dia bisa menginspirasi generasi-generasi lebih muda untuk nggak patah arang terus berkarya. (Wik, Det, Kor/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024